HALLO SEMUA.....
APA KABAR? HEHE MAAPIN YA LAMA
MAAPIN SUDAH GA KONSISTEN DALAM MENULIS YAA, SEMUANYAAA
SEMOGA MASIH ADA YANG NUNGGU CERITA INI UPDATE YA.
TERIMAKASIH DAN SELAMAT MEMBACA.
__________________________
Pagi buta Nathan sudah berada di depan kontrakan kecil yang di tepati oleh Kana. Dengan membawa dua plastik putih, Nathan mengetuk pintu membuat sang penghuninya keluar.
"Ngapain?" tanya Kana bingung melihat kedatangan Nathan di depan kontrakannya.
Nathan menyodorkan dua plastik putih yang ia bawa tadi "Bubur ayam buat lo."
"Buat gue?" tanya Kana bingung.
Nathan mengangguk "Kaki lo sakit karna gue, pasti lo kesusahan buat beli makan di depan."
"Oh... Makasih."
Kana mengambil plastik pemberian Nathan "Lo serapih ini cuma buat nganter bubur ayam?"
"Gue ada jam kuliah pagi ini."
"Seharusnya lo gak perlu repot-repot nganter gue sarapan sih. Gue bisa beli sendiri nanti."
"Dengan keadaan kaki lo kaya gitu?"
"Ini luka kecil gak masalah buat gue, gak usah lebay."
"Terserah lo, gue mau ke kampus."
Kana mengacungkan jempolnya dengan senyum lebar "Sip, sana."
Nathan mendelik merasa terusir oleh Kana.
"Terima kasih bubur nya, Nathan."
"Kayanya besok-besok lo gak perlu nganter bubur buat gue lagi."
"Berharap banget lo gue kasih bubur lagi besok? Mimpi!" ketus Nathan dan langsung memakai helm dan melajukan motornya.
"Nyebelin!"
-o0o-
Ayudia menatap kertas yang berada di meja kecil yang berada di dapur, mengambil kertas yang terlipat dengan lusuh itu sembari menatap bingung.
"Mbak ini kertas apa?" tanya Ayudia pada Mbak yang bekerja dirumah ini.
"Itu Nyonya kertas yang ada di saku kemeja Den Nathan."
Ayudia mengangguk dan langsung berjalan meninggalkan dapur untuk menuju kelantai dua kamar Nathan.
Ayudia membuka kamar Nathan, rapih. Selalu rapih. Ayudia tersenyum dan duduk di tepi ranjang milik Nathan, dengan menatap sekeliling kamar Nathan yang tidak banyak berubah dari dulu. Tatapan Ayudia jatuh pada foto yang berada di nakas dekat kamar tidur Nathan, foto Zea bersama dengan Nathan tengah tersenyum kearah kamera.
"Zea udah bahagia disana ya nak."
"Semoga Nathan juga bisa bahagia ya disini."
"Bunda." panggil Disa nyaring dari lantai bawah "Bunda......"
Ayudia menghela nafas, anak bungsunya ini sudah besar tapi kelakuannya masih seperti anak kecil saja yang suka berteriak-teriak.
Ayudia meletakkan kertas itu di atas nakas samping bingkai foto dan langsung berjalan keluar.
"Ada apa sayang?"
"Bunda dari mana?"
"Dari kamar Bang Nathan, kenapa Disa teriak-teriak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENEPI UNTUK PERGI 2
Teen Fiction"Dimana letak surga itu? Biar ku gantikan tempat ku dengan mu." -Nathan Khalandra Telah dimulai kembali cerita tanpa peran utama di dalamnya. Kisah penuh pilu, kisah penuh rasa sakit, kisah penuh tangis, telah di paksa untuk tetap berjalan dengan se...