3. Into You

937 122 36
                                    

Sudah pukul 18.30 waktunya Jiya pulang dari kantor barunya untuk pertama kali. Seharusnya dia sudah pulang setengah jam yang lewat, tapi Jimin memanggil untuk tidak pulang terlebih dahulu. Ada beberapa dokumen yang harus di pelajari sebentar oleh Jiya, soalnya Jimin besok tidak bisa mengajari Jiya karena izin tidak masuk. Sedang ada kendala penting yang tak bisa dilewatkan katanya.

Maka jadilah Jiya saat ini tengah berdiri didepan perusahaan saat hari sudah menggelap bersama beberapa karyawan lain yang belum pulang, mungkin sedang menunggu dijemput atau memang sedang ada janji lain.

Sebelum melangkah kaki, ia berpikir sejenak. Akankah ia langsung membeli makan malam atau pulang terlebih dahulu membersihkan diri lalu keluar lagi untuk membeli makan malam?

Jiya kalau lagi berpikir memang terlihat seperti sedang melamun, sehingga ia tidak sadar ketika bunyi klakson mobil ada di hadapannya.

"Shin Jiya!"

Mata gadis itu langsung meliar untuk melihat siapa yang sudah menyerukan namanya.

Lalu Jiya melihat Yoongi sedang mengode agar dirinya mendekat. Jiya sedikit membungkukkan tubuh agar sejajar dengan pandangan pria itu.

"Yaa daepyo-nim?."

Yoongi menggigit pipi bagian dalam, "Masuk."

Dengan perasaan bingung tapi Jiya tetap menuruti perintah atasannya itu.

"Kau bisa membantuku untuk membuatkan makan malam? Sebagai bonusnya kau bisa makan malam denganku."

Wah seperti kebetulan, mana bisa sih seorang Shin Jiya menolak rezeki berupa makanan. Pas sekali dengan kondisinya yang saat ini kelaparan.
Jiya tanpa berpikir dua kali langsung menerima tawaran itu.

"Bisa, daepyo-nim."

Dan dengan kecepatan sedang mereka menuju kediaman Yoongi.


****



Tak semulus yang dibayangkan, Jiya melihat ada titik-titik air membasahi jendela mobil. Hujan menemani perjalanan mereka berdua, jalanan tampaknya juga semakin ramai dan macet.
Belum ada yang memulai percakapan lagi dari mereka. Baik Yoongi maupun Jiya masih enggan membuka suara.

Sampai pada saat lampu merah, Jiya tak sengaja mengatakan sesuatu.
"Dinginnya..." Jiya merinding merasakan hawa dingin meskipun sedang berada didalam mobil.

"Jangan memakai rok saat musim hujan, kau bisa kedinginan seperti ini, apalagi saat di luar mobil." Yoongi sedikit memperhatikan gelagat Jiya yang meringis kedinginan, mengusap sisi tangannya sendiri.

"Aku sudah biasa memakai rok ketika bekerja. Pakaian stelan celanaku bisa dihitung. Aku juga merasa nyaman ketika pakai rok, daepyonim."

"Hmm Benar, kau cantik saat menggunakan nya, sangat cantik sekali."
Yoongi mengatakan hal itu dengan senyum menghiasi bibirnya. Walaupun singkat, tapi sangat terlihat tulus, seperti sedang mengungkapkan isi hati.


Jiya berdehem salah tingkah, membawa rambut melingkari telinganya. Ia merasa malu mendengar penuturan dari wakil Direktur nya kali ini. Apa-apaan, baru di bilang cantik saja sudah lemah, apalagi yang mengatakan cantik itu orang yang tampan. Kan hati Jiya jadi ingin meledak-ledak mendengarnya.

Setelah melewati macet bermenit-menit lamanya, akhirnya mereka sudah tiba di depan gedung apartemen kediaman Yoongi.

Yoongi mau membangunkan Jiya yang sudah tertidur selama lima menit sebelum mereka sampai, tapi rasanya tidak tega. Wajah damai Jiya begitu memikat hati Min Yoongi. Pria itu menatapi begitu dalam wajah Jiya, satu-satu di perhatikan olehnya. Mulai dari rambut, mata, alis tipis yang rapi, bulu mata yang lentik, hidung yang tak terlalu tajam, bibir ranum.
Dan yang terakhir lihat lah pipi lembut halus Jiya, seperti minta disentuh.

Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang