kedelapan

388 70 11
                                    

Hari ini Jeongwoo mengajak Yedam pergi ke pusat perbelanjaan, untuk berjalan-jalan atau sekedar mencoba berbagai jenis makanan yang ada di food court.

Ketika sampai di lantai dua, Jeongwoo menghabiskan sebagian waktunya untuk melihat-lihat pakaian di beberapa toko sementara Yedam hanya mengikutinya berkeliling.

"Apa gue harus pake baju formal ya nanti?" tanya Jeongwoo sambil memilih-milih pakaian yang mencuri atensinya.

Yedam tergelak. "Lu pikir mau ketemu Dosen?"

Jeongwoo mendengus. "Siapa tau aja kan Mamih lu punya preferensi khusus."

"Nggak lah, santai." Yedam terkekeh geli. "Lu tuh kayak mau ketemu sama siapa aja."

"Deg-degan gue, soalnya mau ketemu calon mertua." goda Jeongwoo, yang langsung dibalas tatapan tajam dari Yedam.

"Berisik, lu."

"Cocok nggak?" Jeongwoo menempelkan cotton twill overshirt warna hijau muda di depan dadanya, memperlihatkannya pada Yedam yang kini mengangguk.

"Yaudah, gue mau nyoba dulu." Jeongwoo berjalan ke arah kamar ganti yang berada di sudut ruangan.

Saat sedang menunggu sembari memainkan ponselnya, Yedam mendengar suara seseorang yang memanggil namanya, jadi dia menoleh untuk melihat siapa itu.

"Yedam!"

Dan laki-laki yang baru saja memanggilnya itu adalah seseorang yang sebenarnya tidak ingin Yedam lihat lagi selama sisa hidupnya.

Yoon Jaehyuk, mantan pacarnya.

Yedam menggeleng heran, bisa-bisanya dari sekian banyak pusat perbelanjaan yang ada di daerah ini, dia harus bertemu lagi dengan mantan pacar yang sulit sekali dilupakannya.

Mereka berdua putus saat berada di tahun terakhir SMA, alasan klasik katanya Jaehyuk tidak bisa melanjutkan hubungannya dengan Yedam lantaran dia ingin fokus pada ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Tapi satu bulan kemudian, Yedam melihat instastory Jaehyuk yang sedang berada di pameran seni bersama seorang lelaki asing.

Yedam masih menolak fakta bahwa Jaehyuk memutuskan hubungan mereka hanya untuk memilih lelaki asing itu ketimbang dirinya.

"Lu apa kabar, Dam?" Jaehyuk memeluknya sekilas sebagai sapaan, seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

"Baik, kayak keliatannya." jawab Yedam seadanya.

Jaehyuk menoleh ke kanan dan kirinya. "Lu sendirian aja?"

"Nggak, gue sama--" Yedam gugup, kedua matanya bergerak mencari keberadaan Jeongwoo yang sampai sekarang belum kembali. "--pacar, kok."

Jaehyuk terkekeh. "Oh, udah punya pacar? Kirain belum move on."

Yedam sudah menduga kata-kata semacam itu akan keluar dari mulut Jaehyuk, jadi dia hanya menanggapi dengan senyum samar.

"Kenalin pacar lu ke gue, dong." pinta Jaehyuk.

Yedam langsung berpikir cepat agar tidak terlihat mencurigakan. "Pacar gue masih lama kayaknya. Lagian lu juga keliatannya udah mau pulang, kan?"

"Santai aja, toh Asahi juga masih ada urusan di bawah." Jaehyuk tersenyum hangat. "Jadi gue free, kok."

Ada rasa tidak ikhlas di hati Yedam ketika Jaehyuk menyebutkan nama tunangannya dengan senyuman yang dahulu hanya diberikan untuknya.

Dan kenapa Yedam bisa tahu bahwa mereka telah bertunangan? Ya karena men-stalking sosial media Jaehyuk adalah kegiatannya di waktu luang.

'Bangsat, Yoon Jaehyuk emang bangsat.' gerutu Yedam.

Room(mates) - [jeongdam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang