"Luka yang membuat seseorang yang tadinya baik menjadi orang yang tak berperasaan."
_______________________
Kana dengan riang mengantarkan setiap pesanan pengunjung cafe pada sore hari ini. Dengan kedua tangan yang membawa nampan berisi kentang goreng, cheescake dan minuman greentea.
"Selamat menikmati, Mbak," ujar Kana sopan membuat pengunjung yang duduk berdua dengan temannya ikut tersenyum.
Kana kembali berjalan untuk mengambil makanan yang akan ia antar dan membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di meja.
"Selamat datang, Mas," sapa Kana saat melihat pintu cafe terbuka.
"Lo? Yang nolongin Nathan kan?" tanya seseorang membuat senyum Kana langsung luntur.
Kana mengangguk ragu.
"Lo kerja disini?"
"Iya."
"Wah kebetulan banget."
Kana tersenyum kikuk melihat lelaki yang tak asing di depannya ini.
"Silahkan duduk terlebih dahulu Mas, atau mau langsung pesan?" tanya Kana ramah.
"Gue mau cari tempat duduk dulu pesannya nanti, tunggu teman gue yang lain."
Kana mengangguk dan langsung melanjutkan pekerjaan nya dengan gugup. Teman yang lain? Apakah akan ada lelaki bernama Nathan juga nantinya?
"Kana, tolong antarkan pesanan ini ke meja no 6 ya." Raka menaruh nampan di atas meja pantry.
"Siap, Raka!"
Raka terkekeh pelan "Semangat banget lo kerja, padahal gajihannya masih lama."
"Hidup itu harus semangat dong."
"Sip. Gue suka semangat lo."
"Suka semangatnya apa suka orangnya?" tanya Panji membuat Raka memutar bola matanya malas.
"Gak usah ngaco!"
Setelah mengantarkan pesanan di meja no 6, kini Kana beralih ke meja no 11.
"Mau pesan apa, Mas?" tanya Kana sedikit gugup dengan orang-orang di depannya ini. Di tambah salah satu dari mereka menatapnya dengan intens.
"Cappucino satu, kopi late dua, cheescake satu dan kentang goreng dua."
"Sudah Mas ini saja?"
"Cappucino dua deh," ujar Fahri.
Abian menatap Fahri "Kok dua?"
"Agatha lo kasih makan tapi gak lo kasih minum. Mau buat anak orang seret?" dengus Fahri membuat Abian meringis, ia lupa jika akan ada Agatha nanti.
"Oke baik saya ulangi, Cappucino dua, kopi late dua, cheescake satu dan kentang goreng dua," ulang Kana menyebutkan pesanan mereka satu persatu.
Fahri mengangguk.
"Baik kalau begitu tunggu sebentar, pesanan akan di siapkan."
Kana langsung pergi masih dengan membawa nampan di tangannya.
"Kok muka lo kaya tegang banget sih?" tanya Panji saat melihat raut wajah kana yang tak biasa.
"Gak ah mana ada!"
"Kenapa?"
"Kenapa apa?"
"Muka lo, tegangan tinggi kaya abis ketemu siapa aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENEPI UNTUK PERGI 2
Teen Fiction"Dimana letak surga itu? Biar ku gantikan tempat ku dengan mu." -Nathan Khalandra Telah dimulai kembali cerita tanpa peran utama di dalamnya. Kisah penuh pilu, kisah penuh rasa sakit, kisah penuh tangis, telah di paksa untuk tetap berjalan dengan se...