10. LUKA YANG TAK KUNJUNG SEMBUH.

215 16 5
                                    

MAU SAY HI DULU SAMA PEMBACA-PEMBACA SETIA AKUUU...

HIHI MAAF YA BARU BISA UPDATE INI DARI SEKIAN PURNAMA WKWK.

BISMILLAH KONSISTEN LAGI BUAT NULIS.

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA🧡🧡🧡

-o0o-

"Gue liat-liat lo sering kesini," ujar gadis pada seorang laki-laki yang sedang bersandar di pos yang tak jauh dari tempat pemakaman umum.

Lelaki itu langsung menoleh ke sumber suara tanpa mau menegapkan tubuhnya terlebih dahulu.

"Kaki lo udah mendingan?"

Gadis itu terkekeh pelan "Ini sudah sebulan dari dari kejadian itu, kaya nya sebulan udah kelamaan buat kaki gue gak pulih."

"Siapa tau lo suka sakit." ketus Nathan sedikit kesal mendengar jawaban menyebalkan dari gadis yang bernama Kana itu.

"Lo sering banget kesini?"

"Menurut lo?" tanya Nathan dengan memutar bola matanya malas.

"Biasa aja kali, Mas. Galak banget." Kana merengut mendengar jawaban ketus Nathan "Lo ngunjungin cewe lo ya?"

"Gak usah kepo bisa?" Nathan menatap Kana dingin.

Kana tergugup di tempatnya melihat tatapan dingin yang di tampilkan Nathan "Ma-maaf Nath, kalau gue udah nyinggung perasaan lo. Gue gak ada maksud apapun, sumpah."

"Maaf ya, gue cuma penasaran aja gue sering banget liat lo waktu dulu disini, dan waktu itu gue beraniin diri buat nyamperin lo waktu hujan karna gue gak tega sering liat lo ujan-ujanan disana." jelas Kana sembari menunjuk kearah gundukan tanah yang tidak pernah lepas dari bunga di atasnya "Waktu itu juga gue gak segaja baca namanya, gue kira itu cewe lo."

Nathan masih belum merespon apapun, masih  diam dengan pikirannya sendiri.

"Maaf sekali lagi kalau gue lancang dan gak tau batasan, Nath." Kana baru saja akan beranjak dari tempatnya tapi tak jadi karna mendengar suara Nathan.

"Dia cinta pertama gue," ucap Nathan dengan tatapan kosongnya "Dia cewe yang bisa buat gue sebahagia dan sejatuh ini."

"Dia selalu ngajarin gue tentang arti kehidupan, tapi dia lupa ngajarin gue gimana caranya bertahan hidup tanpa dia."

"Nath," lirih Kana yang seolah ikut merasakan sesak.

"Gue harus apa, Kana?" tanya Nathan yang sekarang sudah menatap mata Kana dengan mata memerah "Bahkan sekarang buat masuk kedalam pemakaman dan ngeliat gundukan tahan itu gue gak sanggup lagi. Dia bohong, dulu dia izin ke gue cuma buat tidur sebentar, tapi nyatannya? dia ninggalin gue buat selamannya."

Kana menggelengkan kepalanya "Lo gak bisa terus-terusan kaya gini, Nath. Dia gak akan bahagia kalau liat lo kaya gini terus. Dia pasti mau lo bahagia Nath, dia gak mau liat lo harus sedih karna dia terus, dia gak  akan tenang, Nath."

"Mana yang katanya lo sayang sama dia? Kalau lo sayang dia lo gak akan kaya gini terus. Lo hanya menyiksa dia dengan gak iklasin dia."

"Ini gak semudah yang lo omongin, bertahun-tahun gue cuba buat iklasin dia tapi gue gak bisa."

"Lo bisa. Lo harus yakin kalau dia akan terus ada di hati lo, raga dia emang udah gak ada Nath, tapi semua kenangan tentang dia akan terus melekat di hati lo. Lo boleh sayang sama dia, tapi lo gak boleh egois dengan engga mau iklasin dia, iklas lo akan mempermudah jalan dia di sana, Nath."

Nathan menatap mata Kana dengan diam, menusuk dan menyelami mata itu seolah sedang mencari sesuatu yang sudah lama hilang, kenapa rasanya begitu menenangkan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENEPI UNTUK PERGI 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang