Bantuan

771 65 1
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Setelah membanting pintu tadi Gun pergi ke universitas milik nya, sebenernya ia tidak ada mata kuliah pagi ini tetapi demi tidak berkumpul dengan dua cecunguk itu Gun lebih memilih berangkat saja ke universitas.

Langkah kaki Gun menuju kearah lapangan basket,ia tahu dua teman nya ada di sana,dua orang yang mau berteman dengan nya walaupun seringkali ia melontarkan kata-kata pedas ataupun tatapan tajam tapi mereka seakan mengerti bagaimana orang seperti Gun.
Saat baru saja sampai, kedua temannya sedang tergeletak di lantai lapangan yang dingin,nafas mereka memburu dengan keringat membasahi tubuh.
Salah satu di antara mereka bahkan sudah tidak memakai atasan membuat tubuhnya yang sixpack terlihat sempurna.

"Lain kali main lagi yuk kai"

Pria yang masih lengkap pakaiannya segera bangkit dari tidurnya menjadi duduk.

"Kapan aja boleh,asal lo siap"

Gun yang mendengar kata-kata ambigu itu segera melempar sebotol air dan tepat mengenai kepala Kai yang masih terbaring.

"Aduh! Sialan!"

"Main apa lo berdua?!"

Gak salah kan kalau Gun berfikir yang macam-macam,dari tampilan mereka berdua terlihat baru saja melakukan nananinu.

"Main basket sialan! Pikiran Lo kotor banget heran"

Kai masih mengusap kepalanya yang terasa sakit, bibirnya yang tipis terus saja mengerucut karena kesal, kepalanya yang indah bisa-bisa benjol.

Gun ikut duduk di samping Kai dan memberikan sebotol air yang lain ke arah Satria.

"Tumben datang pagi,kesambet apa lo?"

Gun berdecih karena mengingat kembali kejadian beberapa menit yang lalu,teman sekamarnya membawa teman yang tidak sopan,ingin sekali Gun merobek wajah sok tampan itu menjadi dua,tapi memang tampan sih.

"Berisik disana"

Satria hanya mengangguk saja, ia juga tau kalau Gun orang yang tidak suka dengan keramaian.

"Eh,Lo baru pindah ke asrama kan? Boleh dong kami mampir"

Kai berseru sembari mengenakan kembali pakaiannya, Gun hanya menatap sekilas,asal mereka berdua tidak rusuh Gun sih mengiyakan.

Sore hari setelah menyelesaikan kuliah, Gun dan kedua temannya bergegas pergi ke asrama Gun, asrama khusus laki-laki.

Saat membuka pintu Gun menghela nafas lega, teman Celvin sudah tidak ada, tersisa hanya Celvin dan laptop yang menemaninya.
Kamar mereka pun sudah tertata rapi, beruntung juga Gun menerima Celvin sebagai teman kamarnya, Celvin orang yang suka kebersihan.

"Eh? Siapa tuh?"

Kai tanpa pamit masuk kedalam membuat atensi Celvin yang awalnya fokus pada laptop nya kini beralih kearah Gun dan teman-temannya.

"Halo manis, boleh kenalan?"

Satria mengulurkan tangannya ingin berkenalan, Celvin yang di bilang manis itu hanya tersenyum canggung, padahal wajahnya kan manly.

"Satria,kamu?"

"Celvin kak"

Celvin membalas jabatan tangan itu membuat senyum Satria semakin mengembang.

"Jangan panggil kak, panggil Abang aja biar akrab"

Gun memutar bola matanya jengah karena melihat Satria memberikan wink kepada Celvin,jijik.

"Kai"

Kai ikut menjabat tangan nya,belum lama tangan itu berjabat, Gun sudah melepaskan kedua tangan itu dengan wajahnya yang ditekuk.

"Apa sih? Lagi kenalan juga"

Protes Kai tidak terima karena Gun memisahkan mereka.

"Jangan lama-lama"

Kai mengerutkan keningnya bingung, kenapa kalau dia dan Celvin pegangan tangan lama-lama?

"Cemburu Lo?"

Celutuk Satria dengan senyum seringai membuat Gun menatap tajam kearah Satria.

"Cemburu palamu!"

Keempat orang itu kembali duduk diatas karpet berbulu, Gun dan teman-temannya yang mengerjakan tugas kuliah sedangkan Celvin yang kembali menatap kearah laptopnya, seperti sedang mengedit video nya untuk diunggah ke YouTube.

Celvin menatap kearah meja nya yang tidak ada satupun cemilan, kemudian ia menatap kearah Gun dan teman-temannya.

"Eh,manis mau kemana?"

Kai yang menyadari pertama Celvin ingin keluar dari kamar segera bertanya.

"Mau beli cemilan bang,masa tamu gak di kasih makanan"

Gun menatap Kai dan Satria penuh tanda tanya saat kedua temannya menatap tajam kearah nya.

Bukan Gun pelit tetapi mereka tidak minta cemilan ya Gun tidak tahu, begitu pikirnya.

"Gak usah,biar Abang sama Satria aja yang keluar"

Kai segera menarik Satria untuk bangkit berdiri, padahal Satria sudah musuh-musuh tidak ingin beranjak dari duduknya.

Setelah kedua orang itu pergi, Celvin kembali duduk di tempat nya, Gun sudah tidak lagi mengerjakan tugas,ia malah menatap Celvin yang sekarang risih diliatin.

"Apa sih mas liatin mulu?"

"Bantuin gue"

Celvin mengerutkan keningnya tidak mengerti, Gun ini kalau ngomong setengah-setengah.

"Bantuin apa?"

Gun berdiri dari duduknya kemudian ia duduk di atas ranjangnya, melambaikan tangan kearah Celvin untuk mendekat, melihat tatapan itu membuat Celvin menelan ludahnya susah payah.

"Mau ngapain?"

Walaupun suara Celvin terdengar bergetar takut tetapi Celvin tetap mendekat, Gun memutar bola matanya sedikit kesal karena melihat Celvin seperti kucing yang ketakutan.

Celvin terkejut karena Gun yang menarik tangan nya tiba-tiba membuat nya duduk di pangkuan Gun, Celvin ingin bangkit berdiri tetapi Gun menahan pinggang nya.

Tubuh Celvin bergetar halus merasakan hembusan nafas Gun di telinganya.

"Bantuin mas,disini sakit"

Not a rainbow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang