7. Popcorn

819 109 32
                                    

Apa sih yang ada di otaknya Min Yoongi, sehingga memulangkan ponsel Jiya dengan keadaan wajah cemberut dan di tekuk. Di tambah komat-kamit tak jelas yang keluar dari bibir tipisnya. Padahal Jiya bahkan belum menanyakan perihal ponsel.

Saat diajak bicara Jiya diabaikan Yoongi seperti patung. Kalau biasanya ketika mereka berpapasan Yoongi selalu menyapa dengan senyum ramah tamah, kali ini Yoongi terlihat sekali pura-pura tidak melihat. Apa lagi disaat Jiya mengetuk pintu ruangan Yoongi, dia akan menanyakan terlebih dahulu siapa orangnya, jika Jiya menyebutkan dirinya, maka Yoongi akan bilang 'sedang tidak ingin di ganggu, serahkan saja berkasnya pada Jimin'.

Kelewat kekanakan sekali Min Yoongi kalau sudah menyangkut tentang Jiya.

Kan Jiya jadi bertanya-tanya ada apa dengan pria itu.
Jiya sih inginnya memilih abai, tapi hal itu menyulitkan pekerjaan Jiya.
Entahlah Jiya jadi pusing melihat tingkah Yoongi yang childish.

****


Telepon yang ada di meja Jiya berdering beberapa kali tapi tak terangkat oleh gadis itu, karena tanpa disadari Jiya tertidur di meja kerjanya selama lima belas menit, kelelahan mungkin.
Jiya memang tipekal orang yang gampang kelelahan.

Sedangkan Yoongi, merasa panggilannya tidak di jawab dari ponsel maupun telepon kantor, langsung membuka tirai kaca pembatas antara ruangan mereka berdua. Dia melihat gadisnya tengah menumpukan kepala di atas meja. Yang tadinya dia ingin menambahkan kapasitas omelan nya, tapi tidak jadi karena melihat gadis itu tertidur. Yoongi merasa kasihan dan segera mendatangi ruangan itu.

Dengan sangat hati-hati Yoongi menarik kursi lain agar bisa duduk di samping pujaan hati.

"Kelelahan ya? Maafkan aku, habisnya aku cemburu."

Rupanya masih perihal mantan Jiya yang kemarin mengirim pesan singkat di ponselnya. Yoongi sangat merasa bersalah karena sudah mengabaikan Jiya seharian ini, dia rela menahan rasa rindu dengan tak melakukan komunikasi pada gadis itu hanya karena rasa cemburu.
Tangan Yoongi terangkat untuk mengusap surai hitam legam yang Jiya miliki, mengecup lembut pipi sang dara. "Imut sekali, calon kekasih siapa sih?"

Pria itu berpikir sejenak, mengoreksi kalimat yang dikeluarkan nya barusan, itu sangat salah. "Harusnya kan calon istri siapa." Gumamnya pelan.

Karena tidurnya terusik, membuat gadis itu menggeliat ingin terbangun.
Ia terkejut karena sudah berani tertidur pada saat jam kerja begini dan mendapati wakil direktur ada di sampingnya.

"Astagaa !! Maafkan aku daepyo-nim, maaf maafkan aku, jangan pecat aku." Jiya bangkit dengan gerakan cepat, membungkuk kan badan untuk meminta maaf pada Yoongi.

"Heii.. ssstt.. tidak apa-apa sayang." Yoongi yang kewalahan menarik kedua tangan Jiya agar berhenti meminta maaf.
"Aku yang seharusnya minta maaf padamu, aku minta maaf, oke?"

"Tapi, daepyo-nim."

"Tak ada tapi." Pria itu mengulurkan jari telunjuk ke belah bibir Jiya, tak mau ada tapi-tapian.
Mereka diam sejenak. Sampai Yoongi memandang Jiya terlebih dahulu dan membuka suara.

"Jiyaa.. aku juga minta maaf karena hari ini aku akan lembur, jadi tidak bisa untuk pulang bersama, tadinya aku ingin mengajakmu, tapi sepertinya gadisku ini sangat kelelahan, kau pulang sendiri saja tak apa kan? Jangan marah,hmm?" Yoongi mengatakan itu dengan lembut dan penuh perhatian, berbicara sambil mengusap-usap pelipis Jiya. Sangat manis sekali.

Di dalam hati Jiya bersorak kegirangan karena mendapat jatah pulang cepat yang artinya tidak ada tambahan pekerjaan ini dan itu dari Min Yoongi yang cerewet. Senang bukan main, ingin melompat di tempat tapi Jiya harus tahan. Ia harus sebiasa mungkin.

Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang