10. The apple of my eyes

778 84 26
                                    

Rapat penting hari ini di undur jadi agak lebih sore dari yang seharusnya. Hasil rapat berakhir di jam enam sore disaat masing-masing karyawan di berbagai divisi bersiap-siap untuk segera pulang. Begitu pula dengan Jiya, setelah mendapat persetujuan dari Yoongi, ia pun keluar dari ruang rapat.
Yoongi terlihat masih ingin bercengkrama dengan beberapa orang petinggi perusahaan.

Jadi ia memutuskan pulang terlebih dahulu saja. Ia akan mengirim pesan singkat pada pria itu nanti biar tidak bingung mencarinya.

Di perjalanan menuju kediamannya jadi terasa kosong, tapi Jiya menikmatinya. Tak terasa hari-harinya kini di penuhi tawa dan sedih bersama Yoongi. Pikiran Jiya melayang ketika ia masih sendiri, hidupnya monoton dikarenakan selalu dihantui tuntutan pekerjaan.
Ah, dia jadi rindu juga dengan orang tuanya. Ingin pulang ke kampung halamannya.

Apakah bisa Yoongi memberikan izin cuti beberapa hari untuknya?
Kelihatannya bukan ide yang bagus, Jiya kan baru beberapa bulan bekerja di perusahaan milik Yoongi, tidak mungkin sudah seenaknya meminta cuti pada pria itu kendati ia adalah kekasih nya.

Kalau hanya melalui sambungan telepon sama sekali tidak mengobati rindunya Jiya, hanya semakin menambah kadar rindunya saja.
Jadinya Jiya hanya akan melakukan sambungan telepon disaat ada hal-hal penting untuk di beri tau saja, begitu pula dengan orangtuanya.

Mood gadis itu cepat sekali menurun, padahal kalau di pikir-pikir tadi masih baik-baik saja. Sudah berada di dalam rumah pun dia tidak semangat hanya karena tiba-tiba rindu dengan orangtuanya.
Mungkin tidur adalah solusi untuk gadis itu saat ini.

Jiya terbangun saat merasa sesak seperti ada beban di bagian perut. Matanya mengerjap beberapa kali, masih mengumpulkan nyawa ketika melihat tangan siapa yang sudah berani melingkari perut nya saat ini. Tapi kalau dicium dari aroma, ini adalah harum nya Min Yoongi yang sangat ia sukai. Aroma musk yang tidak begitu tajam tapi begitu lembut dan menenangkan, meskipun lembut harumnya tetap akan tercium.

Jiya berbalik badan perlahan, mendapati Yoongi terlelap masih dengan setelan kerja nya. Ia menyadari bahwa dirinya saat ini juga masih memakai setelan kerja saat tertidur karena tidak mandi terlebih dahulu.

Netra nya meliar untuk melihat sudah pukul berapa malam ini, ia juga ingat belum makan malam ternyata.

Jiya bingung, mau melepaskan tangan Yoongi tapi tidak tega. Maka ia memilih opsi terakhir pilihannya, membalas dengan memeluk erat Yoongi di sampingnya. Rasanya sangat nyaman sekali, baru pertama kali bagi Jiya untuk berpelukan dalam keadaan berbaring seperti ini. Sangking nyamannya jadi semakin merapatkan tubuhnya dan menenggelamkan wajah ke dada bidang Yoongi.

Gadis itu mengabaikan setelan kerja yang membungkus tubuhnya saat ini, ia masih terlalu mengantuk, ingin melanjutkan tidurnya lagi.

****

Terbangun lagi, tapi hari sudah terganti. Terlihat dari cahaya yang menembus dari gorden serta alarm berbunyi nyaring. Jiya terbangun terbangun mendapatkan Yoongi yang sudah tidak ada di sampingnya.
Saat ingin mematikan alarm, ada selembar notes kecil di bawah jam weker tersebut.

Aku pulang. Maaf karena belum bisa menemani tidurmu. Takut tidak terkendali. Jangan terlambat ke kantor besok pagi.

'peluk cium dari kekasih mu yang tampan (⊃。•́‿•̀。)⊃ 😡'

Jiya terkekeh dengan setiap bacaan yang tertulis di note tersebut. Lalu melangkah kan kaki dengan penuh senyum bahagia ke arah kamar mandi.
Menyikat gigi terlebih dahulu dengan keheningan, ia meraba ketika merasa sedikit pegal dan perih di bagian dadanya.
Ketika menatap cermin yang berada di atas wastafel, gadis itu bahkan baru menyadari pakaian nya telah berganti piyama, bukan setelan kerja yang di pakainya semalam ketika tidur.

Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang