Arti Terbang Dari Dua Sudut Pandang

1.2K 196 10
                                    

Seoul, 23 Juli.



*** 07.14 ***



Jisoo pov




"Sayang minum dulu, nih" ucapku memberikan sebotol minuman pada Krystal.

"Aku udah beli tadi, honey. Buat kamu aja" ucapnya sambil mendorong pelan botol air minum yang kusodorkan.

"Kamu enggak pergi? Nanti kamu telat loh kerjanya Bee" ucap Krystal sambil memperlihatkan jam tangannya padaku.

"Hmm, nanti aja. Aku masih pengen nemenin kamu sayang" ucapku manja.

"Ada asisten aku disini, bee"

Aku melirik asistenya yang sedang nyegir ke arahku.

"Kamu enggak lupa bawa jaket kan?

"udah, aku udah bawa jaket sama selimut"

"Kamu udah.."

"Aku cuma pergi seminggu, honey. Itupun masih di dalam Korea" potongnya.

"Iya, tapi kan kamu baru cerita mau perginya waktu tadi malem" ucapku ketus.

"Aku cuma enggak sempet bilangnya ke kamu Honey. Soalnya banyak yang harus aku kerjain" jelasnya.

Aku hanya cemberut sambil minum dari botol yang aku beli sebelumnya.

Krystal melihat wajah tak bersahabatku.

"Bee, bukannya kita udah bahas ya semalem? Jangan di perpanjang lagi, aku gak suka" marahnya sambil memalingkan wajah.

"Kenapa jadi dia yang marah" batinku.

Kemudian aku pindah tempat duduk ke tempat wajahnya berpaling. Ku tatap wajahnya sambil menggenggam kedua tangannya.

"Maafin aku Honey, jangan marah. Aku cuma sedih karna bakal kamu tinggal" ucapku pelan berharap Krystal tidak marah lagi.

"Aku kan udah bilang, jangan di perpanjang" balasnya. Aku tersenyum.

Suara speaker penanda keberangkatan pesawat mulai terdengar.

"Aku bakal masuk ke pesawat sekarang" ucapnya melepas tanganku.

"Oh yaudah,  sini aku bantuin bawa tas kamu" ucapku sambil mengangkat tasnya.

"Aku bisa sendiri, honey" ucapnya sambil tersenyum dan mengambil tasnya dari tanganku. Kemudian dia melihat asistennya seolah pertanda untuk pergi.

"Aku pergi, honey. Take care" ucapya sambil mencium pipiku.

Saat dia pergi aku memeluknya dari belakang. Dan menyenderkan daguku di bahunya.

"Hati-hati, sayang" bisikku pelan.

"Berhentilah khawatir, aku bisa ngejaga diri aku sendiri ko" ucapnya lembut. Krystal mengusap pipiku.

"Lepas ya, kita bisa tertangkap paparazi" lanjutnya sambil melepaskan pelukanku.

Krystal mulai beranjak pergi. Ku masukan kedua tanganku ke saku jaket hoddieku sambil melihat sosok Krystal yang makin hilang di telan pesawat.














Seoul, 23 Juli.



*** 07.14 ***



Jennie pov



"Kamu emang hebat, sayang" ucapku setelah Lim bercerita panjang lebar mengenai kemenangan sidangnya kemarin.

Lim tersenyum bangga kemudian melanjutkan sarapannya. Setelah Lim selesai bercerita, aku memulai ceritaku.

"Sayang, kemarin aku ketemu sama Krystal Jung" ucapku antusias sambil memotong makanan di piring.

"Orangnya baik banget, cantik lagi" lanjutku dengan mulai menatap Lim.

Namun senyumanku langsung berganti menjadi muram saat ku lihat Lim sedang asyik dengan hpnya.

Aku menghentikan niatku bercerita, dan mencoba memahami sifat Lim yang kurang suka mendengarkan.

"Kasian banget kamu Jennie" batinku.

Aku memandangi Lim yang sedang meminum kopinya.

Aku mengunyah cepat makananku dan menyendokkan sisa potongan terakhir pada Lim yang masih asyik bermain hp.

Lim melihatku sekilas.
"Nih bersihin bibir kamu, sayang" ucap Lim sambil memberikan selembar tisu.

Aku meliriknya tipis dan mengambil tisu pemberiannya. Ku lap bibirku sendiri dengan kasar.

"Kenapa dia enggak ngelakuin kaya di drama-drama yang aku tonton sih!" Batinku sebal.

Setelah beberapa saat kami keluar restoran dan masuk mobil. Sepanjang jalan aku hanya diam menatap keluar jendela, sesekali menatap langit.

Sesaat terdengar suara deru dari pesawat yang lewat diatas mobil kami. Sangat dekat.  Aku memandangi kepergian pesawat itu.

"Sayang, kalau aku terbang tinggi dan terjatuh, apa kamu bakal menangkap aku?" Tanyaku spontan.

"Buat apa kamu terbang tinggi?" Tanya Lim dengan setengah tertawa.

"Jawab ajaaa.." balasku sambil melirik tajam padanya.

Lim hanya diam dan tetap melajukan mobil hingga sampai kantorku. Merasa tak mendapat jawaban, akhirnya ku putuskan untuk turun namun Lim menahan lenganku.

"Aku enggak akan ngijinin kamu terbang kalau cuma buat kamu jatuh, sayang" ucapnya membuatku hanya terdiam karena bukan itu jawaban yang aku inginkan.

"Oh iya, sayang. Hari ini sidang aku mungkin sampe malem. Kamu bisa pulang sendiri kan? Tanyanya sambil tetap memegang lenganku.

Ku pandangi wajahnya sebentar. Aku mengangguk lemah dan segera keluar mobil. Baru sedetik aku keluar dari mobil, Lim sudah memacu mobilnya meninggalkan kantorku.

"Hati-hati" gumamku. Saat melihat mobil Lim yang mulai menjauh.












***TBC***

♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang