Drama malam hari

427 49 0
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Terdengar jelas guyuran air shower dari dalam rumah,pantas saja sejak tadi Kai mengetuk pintu tidak ada yang membuka, Kai membuang nafas dengan kasar, sudah lebih setengah jam ia berdiri di depan pintu kosan milik Satria,sang empu tak membuka pintu juga,entah apa yang di lakukan Satria di dalam kamar mandi, kenapa lama sekali.

"Oi sat! Cepetan buka pintunya!"

Kai kembali menggedor pintu kosan dengan tidak sabaran,satu tangan nya mencoba menekan hidung nya yang sejak tadi mengeluarkan darah.

"Sialan! Kalau gak buka pintunya Sekarang,besok jangan..."

Belum sempat Kai menyelesaikan kalimatnya, Satria sudah lebih dulu membuka pintu,raut kesal di wajah Satria karena malam-malam di ganggu berubah menjadi kerutan khawatir.

"Lo kenapa Kai?"

Berbeda dengan Satria yang khawatir melihat wajah Kai yang babak belur,Kai malah terdiam kaku karena melihat Satria belum memakai bajunya, hanya handuk yang menutupi barang nya.

"Sialan! Cabul Lo!"

Satria mencoba menutupi tubuhnya setelah paham apa yang ada dipikiran Kai,memang pikiran Kai yang tidak pernah bersih itu mampu membuat Satria merinding.
Segera Satria hendak menutup pintu mencegah Kai untuk masuk,namun Kai menahan pintu agar tidak tertutup, sudah tidak ada lagi raut wajah khawatir Satria.

"Minggir gak!"

"Tega banget Lo,gue nungguin Lo dua jam masa gak Lo biarin masuk" ucap Kai dengan dramatis.

Satria memutar bola matanya jengah, jelas-jelas Kai berdiri di depan pintu hanya setengah jam.

"Janji gak pegang-pegang,hidung gue perih,gak kasian Lo sama gue?"

Satria melirik Kai dari ujung matanya,pupil mata itu berkaca-kaca membuat hati Satria yang memang selembut sutra itu kembali luluh, ia membuka pintu dan mempersilahkan Kai untuk masuk.

Kai melepas kaos putih nya yang sudah terdapat banyak bercak darah, ia mencoba menyumbat darah di hidung nya menggunakan kaos putih nya.

Satria menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah Kai,luka diwajah Kai pasti karena bertengkar dengan senior seperti yang lalu-lalu.

Saat Satria ingin pergi ke kamar untuk memakai baju,ada seseorang lain yang mengetuk pintu nya.

"Dek Satria?"

Kening Kai mengerut saat ia mendengar suara seorang pria di depan pintu,ia menatap Satria menuntut penjelasan.

"Itu senior di kampus yang tinggal di sebelah"

Saat Satria ingin membuka pintu,Kai sudah lebih dulu membuka pintu dan terlihat seorang pria yang sial nya sangat tampan berdiri di ambang pintu, tangan kanan nya memegang sebuah bungkusan yang Kai tau adalah makanan.

Senior itu mengerutkan keningnya melihat Kai yang bertelanjang dada dan Satria yang hanya memakai handuk untuk menutupi aset nya,di tambah tangan Kai yang memegang kaos berlumuran darah.

"Siapa Lo?!"

Melihat akan ada pertarungan di antara kedua nya membuat Satria buru-buru menghampiri senior nya.

"Eh.. mas Guntur,ini teman Satria"

Walaupun Satria berdiri di tengah-tengah tetapi Guntur tampaknya tidak mengalihkan tatapan mata tajam nya kearah Kai yang juga menatap kearah nya tajam.

"Kok gak pake baju? Habis ngapain?!"

Mata Satria membulat setelah ia memahami apa yang Guntur pikirkan, buru-buru ia menggeleng kan kepalanya menyangkal pemikiran Guntur.

"Gak seperti yang mas Gun pikirin,tadi Satria habis mandi,terus Kai datang. Hidung nya mimisan makan nya Kai lepas baju nya. Eh Lo pergi dulu ke kamar gue"

Kening Kai semakin mengerut tak suka saat Satria mencoba untuk mengusir nya.

"Kok Lo ngusir gue? yang harus nya pergi dia"

Satria menyikut perut Kai agar pria itu pergi tetapi tubuh Kai tidak bergerak sedikitpun.

"Udah dek, gue mampir cuman mau ngasih ini,besok ke kampus bareng gue"

Satria hanya mengangguk sembari tersenyum, Kai memutar bola matanya jengah melihat Satria begitu manis di depan senior mereka.

"Gak. Satria besok berangkat bareng gue"

Ucap Kai sebelum senior itu pergi ke kamar nya yang berada di samping kamar Satria, mendengar ucapan itu membuat Satria menganga, padahal ia ingin hemat ongkos dengan ikut kakak tingkat nya tetapi Kai menghancurkan nya,kalau berangkat dengan Kai sudah pasti banyak sekali kemauan pria itu, Satria tidak ingin rugi.

Guntur menatap Satria yang seperti nya merasa bingung, sebagai seorang pria yang dewasa akhirnya Guntur memperbolehkan Satria untuk memilih ikut teman nya.

"Jangan macam-macam Lo sama Satria,dia udah gue anggap Adek"

Setelah mengatakan itu Guntur masuk ke dalam kosannya,Satria membuang nafas panjang karena gagal mendapatkan tumpangan gratis.

"Ngeri juga Abang angkat Lo"

Kai terkekeh sembari menutup pintu,Satria berdecak sembari ke kamar untuk memakai baju dan kembali keruang tamu dengan membawa kotak p3k.

"Lebih ngeri muka Lo yang babak belur"

Ucap Satria sembari mengambil salep dan kapas di dalam kotak P3k.
Untung saja darah yang keluar dari hidung Kai sudah berhenti.

"Ssshh sakit sat, pelan-pelan"

Kai memukul lengan Satria yang dengan sengaja menekan luka nya.

"Kenapa bisa babak belur? Habis berantem sama senior kan Lo?"

Kai menatap wajah serius Satria yang sedang mengoles salep pada luka nya.
Kai merapikan rambut Satria yang masih menetes air dari ujung rambutnya.

"Lebih tepatnya berantem sama bokap"

Pergerakan Satria berhenti,pasti karena rencana gadungan kai waktu itu yang melibatkan nya.

"Salah Lo sih itu"

Satria selesai mengobati luka Kai,ia kembali menaruh nya pada tempatnya,kai mengikuti Satria masuk ke dalam kamar,ia merebahkan tubuhnya di atas kasur milik Satria.

"Gue nginep"

Ucap Kai tidak ingin di bantah, Satria ikut merebahkan tubuhnya di samping Kai,ia menyikut badan Kai agar bergeser sedikit.

"Sana pulang"

"Udah tau gue di usir masih di suruh pulang,tadi niat nya mau ke tempat Gun tapi Inget orang nya pulang kampung, satu-satunya temen gue cuman Lo"

Kai membuang nafas panjang, ternyata Satria tidak mendengarkan nya,pria di sampingnya sudah terlelap tidur lelap.

Not a rainbow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang