we are friends now

84 11 0
                                    

- WE ARE FRIENDS NOW -


semenjak Heejin mengetahui semua fakta tentang hidupnya , ia terlihat sama sekali tidak bersemangat bahkan makan saja hanya sehari sekali itupun tidak habis .

tiga hari berlalu , seokjin belum melihat senyum Heejin lagi semenjak itu . bahkan dia sering kali melihat Heejin dalam keadaan menangis sambil melihat kalung yang sekarang ia pakai .

nenek byul sudah memberikan berbagai macam cara , memberitahu berbagai macam cara kepada seokjin agar bisa membantu Heejin tapi tidak ada satupun yang berhasil .

siang ini , setelah menelepon seseorang untuk melakukan rencananya . seokjin keluar kamar dan membuka pintu kamar Heejin perlahan , dilihatnya ia sedang menatap diri sendiri di cermin .

"Heejin-aa?"

Heejin menoleh dari cerminnya tetapi ia langsung menunduk lagi "sudahlah Kim seokjin kau akan lelah nantinya jika terus berusaha membuatku membaik" ucap Heejin sambil menatap pada cermin .

lengan Heejin memegang sebuah gunting yang siap untuk menghabisi rambutnya , karena itu seokjin langsung masuk kedalam dan menghentikan lengan Heejin .

Heejin memberontak dan menatap seokjin dengan tajam "apa yang kau lakukan?" tanya Seokjin dengan nada dingin .

"apa lagi? memotong rambutku! karena hanya ini jalannya agar aku bisa sedikit lebih tenang!"

"apa?" perlahan seokjin melepaskan lengan Heejin "tapi tak begini , kau mau rambutmu berantakan?"

setelah memaksa Heejin agar mau pergi bersamanya , seokjin berhasil . mereka sedang dalam perjalanan ke seoul , untuk pergi ke sebuah tempat yang semua wanita akan menyukainya .

"sampai" ucap seokjin , ia kemudian melirik Heejin yang sudah kebingungan "kenapa?" lanjutnya .

"kenapa parkirannya sepi sekali? kau bukan membawaku ke tempat aneh aneh kan! kau tidak akan macem macem kan!" Heejin menunjuk-nunjuk seokjin dengan jari telunjuknya .

seokjin mendengus kemudian membuka seatbelt nya.

mereka masuk ke sebuah mall , yang sangat sangat sepi tetapi semua toko disini buka dan hanya ada mereka berdua sebagai pelanggan .

Heejin menghentikan langkahnya "kau tidak boleh masuk kesini , tempat ini sepertinya sudah ada yang booking" Heejin menarik-narik lengan seokjin "ayo pulang cari tempat lain.

seokjin melepaskan lengan Heejin dengan lembut , ia lalu membungkuk menyamakan wajahnya dengan wajah Heejin "aku yang menyewanya" ia menegakkan tubuhnya kembali "ayolah"

Yap , seokjin menyewa sebuah mall karena dia mau membuat Heejin bersenang-senang disini tanpa ada siapapun , dan tidak dalam keadaan ramai tapi seokjin meminta agar semua toko buka karena jelas dia akan belanja .

"kau boleh membeli semuanya yang kau mau disini!" seru seokjin sambil memutar tubuhnya "bersenang-senanglah , kau hanya perlu menikmati" lanjutnya .

Heejin terkekeh melihat sikap seokjin yang sangat menggemaskan seperti tadi .

tempat pertama yang mereka datangi adalah sebuah salon yang cukup terkenal di lingkungan sini . beberapa artis juga pernah mendatangi salon ternama ini .

mereka di sambut dengan ramah , Heejin dituntun untuk duduk di salah satu kursi depan cermin sedangkan seokjin menunggu di sofa dan disediakan kopi beserta beberapa camilan .

Heejin menatap dirinya sendiri di cermin , yang menyedihkan . ia meminta rambutnya untuk di potong sebahu dan meminta tolong untuk dirapihkan .

karena sudah handal , rambut Heejin langsung di eksekusi oleh mereka .

setengah jam menunggu , Heejin turun dari kursinya dan berdiri di hadapan seokjin "bagaimana?" tanya Heejin sambil memainkan rambut barunya .

seokjin mengacungkan dua jarinya pada Heejin , sebelum pergi mereka sempat foto bersama dengan pegawai toko disini .

setelah berbelanja sepuasnya , mereka sedang makan di restoran cepat saji yang ada disini . Heejin memakan makanannya dengan lahap hingga tidak ada satupun yang terlewat .

sedangkan seokjin hanya menonton Heejin saja sudah merasa kenyang . sesekali ia tersenyum dan terkekeh karena cara makan Heejin yang berantakan seperti anak kecil .

"pelan pelan makannya , jangan terburu buru kita masih punya banyak waktu" ucap seokjin kemudian ia melanjutkan makannya .

mereka sudah selesai semua , kembali ke mobil dengan beberapa belanjaan di lengan seokjin . pulang dengan penampilan baru Heejin .

sebelum memulai perjalanan , seokjin menatap Heejin "tapi , kau tidak membenci nenek kan?"

Heejin mengernyitkan dahinya dan terkekeh "untuk apa? bisa dibilang nenek adalah penyelamat ku , coba bagaimana kalau tidak ada nenek saat itu? bagaimana nasibku ? di pinggir jalan? aku tidak akan membenci nenek , aku akan menganggapnya sebagai nenekku"

pukul delapan malam , mereka sampai dirumah nenek byul setelah seharian menelusuri seoul berdua .

Seokjin menyimpan semua belanjaan mereka di kursi ruang tamu dan duduk disana , meregangkan tubuhnya .

nenek byul yang keluar dari kamarnya terkejut melihat barang yang mereka beli begitu banyak "hey , anak muda kenapa kalian suka menghamburkan uang?"

"tidak masalah nek , uangku tidak akan habis" gurau seokjin , kemudian menaikkan sebelah alisnya .

Heejin datang dari dapur memegang segelas air putih "betul nek , kami bahkan membelikan beberapa untuk nenek"

setelah mereka memisahkan barang-barang untuk nenek byul , mereka pergi ke atas untuk membuka barang-barang yang lain . mereka sudah berada di kamar seokjin setelah membersihkan diri .

"aku sangat jatuh cinta dengan rambut baruku" seru Heejin yang melihat dirinya kamera , ia lalu beberapa kali pose dan mengambil gambar .

tapi saat dia sedang memeriksa hasil fotonya , ternyata ada banyak foto seokjin disana , foto yang belum pernah dia lihat di sosial media . Heejin pun kebingungan .

"kau memakai ponselku"

"apa?" Heejin melihat tampilan belakang ponsel ini . tidak ada bedanya "aish kenapa ponsel kita harus sama , menyebalkan" gerutunya , ia memberikan ponsel itu kepada si pemilik .

mereka sudah membuka semua barang yang sebelumnya dibeli . Heejin memberikan sebuah lilin aromaterapi dengan varian sweet dreams kepada seokjin "untukmu nanti , pasti ada masanya kau akan stress dengan pekerjaanmu dan ingin tidur lebih pulas , lilin ini bisa membantumu"

"benarkah?" seokjin menerima lilin tersebut "akan ku pasang nanti di apartemen baruku , terimakasih"

"apanya terimakasih? ini kan semua yang beli kau"

seokjin terkekeh "benar juga".

Heejin memajukan duduknya agar lebih dekat dengan seokjin , pertama ia melempar senyuman manisnya kepada seokjin , kedua ia memeluk seokjin dengan sangat erat kemudian melepaskannya , ketiga ia menatap seokjin dengan lekat "jika tidak ada kau , mungkin aku sudah putus asa dengan keadaanku yang sekarang . terimakasih , teman!" terakhir , Heejin memberikannya sebuah ciuman di udara kemudian kabur.

sedangkan seokjin masih diam di tempat dengan pandangan kosong , tubuhnya kaku . lengannya memegang dada yang sangat itu jantungnya berdegup sangat kencang , nafasnya pun tidak beraturan .

tapi dia bahagia.

seokjin menggelengkan kepalanya "kini kita teman , apa aku masih harus menyembunyikan nya?"

Fact - seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang