INA 13

38 7 0
                                    

Nial menatap ken dari tepi yacht, dirinya menangis mengingat kata-kata vidy sebelum dirinya terjatuh ke laut.

Kesayangannya meminta maaf, suaranya bahkan benar-benar mengisyaratkan bahwa vidy benar-benar putus asa.

"Aku terlalu lama, harusnya aku bisa memperkirakan ini.

Memperkirakan jika vidy kabur dan menghadiri acara ini, hiks.

Vidy...... jangan tinggalkan kita. hiks." lirih nial putus asa menatap lautan yang gelap itu.

"Vidy.........." teriak nial frustasi.

Malam itu benar-benar malam yang buruk bagi nial begitu juga ken.


Waktu berputar cepat, namun team yang diperintahkan untuk mencari vidy masih belum menemukan titik terang sedikitpun.

Sedangkan di sisi lain, "Sial, Jimmy bukannya jalan sudah di siapkan?

Kenapa sekarang berhenti?" Emosi Adamson melihat mobilnya terjebak macet.

Jimmy segera keluar dari mobil dan memeriksa ke depan.

Pandangan adamson kini jatuh ke putri kecil yg ada di pelukannya.

Rona merah telah hilang dari wajah itu, digantikan pucat.

Dengan gemetar adamson menggosok telapak tangan vidy yang dingin dan bergumam "Bertahan ya sayang, sebentar lagi."

Tak lama Jimmy menghampiri mobil tuannya dan berkata "Di depan ada kecelakaan tuan, polisi berusaha mengatasi itu supaya kita bisa lewat.
Tapi nona....... " Ucapan Jimmy terjeda karena tatapan tajam dari adamson.

"Heli juga tidak bisa tuan, karena di sekitar ada rumah penduduk dan tidak ada lokasi yang cocok di sekitar sini untuk Heli landing" Jelas jimmy yang juga sangat khawatir dengan nona nya itu.

"Sial, cari lokasi landing di depan. Kita tidak bisa seperti ini terus jim" Nada adamson sungguh tidak enak kini.

Adamson meraih tubuh vidy yang ditutup oleh jas ke dalam gendongannya.

Dengan segera adamson berlari membelah kerumunan yang membuat mobilnya terjebak macet disini.

Walaupun hujan turun, mereka tetap berlari dengan pasti melewati kemacetan di depannya.

Jimmy dibelakang nya dengan semangat berteriak "Tuan, 200 meter di depan ada lapangan kecil tapi bisa untuk landing. Saya sudah memerintah kan mereka kesana"

Adamson mendengar itu hanya mengangguk, dirinya kini tak bisa fokus.

Tubuh putrinya semakin dingin, adamson jelas tak ingin kehilangan vidy.

"Putri daddy kuat ya sayang, jangan tinggalin daddy oke" Gumam adamson di sela dirinya lari.

Saat adamson melihat Heli di depan, spontan dirinya mengeratkan genggamannya di lengan vidy.

"Kita akan segera sampai di RS sayang, kita akan segera sampai." Adamson bahkan tak sadar bahwa dirinya sudah meneteskan air mata saat memasuki Heli tersebut.

Perasaan lega karena perjalanan mereka tak terhambat, dan khawatir akan kondisi vidy membuat emosinya tak stabil.


Flashback on

Melihat tubuh putri nya terjatuh ke air membuat kewarasan adamson lenyap.

"Cepat mendekat......" Teriak adamson yang melihat putri nya bahkan tak berusaha naik ke permukaan.

Dirinya ingat bahwa putri mungilnya itu tidak bisa berenang, tapi ini yang dilihat adalah putri nya benar-benar tak ada perjuangan untuk naik ke permukaan.

I'm Not AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang