Happy Reading Semua!
19|Permintaan
"Shreya?Lo ngapain"
Shreya menjatuhkan tong sampah itu dan berbalik menghadap seseorang yang memanggilnya.
"Anjirr gue kira siapa, ngagetin Lo babi" ucapnya mengelus dada.
"Heh, siapa Lo panggil babi?! Gue Axel Dirgantara cowok paling gan-"
"Bacot Lo" ujarnya ingin beranjak.
"Eh eh eh pungut dulu tuh sampah, jangan bikin hukuman gue tambah ribet gegara Lo banyak tingkah" Axel menarik kerah belakang kemeja Shreya.
Sebenarnya tadi Axel dihukum membuang semua sampah ke belakang sekolah.
Keempat temannya yang lain? Mereka kabur, tadi saat di kantin Axel di dorong Surya sampai minumannya mengenai pakaian Mr.Johan, saat mau membela diri teman teman kampretnya malah kabur dan jadilah ia yang terkena hukuman.
"Ck ngerepotin" ucapnya tak urung memungut beberapa sampah yang berceceran di lantai.
"Nye nye nye buruan"
"Nah udah Lo bisa balik, hush sana" usir Axel sambil mengibas kan tangannya.
"ANJING KAU MAS!"
Ia langsung melenggang pergi, shreya harus segera mengambil karet nya agar urusannya dengan kecebong itu cepat selesai.
"Aarrrgghhh awas aja kalau ketemu! gue goreng juga dikompor pak Mamat"
Pak Mamat pedagang nasi goreng langganannya di SMA nya dulu, terkenal dengan penggorengannya yang hitam legam.
Kemana tuh kecebong, cepet amat per-
DUG
"Anj-"
Shreya memekik tertahan lantaran seseorang tiba-tiba menariknya dan menyudutkannya ke tembok. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat ditatap mata tajam yang terhalangi dengan kaca mata hitam.
Matheo menempelkan kedua tangannnya pada tembok disisi kepala shreya membuat gadis itu terkurung karenanya.
"deket banget perasaan sama temen gue, cocok tuh lo berdua" ucapnya santai tapi raut wajahnya tak bisa berbohong.
"woy! Tanisha" Matheo menjetikkan jarinya tepat di depan wajah Shreya yang masih shock.
"lo gila?! awas!" sepertinya nyawa shreya sudah terkumpul. shreya tidak tenang dengan posisi seintim ini.
Matheo menggeleng pelan. "gue gak gila tuh, gue capek capek sembunyi, lo nya malah ngobrol sama axel, kan gue capek jongkok dari tadi"
"siapa suruh!" geram shreya. "kemba-"
Matheo mendekat, "jangan banyak omong atau gue makin pepetin lo" ancam Matheo tepat di telinga shreya membuat gadis itu menegang.
"nah kalau kalem ginikan bagus" Matheo senangkan jadinya.
demi apapun kaki shreya seperti jelly saat Matheo terus menghembuskan napas yang bercampur aroma mint itu pada tengkuknya.
"enggak masuk kelas?" tanya Matheo dengan jarak yang masih sangat dekat.
Shreya tidak menjawab, tatapannya masih terpaku ke dalam iris mata tajam yang terhalangi kaca hitam.
"ngedip, lama amat terpesonanya neng" celetuk Matheo membuat Shreya tersadar.
"gak usah kegeeran!awas" ketus shreya sembari mendorong tubuh matheo.
shreya menengadahkan tangannya, tapi segera ia tarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHREYA
Teen FictionShreya Tanisha, nama perempuan yang tak tau arah takdirnya, sedikit demi sedikit secercah harapan muncul, pertemuan dengan keluarga lengkapnya yang masih membuatnya tak mengenal arti kata keluarga. Hanya ada Mama nya seorang, tak ada yang lain. Teta...