Liburan semester baru saja dimulai, tapi asrama mahasiswa bisa dibilang sudah cukup sepi. Kamar milik Yedam dan Jeongwoo menjadi satu dari sekian banyak ruangan yang penghuninya masih ada.
Dan untuk meminimalisir rasa bosan, kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini adalah memasak bersama. Untungnya Jeongwoo tidak pernah membiarkan lemari es mereka kosong, jadi itu mempermudah Yedam untuk mulai bereksperimen.
"Masak apa kita hari ini?"
"Frittata!" jawab Yedam, nada suaranya terdengar riang.
Jeongwoo tersenyum kecil. "Bahannya apa aja?"
Yedam menatap layar ponselnya cukup lama, lalu kembali menatap Jeongwoo. "Minyak goreng, bawang bombai, bayem, tomat, telor, sama keju."
"Itu doang?" sahut Jeongwoo sambil menyiapkan talenan dan pisau.
"Emangnya ada bahan lain yang bisa ditambahin?"
"Di kulkas ada seledri sama wortel sisa kemarin, boleh ditambahin nggak biar makin rame?" Jeongwoo butuh persetujuan, karena bagaimana pun juga ini adalah resep Yedam.
"Boleh, deh." Yedam berkata enteng, di satu tangannya terdapat mangkok dengan campuran telur dan keju yang sudah diparut.
Jeongwoo bersiul menggoda. "Anjay, berasa MasterChef banget."
Yedam terkekeh sebelum kembali fokus pada masakannya. "Lu bisa motong tomatnya nggak?"
Jeongwoo memutar-mutar tomat di tangannya sambil melihatnya dengan seksama. "Mau dipotong gimana?"
"Dipotong melingkar gitu, tapi jangan terlalu tebel." pinta Yedam yang sekarang sibuk mencincang bawang bombai.
Jeongwoo memutuskan untuk memotong bahan-bahan yang telah dia ambil dengan kecepatan menyeimbangi Yedam.
Beberapa menit berlalu begitu hening, keduanya fokus dengan tugas masing-masing, berusaha untuk membuat masakan yang dapat dimakan dengan kemampuan seadanya.
"Jeongwoo.." panggil Yedam tiba-tiba.
Jeongwoo langsung menoleh, dan menemukan ekspresi bingung di wajah Yedam. "Kenapa? Ada yang salah?"
"Nggak, sih. Tapi--" Yedam ragu-ragu untuk mengemukakan isi pikirannya saat ini. "--menurut lu tomat itu buah atau sayur?"
Jeongwoo berkedip, lantas menunduk pada isi talenannya. "Tomat?"
Yedam mengangguk sembari memerhatikan bawang bombai yang sedang ditumisnya perlahan mulai layu. "Tomat tuh menurut gue nggak enak kalo dimakan langsung kayak buah, tapi tomat cocok dimasak pake bumbu gurih gitu."
Mendengar pendapat Yedam, membuat Jeongwoo malah ikut-ikutan berpikir. "Tomat termasuk buah deh kayaknya? Soalnya tomat tuh terbentuk dari bunga, punya biji juga, terus struktur benihnya lebih deket ke benih berbunga."
Yedam mengerutkan kening. "Tomat itu sayur, soalnya dia temenannya sama sayur-sayuran. Lagian tomat jarang banget jadi dessert kayak buah-buahan yang lain."
"Tomat itu buah, soalnya buah-buahan itu yang cirinya punya banyak biji." sangkal Jeongwoo.
"Nggak!" seru Yedam bersikeras, seolah memantapkan pendapatnya. "Tomat itu sayur, dia seringnya ada di salad, soto, atau jadi pelengkap mie instan."
"Tapi tomat enak dibikin jus, kok. Kayak buah-buahan yang lain." celetuk Jeongwoo, dia tidak berniat mengatakan apapun lagi setelahnya dan berinisatif untuk lanjut memotong wortelnya.
Yedam merenung sejenak. "Iya, sih. Tapi dia tetep sayur."
"Buah."
"Sayur."
Jeongwoo berdecak jengkel. "Buah."
"Dibilang sayur ya sayur!" tegas Yedam.
"Sayang, udah dong." panggil Jeongwoo iseng, berharap itu bisa menghentikan perdebatan mereka.
Yedam melotot atas panggilan itu, dia ingin memukul dan mencubit Jeongwoo tapi kedua tangannya masih sibuk menyisihkan tumisan yang sudah matang. "Liat aja nih buktinya, sekarang dia temenannya sama bayem, seledri, wortel."
Jeongwoo langsung menghela napas lelah. "Dam, sumpah.. nggak lucu banget kalo kita berantem cuma gara-gara masalah tomat."
Yedam cemberut, bibirnya sengaja dia majukan sedikit, menjadi tanda bahwa dirinya sedang merajuk. "Lu tuh sebenernya nggak beneran sayang sama gue, kan?"
Jeongwoo tercengang, dia bersumpah akan membenci tomat seumur hidupnya jika itu menyebabkan dirinya 'putus' dengan Yedam. "Nggak gitu--"
"Fine, kalo gitu gue nggak mau punya pacar yang nggak sependapat sama gue." Yedam hendak pergi dari dapur, tapi Jeongwoo langsung menghadangnya dengan cara menaruh kedua tangannya pada bahu Yedam, dan memaksanya untuk kembali ke depan meja dapur.
"Yaudah iya, tomat itu sayur." tandas Jeongwoo, dia bisa melihat seringai puas yang muncul di bibir Yedam.
Jeongwoo pikir perdebatan mereka sudah berakhir setelah dia mengalah, tapi nyatanya ini masih akan berlanjut karena sekarang Yedam kembali merengek. "Tapi gue masih penasaran sama satu hal."
"Apalagi, sih?" tanya Jeongwoo jengah.
"Lu kalo makan bubur diaduk atau nggak?"
tbc..
~~~^^~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Room(mates) - [jeongdam]
Fanfic[COMPLETED]✔ Yedam dan Jeongwoo, dua orang yang terkadang bertentangan, tapi tetap berusaha memahami satu sama lain, apalagi dengan status mereka sebagai teman satu kamar. bxb harsh word bahasa non-baku fiksi only! ⚠please don't be a silent readers⚠