I got you!

101 18 0
                                    

- I GOT YOU ! -


05.50 PAGI

pagi hari , seokjin sudah siap memakai baju olahraga dan sudah memakai sepatu . ia akan pergi lari pagi , seokjin mengintip dari pintu kamar Heejin yang sedikit terbuka . dilihatnya anak itu masih tertidur .

terpaksa seokjin harus pergi lari pagi sendiri , karena tidak tega membangunkan Heejin yang semalam tidurnya terganggu .

sepanjang jalanan sepi , cuaca pagi memang sangat enak dan segar .

seokjin menghentikan langkahnya , ia melihat Chanwoo yang keluar dari rumahnya "chanwoo - yaa , mau lari pagi juga?"

chanwoo menghampiri seokjin dengan lari kecil "kebetulan sekali , aku tidak biasa lari sendiri , ayo"

mereka berdua berjalan bersama , tidak ada yang membuka topik pembicaraan karena satu sama lain mengatur nafas mereka . dan mereka selalu berdekatan .

"kau baru keliatan , kemana saja?" tanya seokjin saat mereka sedang beristirahat di taman .

chanwoo diam , menahan minumannya yang hampir masuk ke mulut , ia lalu menatap seokjin dan tersenyum "aku di seoul , aku bekerja disana"

"benarkah?" seokjin mengangguk-angguk kemudian meminum airnya "kau masih ingat masa kecil kita main bersama tidak?" seokjin terkekeh karena dia mengingat bagaimana nakalnya mereka berdua dulu .

tapi beda dengan Chanwoo , ia diam sama sekali tidak tertawa . mengingat bagaimana bagusnya seorang Kim seokjin di mata kedua orang tua Chanwoo dan betapa buruknya Chanwoo di mata mereka .

dari kecil bahkan sampai sekarang , kedua orang tua Chanwoo selalu membandingkan Chanwoo dengan seokjin. dalam hal apapun itu .

seperti saat sd , seokjin selalu mendapatkan ranking satu di kelas , sedangkan Chanwoo tidak pernah mendapatkan ranking sama sekali , saat pulang setelah pembagian rapor , ibu Chanwoo akan marah marah dan menyebut nama seokjin .

padahal Chanwoo sudah berusaha untuk mendapatkan nilai yang terbaik , selama kenaikan semester nilai nya selalu naik hanya saja tidak sebagus seokjin .

dan sekarang , Chanwoo hanya bekerja sebagai pegawai di sebuah cafe dengan gaji yang tidak seberapa .

sedangkan seokjin sudah menjadi orang terkenal bisa membelikan apapun untuk kedua orang tuanya .

orang tua Chanwoo mereka sirik , ia menekan Chanwoo untuk bisa menjadi seperti seokjin . menjadi orang terkenal dengan banyak uang agar bisa membelikan apapun yang orang tuanya inginkan .

tapi mereka tidak pernah melihat bagaimana susah dan sengsaranya Chanwoo hidup sendiri di seoul mencari kerja dan kekurangan untuk makan . mereka hanya tau Chanwoo yang bermalas-malasan .

melihat Chanwoo yang melamun , seokjin melambaikan tangannya di hadapan wajah Chanwoo sehingga anak itu tersadar "kenapa?" tanya seokjin .

chanwoo menggeleng "ah iya , mau pergi ke tempat bermain kita waktu kecil tidak?"

"memangnya masih ada?"

"tentu saja , ayo"

sedangkan dirumah , Heejin terbangun . ia mempunyai firasat buruk . diluar matahari sudah terik , Heejin meregangkan tubuhnya dan merasa bahwa rumah ini sangat sepi .

ia pun keluar kamar , melihat sekeliling yang sangat sepi "Kim seokjin?" panggilnya , tidak ada yang menjawab .

terpaksa , Heejin membuka pintu kamar seokjin tapi dia juga tidak ada disana "ah mungkin dia sedang lari pagi"

ponselnya bergetar , Heejin merogoh saku celananya . sebuah pesan dari nomor aneh itu kembali menghantui Heejin .

'ucapkan salam terakhir pada saudaramu'

seketika tubuhnya melemas , ia melihat seokjin di sebuah tempat gelap sedang kebingungan dan orang ini mengambil foto seokjin dari belakang .

kakinya seperti tidak ada tulang , Heejin jatuh ke lantai dan melamun . tubuhnya sangat tidak berdaya , saking paniknya dan tidak ada orang yang bisa menolongnya .

lamunannya buyar , saat ponsel seokjin di atas mejanya bergetar hebat . sebuah sinyal dari gelang yang dipakai seokjin , sinyal yang bisa melacak alamat dimana seokjin berada . mereka berada di sebuah rumah kosong bekas tempat permainan anak anak .

Heejin membawa kedua ponsel itu dan segera pergi keluar , tujuan utamanya adalah rumah Chanwoo .

"eoh! bibi aeri!" teriak Heejin kepada ibu Chanwoo yang hendak pergi keluar , Heejin segera berlari menghampirinya "apa ada Chanwoo?"

"dia pergi lari pagi , kenapa?"

"apa?" Heejin diam , pikirannya sekarang dikuasai oleh pikiran jahat tentang Chanwoo .

sedangkan di sisi seokjin . ia ketakutan , mereka berdua berada di tempat gelap atau rumah kosong yang dulunya memang jadi tempat bermain mereka .

seokjin berjalan mundur mundur karena Chanwoo menatapnya dengan sangat tajam sambil menodongkan pisau lipat .

"chanwoo-ssi , tidak , jangan lakukan itu"

"kenapa?" tanya Chanwoo enteng , ia menghentikan langkahnya dan tersenyum "kurasa hanya cara ini agar hidupku tenang , yaitu kau mati" ia kemudian tertawa terbahak-bahak sehingga membuat seokjin semakin ketakutan .

seokjin sudah sampai di tembok , tidak bisa lagi untuk mundur dan Chanwoo sudah di depan mata , seokjin memejamkan mata dan air matanya turun .

brak!

seokjin bingung , dia mendengar suara keributan tapi dia tidak merasakan sakit sama sekali . seokjin pun membuka matanya , ia mendapati Chanwoo tergelatak di samping kanannya sedangkan di samping kirinya Heejin sedang memegang kayu besar .

"HEEJIN-AA!" seokjin segera bergegas menghampiri Heejin .

Heejin diam , tapi matanya diam diam mengawasi Chanwoo yang telah sadar dan membawa kayu bekas patahan lemari .

ia siap memukul seokjin yang posisinya membelakanginya . chanwoo sudah mengangkat kayunya tinggi , saat hendak memukul seokjin , Heejin langsung menukar posisinya dengan seokjin sehingga Chanwoo memukul Heejin bukan seokjin .

yang Heejin ingat , ia jatuh , mendengar seokjin yang sangat khawatir, mendengar suara polisi datang dan setelah itu semuanya tidak terdengar lagi dan gelap .

ia pingsan .

sakit di pundaknya masih berasa , Heejin sadar dan langsung mengetahui bahwa dia sedang berada di kamarnya , sendiri .

pintu kamar terbuka , seokjin masuk sambil membawa nampan berisi makanan . ia membuka matanya lebar dan bergegas pergi ranjang Heejin "Heejin-aa , kau baik baik saja?" tanya seokjin setelah dia menaruh nampan .

"harusnya aku yang bertanya , kau baik baik saja? maaf aku telat datang"

seokjin menggelengkan kepalanya "ah aku baik baik saja , kuharap kau juga"

Heejin menatap seokjin dengan tajam "sudah kubilang untuk tidak keluar jika tidak bersamaku , kenapa masih ngeyel? bagaimana jika tadi aku tidak peka dan kau sudah dihantam habis oleh Chanwoo sialan?!" ujar Heejin dengan terburu-buru dan penuh dengan kesal .

seokjin tersenyum , ia mengelus kepala Heejin "kau memang saudara yang baik ya , terimakasih , aku berhutang padamu"

setelah perlakuan Seokjin barusan , Heejin sangat terkejut ditambah dengan senyuman Seokjin kepadanya yang baru di perlihatkan kali ini . ia melamun sementara Seokjin tersenyum lebar kepadanya.

Fact - seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang