personal nurse

144 19 2
                                    

- PERSONAL NURSE -

hari ini bibi chae dan paman kim harus pergi ke Jeju untuk urusan bisnis paman kim , mereka ingin tidak pergi tetapi klien paman kim sudah menunggu disana dan tidak ada pilihan lain .

sebelum berangkat , bibi chae masuk ke kamar seokjin dengan sangat perlahan karena tidak mau menganggu tidur anaknya .

seokjin masih meringkuk di atas ranjang nya dan dibawah selimut tebal , bibi chae menyentuh kening seokjin "astaga" ia segera berlari keluar mencari paman kim "sayang , suhu tubuh seokjin semakin tinggi dari semalam , aku harus bagaimana?"

"serius?" paman kim langsung bergegas datang ke kamar anaknya dan memeriksa sendiri , ia menatap mata istrinya yang sedang khawatir "kita tidak bisa membiarkannya sendiri"

"tapi bisnis mu juga penting"

"eomma .. appa ..?" seokjin membuka matanya , ia kemudian duduk di ranjang dan berakting seolah-olah tubuhnya sedang sehat "kenapa belum berangkat ? bukankah kalian harus ke Jeju?"

tidak ada jawaban dari kedua orang tuanya "kenapa? kenapa menatapku seperti itu ? aku tidak apa , jangan khawatirkan aku ya" seokjin tersenyum sembari memegang lengan kedua orang tuanya .

seokjin mengantarkan orang tuanya sampai ke depan pintu rumah .

"kau benar tidak masalah kami tinggal?" tanya bibi chae untuk yang ke sekian kali "maaf , aku tidak bisa menjagamu"

"aku sudah besar eomma , tidak masalah , kalian fokuslah disana jangan khawatirkan aku . aku baik baik saja , benar benar baik" ucap seokjin di akhiri dengan senyumannya .

setelah kedua orang tuanya benar-benar pergi meninggalkan rumah , seokjin menutup pintu dan bersandar di belakang pintu . ia menyeka keringat dinginnya yang bercucuran di kening.

seokjin pergi ke dapur , ia meminum segelas air putih menghabiskannya hingga tetesan terakhir . kalau sakit , seokjin akan kehilangan nafsu makannya tetapi sarapan itu penting .

ia hanya memakan roti dengan selai kacang , lalu menikmatinya sambil menonton televisi di ruang tengah .

bel rumah berbunyi , seokjin bangun dari zona nyamannya . dan membukakan pintu , saat itu juga senyumnya tidak sengaja terpancar kan "Heejin?!" seokjin memperhatikan sekitarnya ia lalu menarik Heejin untuk masuk dan mengunci pintu "aku lupa , diluar bahaya untukku jika sedang bersama wanita , bisa menimbulkan gosip"

Heejin mengangguk-angguk "ibumu yang menyuruhku untuk datang kesini , menjagamu" Heejin jalan sampai ia datang ke sofa dan duduk disana bersama seokjin "dia benar benar peduli denganmu , kau harusnya bersyukur" gerutu Heejin .

"aku memang bersyukur"

Heejin menatap seokjin dengan kesal , ia kemudian beralih kepada televisi "apa-apaan , umur sepertimu masih menonton pororo?"

dua jam berlalu mereka masih dengan posisi yang sama , menonton kartun bersama di sofa . Heejin menguap , ia hendak bangun tetapi seokjin yang berat jatuh kepada pundaknya . Heejin menoleh "seokjin?"

tidak ada jawaban , sepertinya seokjin tidur sedari tadi tetapi Heejin baru menyadari itu , Heejin mengangkat satu lengannya yang tertindih seokjin ia kemudian membiarkan seokjin tidur di pahanya .

saat itu juga pikirannya langsung tertuju kepada wajah seokjin , jujur jika dilihat seperti ini wajahnya sangat tampan .

seokjin mengerang , posisinya sekarang menghadap ke perut Heejin , lengannya ke belakang tubuh Heejin .

gugup.

Heejin memegang kening Seokjin dan ternyata tubuhnya panas "seokjin-aa , sebentar"

Heejin hendak mengangkat kepala seokjin tetapi ia menolak , mengeraskan tubuhnya dan menggelengkan kepala.

Fact - seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang