Bab 1: Si Anak Miskin

2.3K 152 10
                                    

Porsche Kittasawasd adalah seorang anak yatim piatu yang berumur 20 tahun.

Ia terlahir dari keluarga miskin. Ayah dan ibunya sudah meninggal sejak ia kecil.

Ia mempunyai seorang adik satu-satunya bernama Proschay.

Ia tinggal dengan seorang pamannya yang bekerja sebagai tukang besi untuk menafkahi dan memberi makan mereka.

Namun sayangnya, kedua keponakannya bekerja sebagai pencuri dan hidup di jalanan yang kumuh, demi seongok uang dan roti. Mereka tahu pamannya telah bekerja keras banting tulang dan bercucuran keringat.

Pamannya sampai sudah muak dengan perilaku Porsche yang selalu menpengaruhi adiknya untuk melakukan hal ternajis itu, "Sudah kutakan kepadamu untuk jangan mencuri! Mau kepalamu dipenggal dan ditancapkan ditombak? Diarak-arak ke kota dan dibuang?" marah pamannya. "Lebih baik kau cari pekerjaan yang lebih halal daripada menjadi seorang pencuri!!"

"Paman, sudah kucari-cari pekerjaan. Namun hasilnya tetap nihil. Ditambah lagi aku tidak mau bekerja untuk raja Korn.."

Mereka akhirnya berdebat kecil, sampai tiba-tiba terdengar suara kuda dan para ksatria menghampiri kota.

Semua orang cepat-cepat keluar untuk melihat mereka.

Para rakyat terkesima dengan penampilan para pengawal, juga prajurit yang memakai zirah yang elegan dan gagah.

Kuda-kuda mereka sangatlah cantik dan mahal harganya. Ototnya sangatlah besar dan kuat, sehingga cocok digunakan untuk berperang.

Seorang panglima perang bernama Chan maju diantara para pengawal lainnya. Ia berkata, "Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, atas perintah raja Korn dan atas nama kerajaan. Kami membuat sebuah peraturan yang mengharuskan laki-laki diatas umur 18- 20 tahun untuk menjadi sebagai pengawal/prajurit kerajaan!"

Semua orang berbisik. Sebagian orang menggangap ini adalah ide bagus, namun sebagian orang menggangap ini adalah sebaliknya.

Para orangtua yang mempunyai anak laki-laki dengan kriteria umur yang dikatakan, tidak mau memberikan mereka kepada kerajaan karena mereka tidak mau anak mereka mati di medan perang. Mereka belum siap akan hal itu.

Namun lain hal dengan paman-nya Porsche. Ia adalah satu diantara orang yang setuju dengan kebijakan ini, mengingat mereka hidup dalam rantai kemiskinan.

Bisa bayangkan matanya sangat berbinar ketika mendengarnya dari panglima Chan. Ia sangat antusias dan tidak akan segan untuk memberikan Porsche kepada kerajaan.

Tapi disisi lain, Porsche tidak mau. Walaupun ia mahir dalam ahli bela diri, tapi ia sangat malas untuk menggunakan keahliannya. Hanya ia gunakam sebagai pertahanan diri saja dan abis itu udah.

"Jika anak laki-laki atau kerabat kaliam yang umurnya sesuai dengan kriteria tersebut. Silahkan maju ke depan!" perintah panglima Chan.

Tanpa adanya lebih dari semenit, para anak laki-laki maju kedepan yang berumur diantara 18-20.

Pamannya memaksanya untuk pergi maju. Prosche ingin sekali untuk menolaknya, namun ia tahu hal itu tidak akan bisa karena pasti pihak kerajaan sudah mempunyai data informasi dan akte Porsche.

Porsche mengehmbuskan nafas pelan. Dan inilah saatnya ia berjalan menuju kerumunan itu.

Mau tak mau, ia harus siap menjadi pengawal. Mau tak mau, ia harus rela meninggalkan teman-temannya dan keluarganya.

"baiklah... Aku bersedia" batinnya. Setelah itu, Prosche bersiap-siap untuk diantarkan keistana. Ia akan dilatih secara terdidik dan keras.

Kemudian, ia berjalan keluar dengan ditunggu oleh pengawal lainnya. Adiknya menangis karena kakaknya akan meninggalkannya sendirian. "Chay, janganlah menangis. Suatu hari, aku akan bertemu denganmu. Percayalah kepadaku, yah?" porsche mencium kening adiknya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Ia tidak tahu kapan ia akan menjenguk mereka, namun yang pasti itu akan menjadi rumit untuknya.

Carry your Throne (KINNPORSCHE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang