15. 𝐊𝐞𝐫𝐭𝐚𝐬 𝐩𝐮𝐜𝐚𝐭

41 8 38
                                    

|
|
|
|
|
♥︎
|
|
|
|
|
♡︎
|
|
|
|
|
♥︎
|
|
|
|
|
♡︎
|
|
|
|
|
꧁ 𝑹𝒆𝒕𝒊𝒔𝒍𝒂𝒚𝒂 ꧂


×÷×

Kamis, pukul 08.00 Wib.

Hendery masih terlihat sama, kacau dan rasa hampanya masih teramat kuat ia rasakan.

Setelah semuanya selesai perihal Hanna, ia memutuskan untuk mengunci diri di kamar berhari-hari.

Dan ini, tentang seseorang yang selalu ingin melarikan diri dari kehidupannya.

Dunia terlihat fana, dan apa yang di raih menjadi tidak bermakna.

Ada masa, kita terlihat seperti balon yang ditiup penuh, jika di tekan tidak akan tahan, lalu meledak.

Hendery, tengah di posisi seperti itu.

Cara pandang yang keliru adalah awal dari sebuah kehancuran atma yang rentan.

Karena itu, ia tengah berusaha menyusun dirinya yang hancur, mengumpulkan serpihannya dan memolesnya lebih baik.

Ia hanya ingin menenangkan dirinya, ia juga tengah berusaha berdamai dengan otak dan hatinya, berusaha agar bisa sedewasa mungkin untuk kedepanya.

Terlebih ia tak pernah tahu, akan ada hal buruk apalagi di kedepannya.

Bahagia adalah saat kita tidak terganggu.

Lantas jika Hendery merasa terganggu oleh dirinya sendiri, apa yang harus ia lakukan?

Pada titik ini, Hendery memutuskan untuk tak melakukan aktivitas berat apapun, bahkan ia tak bertemu dengan siapapun, tak terkecuali Ayahnya.

Ia tak ingin bertemu dengan orang-orang di tengah keadaanya yang masih labil dan rentan.

Ia takut ia akan mengacau dan melukai orang-orang tanpa di sadarinya, ia takut hilang kendali.

Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk memperbaiki dirinya agar lebih siap lagi untuk menjalankan keseharian normalnya.

"Der udah bangun? Gue bawain lo nasi uduk buatan Mamah, nanti di makan yah?"

Seperti biasa, Seanna akan datang di setiap harinya hanya untuk mengantarkan makanan untuk Hendery.

Pak Hans sudah mulai sibuk dengan kerjaannya, dan tak tahu apa yang tengah ia urus karena akhir-akhir ini ia jarang di rumah lebih lama.

Ketika di rumah, ia hanya menyediakan makanan siap saji untuk Hendery makan, setelah itu bergegas pergi lagi.

"Kalo masih gamau ketemu gak apa-apa, tapi nanti nasinya makan yah?" suara Seanna terdengar cukup bergetar dan kecil di balik pintu kamar Hendery, di sisi lain Hendery masih berbaring di atas lantai dan menatap langit-langit kamarnya.

Hendery tak berminat untuk menjawabnya, lalu suara langkah kaki Seanna mulai terdengar menjauh, setelah itu Hendery terbangun dari posisinya lalu berjalan ke arah jendela untuk melihat Seanna.

"Sorry, gue masih belum bisa ketemu sama lo juga."

×÷×

Jum'at, 08.00 Wib.

Seanna tengah sibuk membuatkan sarapan untuk Hendery lagi, ia tahu Hendery memang sedang tak ingin bertemu siapapun, tapi ia yakin, Hendery akan selalu memakan makanan yang di buatnya.

Retislaya || 𝐇𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫𝐲 𝐖𝐚𝐲𝐕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang