Aku benci
ketika di malam-malam seperti ini
aku mulai merindukanmu.
Dalam gelapnya
aku tenggelam di bayangmu.
Dalam dinginnya
aku terbenam di angan pelukmu.
Malam-malam seperti ini
kala memori membawaku pergi
kepada yang lalu, yang tiada kembali.
Aku benci
ketika gelak tawamu kembali nyaring dalam rongga telingaku
atau lembut kedua tanganmu
menggegamku dan mengusap lembut rambut di kepalaku.
Aku benci malam-malam seperti ini
karena kamu yang setia bermain-main dalam kepalaku
melompat-lompat dalam relung hatiku
dan sekali lagi
membuatku merindumu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Kopi dan Kepulan Asap yang Menghilang
PuisiLarik-larik kata dari pikir yang tak terucap.