21

16 0 0
                                    

Happy Reading Semua!

21| Kado

"Baik sampai sini dulu, jangan lupa untuk setiap kelompok membuat PPT dan segera kumpul pada link yang telah disediakan, selamat sore semuanya" setelah Ms Cisi keluar semuanya segera merapikan buku di atas meja, berbeda dengan shreya yang sudah bergegas untuk keluar kelas.

"Woy Rey Lo mau kemana, tunggu!" Teriak Zoya saat melihat Shreya sudah hampir berada di depan pintu.

Sesaat ia mengernyit saat Shreya berjalan mundur dan langsung bersembunyi di bawah meja guru.

Felice yang tadinya ingin memanggil Shreya di urungkan saat melihat Seseorang yang bersender pada palang tembok di samping pintu. Setelah itu ia menaik turunkan alisnya mencoba menggoda Shreya yang saat ini sudah menatapnya membunuh.

"Eeghemm Rey kok masuk lagi? Padahal tadi semangat banget keluar kelasnya" ujar Felice sesaat ia tidak melihat pergerakan dari Matheo, tetapi beberapa kali ia terkena serangan spidol dari Shreya.

Kampret Lo bangsul

Setelah itu semua anak kelas segera keluar, beberapa menyapa Matheo yang dibalas anggukan saja. Shreya berjalan ditengah tengah Ucup dan Tristan, tetapi tarikan di belakang kerahnya menghentikan langkahnya, Shreya menghela napas langsung menatap tajam Matheo yang sedang melipat tongkatnya.

Lalu dengan santai ia menggenggam pergelangan kanan Shreya, membuat pemilik tangan itu melotot dan menghempaskan tangan nya.

"Gak usah pegang - pegang gue?!" Ucapnya seraya menjauh sebelum itu Matheo sudah memeluk pinggangnya erat mengakibatkan beberapa perempuan disekitar mereka mimisan bahkan pingsan.

sesaat Shreya menatap mata Matheo yang tertutup kaca mata handalannya, seketika ingatan saat pertama kali ia bertemu dengan Matheo membuatnya bergidik ngeri lalu dengan gerakan gesit ia menendang bagian itu nya Matheo tetapi kalah cepat karena ia segera merapatkan kakinya hingga lututnya menjadi korban.

"KAMPRET LO!" teriak Matheo dibalas tatapan mengejek dari perempuan dihadannya ini.

"mangkanya jadi cowok gak usah mesum!, Lo cari kado aja sendiri gue udah kagak mood!" Ujarnya sambil menunduk mengikat tali sepatunya yang lepas.

"Lo udah janji" ucap Matheo lirih membuat Shreya menegang lalu mendongak menatap Matheo yang mengalihkan tatapannya, hal itu membuat Shreya jadi merasa bersalah.

"ck yaudah cepetan" ujarnya segera berlalu tapi ia tak merasa ada pergerakan dari lelaki dibelakangnya, segera ia menatap Matheo yang masih berdiri tanpa ada niatan untuk mengikutinya, seketika Shreya menepuk jidat, sial kenapa ia bisa lupa jika Matheo tidak bisa melihat.

Shreya berjalan pelan dan menggapai tangan besar dan kekar Matheo hal itu membuat pria itu terkejut setengah hidup bahkan jika di teliti lagi pipinya sudah memerah hingga telinga.

"Mana mobil lo" ucap Shreya saat mereka tidak menemukan Mobil Matheo yang biasa menjemputnya.

"ambil HP gue di kantong"

Hal itu membuat Shreya melotot,"HAH GILA LO!, OTAK LO ISI APAAN SIH HAH! YAKALI GUE AMBIL DI KANTONG LO!"

Matheo mengeryit bingung apalagi mereka sudah menjadi tontonan murid WIS yang ada di sana, seketika bibirnya berkedut geli.

"lo pikir kantong apa? maksud gue kantong tas, ckckck Tan lo mesum juga ya" Shreya yang mendengarnya seketika malu dan segera memutar tubuh Matheo membelakanginya membuatnya terhuyung, dengan kesal Shreya mengambil HP dan tanpa sengaja menekan tombol power menampilkan Foto yang membuatnya terdiam.

"mana hpnya" seketika ia menyerahkan HP itu kepada Matheo, ia segera duduk di kursi tunggu yang tesedia.

"ayo, supir gue udah didepan gerbang" spontan ia menggenggam tangan kecil dan mulus Shreya, sesaat ia menatap bingung perempuan disampingnya yang tidak menolak dan hanya diam saja mengikuti langkahnya. Ia tidak salah narik orang kan?

didalam perjalanan pun Shreya hanya diam dan Matheo juga tidak ingin mengganggunya. sesampai mereka di Mall setelah turun bukannya langsung masuk ia menarik Shreya ke seberang.

"lo ngapain ngajak gue kesini? katanya mau beli kado"

"sebelum itu isi perut dulu, gue gak mau lo nangis gara - gara laper" Shreya melotot dan memukul Matheo membabi buta, bukanya marah tapi ia malah terkekeh geli.

"Lo lucu kalau marah" seketika Shreya diam membatu saat Matheo mengusap rambutnya pelan.

"lo mau makan dimana? restoran atau kedai?" 

"kedai aja" setelah itu Shreya menarik tangan Matheo sedangkan pria itu hanya mengikutinya.

"pak beli 2 porsi ya"

"siap neng"

Shreya menarik kursi tetapi ditahan Matheo, "gue bisa sendiri" Matheo langsung menarik kursi disebelahnya dan menggeser Shreya agar duduk disana.

"Jadi Lo mau beli kado buat siapa?" Tanya Shreya membuka obrolan.

Matheo menerima sendok dan garpu yang sudah di lap Shreya entah karena inisiatif apa hingga Shreya melakukannya dengan sukarela.

"Buat orang spesial di hidup gue" Shreya mematung sejenak.

"Widih pasti itu orang sabar banget ya ngeladenin Lo" ucapnya tertawa terpaksa.

"Iyalah dia udah ngerawat gue dari dalem kandungan" ucap Matheo.

"Hah? Maksudnya?"

"Maksudnya apaan, udah buruan makan" ucapnya saat makanan sudah disajikan.

"Bentar dulu ini Lo enggak beliin kado buat pacar Lo?" Ceplos Shreya membuat Matheo terbatuk sampai mengeluarkan air mata. Shreya yang kalang kabut langsung menyodorkan teh manis yang mereka pesan.

"Buset Lo ngomong apaan sih? Pacar apaan ngawur"

"Ya Lo tadi bilang orang spesial" Matheo menatapnya tidak percaya.

"ANJING MAKSUDNYA NYOKAP GUE"

"HAH"

****
HOLAAAAA

04 Maret 2024

SHREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang