*Jangan Copy story aing sembarangan!!
*Dilarang Plagiat!!!-______-
*Dilarang ngepost ke berbagai bentuk Sosmed manapun!!
________________________________________
Lee Jieun yang Cantik dan mungil, dua puluh delapan tahun, telah menjadi kurus kering...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• •
"Mau pergi kemana?" Jungkook tidak melakukan apa pun untuk menyembunyikan kecurigaan yang mendalam di matanya keesokan paginya, saat dia melihat pakaian yang Jieun kenakan.
Mereka berada di ruang tamu, tempat Jungkook memelototi layar laptopnya sebelum dia mengalihkan perhatiannya dengan kehadiran Jieun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jieun memakai set desainer, salah satu pakaian yang ditinggalkannya, dipadukan dengan blazer merah panjang. Terlepas dari kenyataan bahwa pakaiannya didalam masih sedikit longgar di tubuhnya, Jieun menganggap kombinasi itu terlihat menawan.
Terutama dengan rambut hitamnya yang terurai bergelombang ke bahunya yang sempit dan bibirnya yang diwarnai dengan lipstik merah muda. Jieun bahkan terlihat sehat, cerah dan menawan.
Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama Jieun relatif senang dengan penampilannya.
"Keluar untuk makan siang, dengan Jenny," Jieun memberitahu dengan santai, duduk di seberang Jungkook.
"Apakah kamu baik-baik saja menangani Jooeun sendirian? Dia ada di dapur bersama Saemi saat ini. Mereka sedang membuat kue."
"Tentu saja aku akan baik-baik saja menangani Jooeun," dia menepis sebelum melanjutkan. "Kapan makan siang ini diputuskan?" Jungkook bertanya dengan nada tinggi, dan Jieun menertawakan pertanyaan otokratis itu.
"Itu bukan urusanmu, ya, tapi ini diputuskan setelah makan malam kemarin." Jungkook mengerutkan kening, melewatkan sarkasme Jieun.
"Aku tidak ingat kau membuat rencana ini," katanya, jelas mencoba mengingat malam sebelumnya.
"Kau dan Taehyung sedang melakukan powpow kecil kalian." Jieun mengangkat bahu dengan ringan. "Apa yang kau harapkan dariku dan Jenny? Duduk diam dan menunggu suami kami bergabung dengan kami? Aku dan Jenny berbincang, cocok, dan berteman satu sama lain. Inilah yang dilakukan teman. Kami berkumpul, makan siang, dan berbelanja. . ."