21. Extra part II

771 47 55
                                    

"Yoonn, boleh yaa.." rengek Jiya pada pak suami.

Sejak tadi itu Yoongi risih sekali mendengar segala macam rengekan dan segala jenis rayuan maut dari si ibu ber-anak satu ini. Membuat Yoongi yang sedang mencuci beberapa piring di wastafel hampir saja luluh termakan rayuan nya. Tidak bisa di biarkan, Yoongi tidak mau menuruti permintaan Jiya yang satu ini. Yang benar saja, Jiya itu baru dua bulan setelah melahirkan buah cinta mereka tapi sudah meminta di izinkan untuk bekerja kembali. Mana bisa Yoongi mengizinkan, kendati para orang tua dengan senang hati merawat putra nya. Hal itu Yoongi larang karena semata-mata tidak mau melihat Jiya kelelahan sana dan sini, sudah lelah di kantor dia juga akan lelah di rumah.

Itu sudah di prediksi Yoongi sangat tidak mudah untuk di lakukan, dan akan ada banyak problem yang bermunculan karena hal itu. Yoongi tidak mau. Bukan artinya di hidup ini tidak ada problematik, akan tetapi kalau bisa Yoongi akan terus meminimalisir hal-hal yang mempengaruhi muncul nya masalah tersebut. Demi ketentraman rumah tangga nya.

Mau pakai cara lembut bagaimana lagi sih agar membuat istrinya yang cantik ini mengerti, tidak mungkin kan Yoongi harus marah-marah dulu agar Jiya mau paham, bisa-bisa kejantanan nya di gorok habis oleh Jiya saat dia sedang tertidur.
Hiii, membayangkan nya saja membuat Yoongi mual dan merinding. Jangan sampai deh.

"Jangan ya sayangku, nanti kalau Chin rindu Mama nya bagaimana?" Yoongi masih menanggapi nya dengan tenang sambil mencubit kecil hidung Jiya.
Min Chin Hwa, nama putra dari Yoongi dan Jiya yang saat ini sedang berada di rumah orang tua Yoongi. Orang tua nya sangat rindu dengan cucu tercinta, jadi di saat weekend begini minta anak nya untuk mengantarkan cucu ke rumah.

"Jahat sekali." Dengus Jiya kemudian berlalu pergi meninggalkan Yoongi ke kamar. Sang suami yang mendengar itu langsung mendesahkan nafas pelan.

"Jihit sikili.. dasar tukang merajuk !" Yoongi mengoceh pelan, meniru kan bahasa Jiya seolah sedang mengejek saat istri nya sudah menutup pintu kamar. Dia tidak sadar kalau diri nya sendiri juga tukang merajuk, memang benar ya apa kata orang kalau istri itu cerminan dari suami.

Bingung kan Yoongi harus bagaimana. Cara satu-satunya ya membujuk Jiya lagi. Kalau dari tadi Jiya yang merayu suami, maka giliran Yoongi yang membujuk sang istri agar maksud dan tujuan nya dimengerti.

Yoongi masuk ke dalam kamar mendekati Jiya yang duduk memainkan ponsel. Jari nya menarik ujung gaun rumahan yang di kenakan Jiya agar menutupi paha. Telunjuk nya menoel-noel pipi sang empunya, namun malah di balas dengan tatapan sinis nan galak. Agak seram, tapi tetap di balas dengan tawa ringan oleh Yoongi.

"Jiyaa.. senyum dong."

"Tidak mau tuh."

Kali ini pergelangan Yoongi sudah terangkat untuk mengelus surai legam milik sang istri, lalu mengambil ponsel yang berada di tangan Jiya. Ia mengambil tangan mungil itu untuk di genggam dan di remat pelan sebelum ia membuka suara.

"Min Jiyaa.. bisa tatap aku sebentar? Suami mu ini sedang ingin berbicara."

Jiya langsung mengangkat wajah untuk menatap mata kecil sang suami, meski sangat enggan, Jiya tetap melakukan perintah dari Yoongi.

"Maafkan aku, heum? Bukan aku tidak bisa menuruti keinginan istriku, tapi hal yang kau inginkan itu bukan lah hal yang mudah Jiya.. Kau jadi akan bekerja di dua tempat dan pasti akan membuat mu kelelahan. Kelelahan itu pemicu stres sayang, aku tidak mau gara-gara hal itu rumah tangga kita jadi tidak baik. Walaupun ada aku yang membantu mu, lelah mu tidak akan berkurang jika di tambah dengan beban di kantor. Chin juga masih ingin lebih dekat dengan Mama nya, iya kan sayang?" Bujuk Yoongi dengan lembut, berharap Jiya bisa mengerti dan memahami.

Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang