pertama

1K 127 49
                                    

Yedam dan Jeongwoo telah menjadi teman satu kamar selama kurang lebih setahun. Tapi bukan perkara mudah untuk hidup berdampingan dengan orang lain, jadi itu sebabnya mereka berdua butuh waktu untuk beradaptasi dengan kebiasaan masing-masing, seperti misalnya:

"Bisa nggak sih lampu ruang tengah tuh dinyalain?" Yedam memijat pangkal hidungnya begitu keluar dari kamar asrama yang dia bagi bersama Jeongwoo.

Ini masih sore, tapi suasananya terasa lebih suram karena hanya ada cahaya dari lampu dapur.

"Hemat listrik, tau." jawab Jeongwoo, lalu menunjuk ke arah lemari es yang tadi dia buka. "Bisa nggak sih sisa makanan tuh dibuang aja?"

"Tapi itu nasi goreng bekas semalem, masih bisa dimakan!" protes Yedam.

Jeongwoo mendecih. "Nggak peduli, pokoknya yang udah nggak layak makan bakal gue buang."

Yedam cemberut, lalu berjalan mendekati lemari es mereka sementara Jeongwoo bergegas untuk mengosongkan isinya dari makanan-makanan sisa yang sering disimpan Yedam.

"Di freezer ada es krim." celetuk Jeongwoo yang diam-diam memerhatikan ekspresi jengkel Yedam. "Lu suka es krim, kan?"

Yedam menoleh ke arahnya secepat kilat dengan mata berbinar. "Emangnya ada yang nggak suka es krim?"

Mendengar hal itu, Jeongwoo terkekeh. "Lu belum makan, ya?"

Yedam yang pada dasarnya memang baru bangun dari agenda tidur siangnya, hanya bisa menguap dan mengangguk pelan.

"Yaudah, lu mandi dulu. Abis itu gue masakin buat dinner."

"Seriusan?" Yedam memerhatikan Jeongwoo yang mulai mengeluarkan beberapa bahan masakan dari paperbag yang disimpan di atas meja dapur. "Lu nggak bakal ngeracunin gue, kan?"

Jeongwoo mendelik, lalu mengacungkan pisau ke arah Yedam dengan posisi mengancam. "Lu mau makan atau nggak?"

"Iya iya, mau."

~~~^^~~~

"Jeongwoo, itu handuknya dijemur dulu!"

Yedam paling tidak tahan melihat hal-hal berantakan, dia bahkan tidak sungkan untuk berteriak apabila Jeongwoo tidak mengembalikan barang yang baru dipakainya ke tempat semula.

"IYA BENTAR!"

"Jangan lupa tuh buang sampah lu, akhirnya kemarin gue yang ngebuangin sampah lu!"

Jeongwoo merengut, karena dia sedang sibuk bersiap-siap pergi ke kelasnya yang sebentar lagi akan dimulai. "IYA!"

Pagi itu, Yedam sedang membuat roti isi untuk sarapan dirinya dan Jeongwoo. Walaupun teman sekamarnya agak menyebalkan, tapi Yedam tetap harus membalas kebaikan Jeongwoo atas makan malamnya tempo hari.

"Barang-barang lu selalu aja berserakan di lantai--"

"DAM, KEMEJA GUE DI MANA--" balas Jeongwoo, berbarengan dengan suara barang-barang jatuh ke lantai.

"Brengsek, itu jangan diacak-acak!" sela Yedam tidak kalah kerasnya, kesal juga mendengar Jeongwoo yang rusuh sejak tadi. "Kemeja yang mana sih?!"

"KEMEJA YANG BIRU GARIS-GARIS!"

Yedam menghela napasnya saat melihat kebiasaan Jeongwoo yang masih sering lupa menyimpan barang-barangnya dengan benar.

"Kan udah gue bilang keranjang laundry gue yang warna abu-abu, punya lu yang putih."

Yedam bisa mendengar suara derap langkah yang menjauh kemudian dia sedikit mengintip ke arah Jeongwoo sekarang. "Ada nggak?"

"ADA!"

Yedam lantas mematikan toaster karena rotinya sudah matang. "Lu mau sarapan--"

"Dibungkus aja, pake tupperware lu yang warna ungu itu. Sekalian tuangin susu dong ke gelas." pinta Jeongwoo yang sekarang sedang merapikan tampilan dirinya.

Yedam terdiam sebentar sebelum otaknya berfungsi kembali. "Ngelunjak, bangsat."

Jeongwoo hanya terkekeh sementara Yedam melakukan apa yang diminta olehnya sebelum menutup tupperware itu dan meletakkannya di atas meja.

"Nanti gelasnya cuci--"

"Anjing, telat!" Jeongwoo meminum susunya dalam satu kali tegukan, lalu melirik jam tangannya dengan panik. "Dam, gue berangkat ya."

"Jeongwoo, ini sarapan lu!"

Seketika langkahnya terhenti, Jeongwoo yang belum sempat meraih pintu depan langsung membalikkan tubuhnya ke arah Yedam. "Sini, lempar!"

Yedam melotot, meskipun jarak antara dapur dan ruang tengah mereka tidak terlalu jauh, tapi itu tetap beresiko. "Kalo nggak ketangkep gimana? Nanti tupperware gue rusak!"

"UDAH SIH LEMPAR AJA!" teriak Jeongwoo tidak sabar.

"Sampe nggak ketangkep, gue tonjok lu ya!" Yedam masih ragu, tapi dia terpaksa melakukan ancang-ancang untuk melempar tupperware yang sekiranya akan jatuh ke tangan Jeongwoo.

Jeongwoo lantas menunjukkan tupperware ungu yang berhasil dia tangkap sambil melemparkan flying kiss ke arah Yedam dengan main-main. "Thanks, ya. You're my savior."

"Najis, geli banget." Yedam bergidik, masih memerhatikan Jeongwoo yang sekarang sudah menutup pintu dengan bantingan cukup kasar.

tbc..

~~~^^~~~

wkwk masih ada yg mau baca cerita ydm nggak yaaa?

Room(mates) - [jeongdam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang