berubah lebih baik

366 44 3
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Gun merapikan kertas-kertas yang ada di atas meja, setelah itu dengan telaten ia memasukkan buku-buku nya kedalam tas yang sering ia bawa.

"Mau mampir Gun?"

Gun tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya, beberapa menit yang lalu ia baru selesai mengerjakan tugas kelompok dengan teman-teman nya.

Teman-teman?
Kini Gun sudah mulai membuka diri untuk percaya kepada orang-orang yang ingin menjadi teman nya.
Setahun ini Gun mencoba untuk membuka diri dalam berteman, meskipun awalnya sulit tetapi Gun tidak menampik bahwa dalam hidup kita tidak bisa melakukan apapun sendirian.

"Yaudah kalau gitu kami duluan ya"

Tiga temannya sudah lebih dulu pergi, sebenarnya Gun ingin ikut karaoke bersama teman-teman nya untuk sekedar merilekskan pikiran setelah mengerjakan tugas menumpuk,tetapi ia sudah lebih dulu memiliki janji dengan seseorang untuk menunggu setelah pekerjaan nya selesai.

Tak lama handphone milik Gun berdering nyaring, Gun melihat layar ponsel nya dan tertera nama orang yang sejak tadi ia tunggu.

"Udah selesai?"

Seseorang di sebrang sana menjawab pertanyaan Gun dengan semangat membuat Gun sesekali terkekeh.

Gun melangkahkan kaki nya dengan cepat, sudah lebih setahun ia tidak bertemu dengan-

"Celvin!"

Ya,pria mungil yang sekarang sudah lulus SMA dan melanjutkan studinya di universitas tempat ia juga belajar, Gun merasa sangat rindu dengan sosok itu.
Bukan rindu dalam arti romansa tetapi lebih ke arah rindu kepada adik.

Segera Celvin melihat kearah belakang dan berlari untuk memeluk tubuh Gun dengan erat.

"Ck,udah belum pelukan nya? Panas nih!"

Gun melepaskan pelukannya dan menatap tajam kearah pria jangkung yang sudah merusak momen.

"Ngapain dia ikut?"

Pria jangkung di sebelah Celvin tersenyum mengejek,mana mau dia membiarkan Celvin sahabat paling dicintainya itu pergi berdua dengan Gun, apalagi setelah Celvin dengan susah payah melawan trauma nya sampai bisa pulih setelah menjalani satu tahun terapi.

"Ee... Maaf ya mas gak bilang dulu kalau Jhon mau ikut"

Celvin menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena merasa tidak enak,ia tahu jika Jhonatan dan Gun tidak pernah bisa akur.

"Ck!"

Gun memutar bola matanya kesal, padahal ia ingin jalan berdua saja dengan Celvin tapi malah ada cecunguk pengganggu,Gun segera membawa Celvin untuk masuk ke dalam mobil karena Kai dan Satria sudah sejak tadi menunggu,tanpa menunggu Jhon masuk ke dalam mobilnya, Gun langsung meninggalkan Jhon membuat pria jangkung itu harus buru-buru mengejar Gun menggunakan sepeda motornya.

Di tempat lain,lebih tepatnya di dalam apartemen milik Gun,dua orang pria sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing,yang satu sedang memainkan game di ponselnya sedangkan yang satu lagi sedang membaca komik milik Gun yang tergeletak di atas ranjang.

Jika ada yang tanya mengapa mereka bisa sampai masuk kedalam kamar asrama Gun, jawabannya adalah Satria tahu kata sandi kamar Gun, karena pernah sekali mereka bertiga minum dan satu-satunya yang masih waras adalah Satria,ia dengan berat hati membawa dua teman nya untuk pulang, karena yang paling dekat club' adalah asrama Gun sehingga Satria memilih membawa dua temannya ke asrama Gun dan Gun tanpa sadar memberitahu kata sandi kamar nya.

Not a rainbow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang