Monster

486 63 0
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Gun menyisir rambutnya ke belakang untuk yang terakhir kalinya, ia berdecak kagum di depan kaca lemari, setelah menyemprotkan parfum ia menganggukkan kepalanya merasa puas, Gun sudah cukup tampan untuk pergi ke universitas.

Saat Gun ingin mengambil tasnya,ia tak sengaja melihat buku milik Celvin di atas meja, Gun ingat betul jika buku itu berisi tugas yang susah payah Celvin kerjakan tadi malam, Gun berdecih karena melihat kecerobohan Celvin,buku anak itu tertinggal.

Gun melihat kearah arloji di tangan nya, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum kelas nya di mulai, karena rasa kemanusiaan yang tinggi akhirnya Gun memilih ke sekolah Celvin untuk memberikan buku Celvin yang tertinggal, semoga saja kelas Celvin belum di mulai.

Gun mengambil jaket nya dalam lemari dan bergegas pergi ke sekolah Celvin menggunakan mobil yang kemarin ia ambil dari rumah, tidak jauh dari asrama nya, hanya lima belas menit untuk sampai.

Gun keluar dari dalam mobil nya dan melihat sekolah yang tidak terlalu rame,efek masih terlalu pagi dan murid-murid banyak yang belum datang.

Bibir Gun tertarik sedikit keatas mengingat kenangan nya di sekolah SMA nya, sangat monoton,oke lupakan.
Gun bergegas masuk, seingat Gun, Celvin sudah kelas sebelas, karena tak kunjung menemukan kelas Gun dan waktu terus berjalan akhirnya Gun memilih untuk bertanya.

"Dek, mau nanya dimana kelas  sebelas IPA?"

Gadis dengan rambut diikat ekor kuda itu melihat Gun dengan pandangan berbinar,Gun tau kok kalau dirinya tampan tapi kalau dilihat sedemikian intens ngeri juga.

"Dek?"

"Oh iya mas itu kelas saya,mas nya cari siapa ya?"

Jawaban yang begitu riang itu mengejutkan Gun.

"Celvin"

Gadis itu mengangguk paham.

"Tadi saya liat Celvin di bawa sama kakak kelas kebelakang sekolah"

Gun mengernyitkan keningnya, perasaan nya tiba-tiba saja tidak enak.

"Ngapain?"

Gadis itu menggeleng pertanda tidak tau,setau nya Celvin memang sering berurusan dengan ketiga senior itu, tetapi jika ada Jhonatan tiga senior itu tidak berani mendekat. Lagipula gadis itu bukan orang yang kepo.

"Oke makasih.."

"Joi. Nama saya Joi kak"

Gun tidak perduli saat gadis di depannya sudah mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan, Gun lebih memilih kebelakang sekolah karena perasaan nya benar-benar tidak enak,takut Celvin di lukai oleh tiga senior itu.

Nafas Gun yang memburu hebat semakin memburu setelah ia melihat Celvin sedang terbaring dengan pakaian robek di sana sini, kedua tangan nya yang terikat dasi dan seorang pria di atas tubuh Celvin sedang mencium bibir Celvin,ini pelecehan!

Satu pria lain merekam dan satu lagi menonton tanpa ada niat membantu Celvin, darah Gun semakin mendidih saat pria yang melecehkan Celvin hendak membuka resleting celana Celvin.

"Bangsat!"

'buk'

Gun menendang kuat tubuh Dimas sampai terpental jauh,Gun menatap tajam Ren dan segera merebut ponsel itu.

'prang'

Ponsel Ren hancur dalam hitungan detik karena Gun membantingnya ketembok.

Nafas Gun tercekat melihat penampilan Celvin yang berantakan,wajah Celvin babak belur mungkin dipukul karena melawan.

Gun melepaskan ikatan dasi di kedua tangan Celvin,ia segera melepaskan jaketnya dan mengenakan nya ketubuh Celvin,anak itu bergetar ketakutan, tangisan sejak tadi terus keluar.

"Sssttt mas disini,jangan takut"

Gun segera memeluk Celvin untuk memberitahu Celvin bahwa Celvin baik-baik saja, Celvin tak sendirian.

Awalnya Celvin berontak namun Gun dengan bisikan menenangkan membuat Celvin ikut membalas pelukan Gun.

"Mas Gun..."

"Iya ini mas Gun, jangan takut."

Gun mengusap punggung Celvin yang masih saja bergetar, tatapan Gun kini terarah kepada Tom yang masih diam di tempat seperti tidak perduli dengan Dimas yang meringis sakit dan Ren yang meratapi handphone hancurnya.
Bahkan Tom malah tersenyum mengejek melihat Gun yang menatap nya dengan tatapan membunuh.

"Punya om-om juga Lo?"

Senyum mengejek itu luntur saat Gun berhasil menghantam dengan kuat pipi Tom.

"Bangsat! Mau gue bunuh Lo satu-satu ha?!"

Dimas yang sudah bisa duduk itu merinding,ia seperti melihat monster sedang marah, begitu juga dengan Ren yang sudah tidak lagi meratapi handphone hancurnya setelah ia mendengar gertakan dari Gun.

Nafas Gun memburu hebat karena menahan amarah, teman satu kamarnya yang sudah ia anggap keluarga sendiri sudah dilecehkan, perbuatan biadab yang paling Gun banci.

Gun kembali menyamakan tubuhnya dengan Celvin yang masih sesenggukan, Gun membantu Celvin untuk berdiri namun tubuh Celvin lemas.

Tubuh Celvin seperti tidak ada tenaga sama sekali sehingga mudah untuk Gun menggendong Celvin.

"Gue tuntut Lo semua!"

Gun segera meninggalkan ketiga remaja itu yang mulai ketakutan, jika masalah di sekolah ini bisa dengan mudah Tom selesaikan karena kekuasaan beda lagi dengan polisi,Tom tidak bisa melakukan apa-apa.

"Ini semua salah Lo bangsat!"

Tom memukul wajah Dimas dengan kepalan tangan nya membuat Dimas lagi-lagi tersungkur ke tanah, wajah Tom yang terdapat lebam biru di pipi menjadi pucat karena takut mendengar gertakan Gun, jika sampai itu terjadi maka habislah ia di tangan ayahnya.

"Sialan!"

Not a rainbow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang