no, we're almost dating

97 11 1
                                    

- NO , WE'RE ALMOST DATING -

apartemen yang memiliki lokasi sangat terpencil , adalah apartemen yang dicari-cari oleh seokjin . sekarang ini ia dan Heejin sudah berada di sebuah apartemen di tempat yang sangat terpencil .

walaupun berada di tempat terpencil , tetapi jangan meragukan soal interior di apartemen ini . semuanya terlihat sangat mewah , bernuansa putih dan simpel seperti tipe yang dicari oleh seokjin , sangat pas .

Heejin mengernyitkan dahinya , ia menarik lengan seokjin agar telinganya menyamakan tinggi Heejin "kenapa kau memesan apartemen yang kamarnya ada tiga?" tanya Heejin .

"agar kau dan nenek bisa tinggal disini" lanjut seokjin berbisik kembali , ia pun mengikuti sang pemilik apartemen ini yang sedang menjelaskan setiap sudut "selanjutnya apa?"

mereka berpindah posisi ke kamar utama , Heejin sangat tertarik ia langsung menerobos seokjin dan pemilik apartemen lalu memutarkan badannya disana "apa kamar ini akan menjadi milikku?" seru Heejin .

sang pemilik apartemen terkekeh melihat tingkah Heejin "aku tidak pernah mendengar kabar kalian menikah"

seokjin terkekeh , ia lalu menyadari apa yang dikatakan oleh si pemilik apartemen "apa? menikah?"

mereka berlanjut lagi untuk menelusuri apartemen yang luas ini , bahkan Heejin sampai lelah . ia mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah yang berhadapan langsung dengan jendela , tetapi jendela tersebut di tutup .

karena penasaran , Heejin membuka sedikit tirai itu dan dikejutkan dengan pemandangan diluarnya . berhadapan langsung dengan sungai Han , Heejin masuk kedalam tirai tersebut dan menikmati pemandangannya .

"wah , aku harus memberi tau seokjin" gumam Heejin , ia pun keluar dari tirai namun tubuh besar seokjin langsung menghadangnya , Heejin mendongak menatap seokjin yang saat itu sudah menatapnya dan tersenyum .

"apa yang mau kau beritahu , hm?" seokjin mengangkat kedua lengannya membuka tirai tersebut.

tetapi dalam pandangan Heejin , itu seakan-akan ingin memeluknya .

seokjin sudah mengurus semua keperluan apartemen dan sudah membayarnya langsung , karena dia jatuh cinta dengan apartemen kali ini . letaknya juga tidak terlalu jauh dari agensi , jadi seokjin tidak perlu lelah mengendarai mobil jauh .

sedangkan di asrama , hanya Taehyung dan Jimin disana sedangkan yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing . dua anak itu terlihat sedang kebingungan dan berfikir keras .

tadi , karena stik game yang mereka punya rusak jadi Jimin menerobos masuk kedalam kamar seokjin untuk meminjam stik game tanpa bilang terlebih dahulu .

tapi ia malah menemui sebuah bingkai dengan foto polaroid seorang gadis , karena penasaran Jimin pun membawanya ke ruang tengah dan berbincang dengan Taehyung .

sekarang mereka sedang bingung siapa gadis itu .

"apa mungkin , seokjin hyung punya kekasih?" ucap taehyung .

Jimin menggelengkan kepalanya "tidak , bukan , ini Heejin , seokjin Hyung bilang mereka hanya sebatas saudara"

"saudara?" Taehyung kembali mengamati foto foto tersebut , namun ada sebuah foto mereka yang sangat dekat membuat Taehyung ragu kalau mereka hanyalah saudara "kurasa mereka bukan saudara"

"benar , seokjin Hyung bahkan tidak pernah cerita kalau dia punya saudara perempuan , benar kan?"

Taehyung menganggukkan kepalanya mantap .

pintu apartemen terbuka , perdebatan diantara kedua anak itupun terhenti , dan menunggu siapa yang datang .

"seokjin Hyung!" reflek taehyung berdiri dan tersenyum seolah mereka tidak mencuri apapun dari kamar seokjin "Hyung , kau kesini untuk apa?"

seokjin mengernyitkan dahinya "untuk perlu , memangnya kenapa?" kemudian dirinya menjadi penasaran dengan apa yang sedang disembunyikan oleh Jimin "kalian berdua aneh sekali , Jimin-ssi apa yang kau sembunyikan?"

"ne?" Jimin semakin menyembunyikan foto yang mereka curi dari kamar seokjin "bukan apa apa hyung"

mereka berdua pun terkekeh seperti orang bodoh . seokjin tidak terlalu memikirkan apa itu , ia pun pergi ke kamar untuk mengambil kameranya dan fotonya bersama Heejin , yang hilang .

seokjin segera berlarian keluar , dan berhadapan dengan anak dua aneh itu "kau mengambil foto di kamarku ya?"

"hyung ... " Jimin mengeluarkan bingkai foto tersebut dari belakangnya dan terkekeh , ia menyimpan fotonya di atas meja .

"maafkan kami Hyung" ucap Taehyung , mereka berdua menunduk seperti merasa sangat bersalah .

seokjin membuang nafasnya lega , dan dia mengambil foto tersebut "syukurlah kalau ada"

"hyung , dia saudara mu kan?" tanya Jimin .

seokjin tidak langsung menjawab , ia memikirkan jawaban yang bagus untuk mereka "iya , kami hanya sebatas saudara , jangan berpikir aneh aneh ingat" seokjin menunjuk dua anak itu seraya keluar dari asrama .

sedangkan Heejin , mengemas beberapa barang milik seokjin dirumahnya . ia hanya memasukkan beberapa pakaian yang kelihatannya masih dipakai oleh seokjin .

bibi chae datang membawa minuman , dan menyimpannya di lantai samping Heejin duduk "minumlah"

Heejin menoleh "ah terimakasih bibi" Heejin kemudian menyadari "bibi , apa aku masih boleh menganggap mu seperti keluargaku?"

bibi chae tersenyum lembut , ia lalu duduk di samping Heejin "kau bahkan boleh menganggap ku sebagai ibumu , kau boleh panggil ibu jika mau"

melihat senyum bibi chae yang sangat tulus membuat Heejin merasakan kalau dia masih punya sosok ibu .

22 . 55

"kenapa pindahnya malam sekali?" tanya Heejin .

ia sedang membantu seokjin untuk mengemas semua barang-barangnya karena malam ini juga ia akan pergi ke apartemen barunya .

"agar tidak ada yang melihat aku pindah kesana" jawab seokjin sambil memasukkan beberapa pakaiannya yang sudah dilipat rapih .

Heejin menghentikan lengan seokjin yang hendak memasukkan beberapa minuman di koper pakaian "apa kau bodoh?" Heejin mengambil semua minuman dari lengan seokjin dan menyimpannya di dalam totebag "bajumu akan basah nanti"

"sebenarnya aku berat untuk pindah" ucap seokjin.

Heejin menoleh "kenapa?" kemudian otak jahilnya kumat , ia mendekatkan wajah seokjin "apa kau berat karena tidak bisa melihatku setiap hari lagi?" godanya dengan wajah yang sangat menyebalkan .

seokjin menatap kedua mata indah itu dengan seksama , kemudian beralih pada bibir Heejin yang terlihat cantik seperti Heejin , ia lalu menggelengkan kepalanya "iya" jawabnya dengan santai .

"hmm?" Heejin diam , ia mencari letak bercandanya pada seokjin tapi tidak ada , Heejin segera menjauhi wajahnya dari seokjin "ah kau pasti bercanda , sudah kemas semua pakaiannya nanti akan semakin malam"

sebelum Heejin hendak keluar dari kamarnya , seokjin bergegas menutup pintu dan menghalangi pintu "aku mau bicara" ucap seokjin .

kini mereka saling berhadapan dengan posisi seokjin membelakangi pintu dan dirinya sangat gugup . sebenarnya sama saja dengan Heejin , ia gugup tetapi ia menyembunyikan itu .

Heejin melipat kedua tangannya di bawah dada "apa yang mau kau bicarakan ? katakan"

seokjin mengatur nafasnya , perutnya mendadak sakit karena gugup , keringat dingin mulai bercucuran , ini kali pertama seokjin menyatakan perasaannya , seokjin memejamkan mata karena dia begitu malu "aku menyukaimu"

Fact - seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang