PDKT ke-1

1.6K 254 33
                                    

Seoul, Jumat.



*** 09.39 ***



"Jenn, Kamu udah liat berita? Krystal kuliah di Paris!" ucap Joy sambil duduk di meja Jennie dengan tangan terlipat.

"Oh ya?" Datar Jennie yang seperti tidak tertarik.

Ia sibuk menerjemahkan artikel berbahasa inggris untuk keperluan majalah. Joy sedikit kecewa dengan reaksi Jennie.

Joy sedikit mendekatkan kepalanya ke depan komputer Jennie.

"Kamu lagi ngerjain apa? Ada yang bisa aku bantu?" Tawar Joy tulus.

"Artikel preskriftif (berisi suatu tuntunan pada pembaca untuk melakukan sesuatu agar tidak salah) untuk kolom 'hair do' edisi depan" jawab Jennie setelah menggelang.

Jennie memberikan tanda bahwa ia tak butuh bantuan. Joy merengut.

"Belakangan ini kamu sibuk banget, apa terjadi sesuatu?" Pancing Joy yang menyadari perubahan Jennie.

"Enggak ada apa-apa, Joy" balas Jennie menutupi masalahnya. Ia tak ingin membuat Joy khawatir.

Namun sepertinya Joy lebih khawatir lagi.

"Jennie, aku udah nganggep kamu kaya adik aku sendiri, kamu bisa cerita apapun sama aku kalau.."

~Kriiiinggg~

Ucapan Joy terpotong saat ponsel Jennie berdering.

Dengan sigap Jennie menggeser tanda hijau di layar ponselnya tanpa mengiraukan Joy yang belum selesai bicara.

"Baik Miss, aku segera kesana" ucap Jennie di telpon.

"Aku keruangan Miss Yoona sebentar, kita lanjutin obrolannya nanti ya" ucap Jennie setelah menepuk bahu Joy, ia bergegas menuju ruangan Miss Yoona.

Joy menarik napas dalam saat melihat Jennie pergi meninggalkannya. Ia merasa telah kehilangan teman.






"Wahh, apa aku enggak salah? Ini kan jadwal aku" Sindir Seulgi saat baru masuk ruang poli gigi. Ia menuju rak untuk mengambil masker.

Jisoo tidak bergeming ia lebih memilih menangani pasien di hadapannya.

"Beberapa hari ini kamu selalu mengerjakan dua sesi dalam satu hari, apa kamu dopping (penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan performa, khususnya para atlit) dok?" Goda Seulgi yang sedang menggunakan glovesnya sambil membaca catatan medis pasien yang di pegang oleh seorang perawat gigi.

"Tutup mulut kamu, Seulgi" balas Jisoo pelan dengan masih berkonsentrasi pada pasien. Ia tersenyum kesal di balik maskernya.

Seulgi berjalan mendekati pasiennya dengan senyum puas karena melihat Jisoo terpancing guyonannya.

Tangan nya bergerak mencari kaca gigi di kotak peralatan. Tapi matanya masih memandang jail pada Jisoo yang berada di sebrang kursi pasiennya.

"Jadi gosip tentang seseorang yang menyibukan diri karena lagi patah hati itu benar" Goda Seulgi lagi dengan nada yang terdengar menyebalkan.

Kali ini Jisoo benar-benar terpancing, moodnya hancur seketika.

Jisoo menaruh peralatan yang sedang dipegangnya dengan kasar. Tangan Jisoo bergerak mengambil buntalan kapas dan mengangkatnya seolah-olah ingin melempar Seulgi, matanya menatap tajam Seulgi.

"Diem enggak. Atau kamu bakal makan ini, Seulgi!" ancam Jisoo membuat tangan Seulgi menyilang demi melindungi kepala dan wajahnya.

"Ampun dokter.. ampun hehe" jawab Seulgi dengan nada yang dibuat sedih membuat seisi ruangan termasuk para pasien tertawa melihat kelakuan kedua dokter gigi di SNUH tersebut.

♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang