bagian delapan:marah

223 39 12
                                    

Tiba tiba silmi terjatuh pingsan karna sakit di perut nya semakin sakit dan dilanda pusing juga.

Brakk

Suara yang menimbulkan bunyi yang begitu kencang membuat mereka kaget.

"Astagfirullah." ucap mereka kaget dan panik

Faqih langsung menggendong silmi ala Bridal Style membawanya ke sofa ruang keluarga.

Faqih seberusaha mungkin untuk lebih tenang untuk menangani adik nya yang tiba tiba pingsan. faqih memeriksa ke adaan silmi yang ternyata maghnya kambuh.

"Bagaimana keadaan adik mu bang?" tanya umi

"Magh nya kambuh mi." jawab faqih

"Kok bisa kambuh maghnya kan dia tidak telat makan bang?" tanya widia

"Dia makan makanan pedes mi sebelum makan nasi terlebih dahulu." jawab faqih

"Ya allah nak kenapa kamu bandel banget sih." kata umi

"Yaudh mi tunggu dia sadar terlebih dahulu." ucap abi

"Iya bi."

"Ekhm kami pamit terlebih dahulu karna ini sudah malem." kata razqa

"Eh ya allah maaf nak sampe ngehiraukan kalian." kata umi

"Tidak apa apa umi" mereka

"Yaudah kita pamit ya bi mi qih semuanya assalamualikum." pamit meraka

"Walaikumsalam."

"Hati hati di jalan nak."

"Iya umi."

Faqih mengantarkan tan nya sampai pintu depan dan balik lagi ternyata silmi sudah sadar.

"Gimana keadaan kamu sil." ucap faqih dingin

Silmi sedikit takut dengan sikap faqih yang tidak biasanya.

"Ini di minum dulu nak."

"Iya umi."

"pertanyaan abang belum kamu jawab silmi!"

"Kenapa magh kamu bisa kambuh hah jawab bukan diam saja!!

"Abang jangan marahin teh silmi nya dong kan dia baru sadar bang." kata arzan

"E-engga tau bang." jawab silmi gugup

"Mana mungkin magh kamu kambuh tampa sebab silmi."

"Pasti kamu makan pedes kan?" tanya widia

"E-engga tuh teh." jawabnya semakin gugup

"Jawab jujur apa susahnya." ucap faqih sinis

"I-ya t-tadi aku makan pedes." silmi menundukkan kepalanya

"Siapa yang izinin kamu mkan pedas hm udah tau punya magh." kata faqih

"Aku lagi pengen pedes bang."

"Tapi kamu harus tau resikonya silmi kamu sudah dewasa bisa kan jaga diri kamu baik dan yang buruk buat kamu." kata faqih dengan suara dingin yang jarang di keluarkan di hadapan keluarganya

"Iya aku tau bang." sambil menahan tangisnya

Umi mendekat kehadapan sang anak yang terisak diam diam,lalu memeluknya.

"Udah mas kasian adik mu sudah ketakutan." ucap nayla sambil mengelus punggung suaminya

Tiba tiba faqih mendekap silmi yang sudah menangis di pelukan uminya.

"Dek udah ya jangan nangis maafin abang." sambil me ngambil alih
pelukannya

"Tapi silmi memberontak di pelukan faqih lepasin.

istriku adik sahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang