1. Prolog

1.9K 148 23
                                    

Terik matahari sangat menyengat di kulit gadis bernama Shin Jiya, kulit putih cantiknya menjadi kemerahan. Dia sangat kelelahan sana sini, kepalanya juga terasa sakit. Akibat di siang bolong begini ia baru saja pulang dari walk in interview. Kalau kalian mau tau ini sudah kali ketiganya dia langsung di tolak perusahaan dengan alasan ia tak memenuhi syarat yang di tentukan.

Padahal menurutnya, ia sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan jawaban dan menyusun resume terbaik.
Sudah lah, Jiya pusing sendiri memikirkan pekerjaan yang akan di lamarnya. Dia sudah mau menangis saja rasanya. Salahkan Jiya yang dulu dengan seenaknya keluar dari perusahaan yang lama hanya karena ego nya.

Tapi gadis itu tak sepenuhnya salah. Ia hanya tak mau terlalu larut dalam lingkaran toxic dalam perusahaan nya yang lama, dan ia juga terlalu pusing dengan target yang setiap hari di berikan oleh atasan mengingat jabatan nya dulu adalah sales marketing. Jika tak sesuai dengan target mereka akan habis kena caci maki serta mental yang meleleh seperti lilin yang terkena api.
Jiya juga sepertinya sempat trauma jika telepon genggamnya sudah berdering, karena atasannya selalu menagih target sebelum waktu deadline.

Besok adalah jadwal Jiya untuk melamar di perusahan ke empat. Kalau dirasa-rasakan kembali, gadis itu sudah kehilangan minat.
Tapi Jiya tak bisa terus seperti itu mengingat ia tinggal sendirian di Seoul sedangkan orang tuanya berada di Daegu. Pergi ke kota orang untuk belajar mandiri. Pasti banyak kebutuhan yang akan di penuhi untuk diri sendiri dan menambah penghasilan orang tuanya. Tak mungkin ia menengadah kan tangan pada orang tuanya seperti waktu zaman dia masih sekolah.

Jadi dengan segenggam keyakinan, besok ia akan kembali berjuang menjalani pahitnya hidup. Semoga saja ada harapan baru untuknya.
Tak mau memikirkan hal itu dulu, Jiya cepat-cepat masuk kamar membasuh diri dan mengistirahatkan tubuhnya, dia tak boleh stress karena besok ia harus memantapkan otak nya kembali.






Sementara disisi lain...

"Esok adalah saatnya kita bertemu kembali Shin."


Min Yoongi melakukan segala cara agar bisa bertemu lagi dengan gadis yang pernah ia temui dulu semasa kuliah.
Dulu ia sempat berjanji dengan diri nya sendiri agar bisa menemui gadis itu lagi.

Kejadian beberapa tahun silam saat ia duduk di bangku perguruan tinggi untuk semester yang sangat awal sekali. Pada saat itu Yoongi pernah menjadi korban perundungan dan lari dalam keadaan yang tidak baik. Anggota tubuh nya hampir babak belur, kepala nya di aliri darah yang menetes, pelipisnya lebam. Yoongi lari memasuki gang gang sempit dengan langkah yang terpincang-pincang.

Waktu berbalik badan, Yoongi di kejutkan dengan seorang gadis yang sama terkejutnya dengan dia. Gadis berseragam sekolah menengah atas, rambut kuncir kuda, dan memakai tas gendong.
Gadis itu hampir saja berteriak kalau saja Yoongi tidak menutup mulutnya dengan satu tangan.

"Ku mohon, jangan bersuara." Lirih Yoongi sambil meringis menahan sakit.

Mereka bersembunyi dari perundung yang tengah mencari keberadaan Yoongi.
Setelah keadaan memungkinkan Jiya membopong Yoongi untuk membawa pria itu pulang ke rumahnya. Rumah Jiya memang di daerah sini dan dia baru saja pulang sekolah.

Di rumah, Ayah dan Ibu Jiya sedang bekerja saat siang begini. Lalu dengan telaten Jiya merawat orang yang ia dapatkan dari luar tadi. Jiya membersihkan luka di kepala, bibir dan kaki. Membalut perban pada luka. Ia juga melihat dan meringis saat melihat ada beberapa memar di bagian dada dan rusuk saat membuka baju pria itu.
Sungguh, dosa apa yang telah di buat pria ini sampai ia menjadi babak belur begini.

"Terimakasih." Ucap Yoongi terbata, dia sudah tidak kuat lagi, wajah gadis itu semakin buram di penglihatannya. Ia berusaha keras untuk bertahan mencari sesuatu tentang gadis ini agar suatu saat bila umur nya panjang bisa membalas jasanya.

"Bagaimana ini ? Kakak harus kami larikan ke rumah sakit, sepertinya keadaan kakak semakin parah. Tapi Jiya harus menunggu Ayah dan ibu dulu ya kak." Jiya tampak sekali sedang panik menunggu orang tuanya.

"Tolong, sebutkan saja siapa namamu."
Yoongi sibuk meredam rasa sakit nya.

Meskipun heran dan sangat panik, Jiya memilih untuk menjawab pertanyaan Yoongi.

"Jiya kak, namaku Shin Jiya, anak sekolah menengah atas di Daegu high school."

Samar-samar suara itu terdengar di rungu Min Yoongi. Lelaki itu berhasil menyimpan memori saat wajah manis sang gadis di hadapannya tampak khawatir sambil menyebutkan nama dan sekolahnya. Sebelum semuanya berubah semakin buram dan menjadi hitam. Kemudian Yoongi tak sadarkan diri.


***

Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang