Pertama Kali Ke Dokter Gigi

1.4K 213 10
                                    

Seoul, 24 Juli.



*** 14.06 ***



Jisoo pov



"Kamu belum capek, dok?" Tanya Rosie yang baru masuk poli gigi, dia berjalan mengambil masker di rak.

"Aku baru mengisi ulang amunisiku" ucapku sambil tetap memeriksa pasien.

"Kasih aku sedikit kalau gitu" sindir Rosie sambil memakai masker dan mulai membaca catatan medis pasien. Aku meliriknya sekilas.

"Kamu ngapain disini?" Gantian aku yang bertanya dengan masih berkonsentrasi pada pasien.

Rosie mulai memeriksa setiap sudut mulut pasien di sampingku.

"Aku kan udah janji kalau mau bantuin dokter" ucapnya dengan serius memeriksa mulut pasien.

~Ho-how you like that?
You gon' like that, that-that-that-that,~

Hapeku berbunyi, kulihat tulisan 'Beloved' di layar hpku.

Senyumku mengembang.

"Aku titip pasien sebentar ya Dokter Rosie" ucapku sambil mengangkat hp ku sebagai tanda ada telpon.

Dokter Rosie hanya mengangguk cepat tanpa menatapku. Seorang perawat gigi mengambil alih pekerjaanku. Aku keluar dan berdiri di dekat pintu poli gigi.

"Hallo sayang" ucapku sambil membuka masker.

"Haloo honey, gimana kabar kamu?"

"Aku baik, kalau kamu?"

"Aku baik honey, aku lagi istirahat, besok aku mau lihat tempat peragaan busananya, tempatnya di pinggir pantai, honey. Rasanya aku udah enggak sabar" Krystal tampak antusias aku senang mendengarnya.

"Jangan terlalu capek, sayang"

" i know, honey. Oh iya kamu lagi kerja ya?"

"Iya, aku lagi periksa pasien"

"Yaudah kalau gitu lanjutin aja kerjaan kamu, maaf aku ngeganggu kamu ya?"

"Eh sayang!" Panggilku karena takut Krystal menutup telpon.

"Kenapa, Honey?"

"Aku seneng kamu cerita sesuatu sama aku, lain kali ceritanya lebih banyak ya"

"Uuhh... aku kira apa, yaudah selamat bekerja, Honey."

"I love you"

"Me too"

Setelah krystal menutup telponnya, aku tersenyum memandangi layar hp ku. Entah kapan terakhir kalinya Krystal bercerita mengenai sesuatu. Sudah lama sekali rasanya.

Dengan satu tarikan napas aku mulai memakai maskerku kembali, untuk bersiap masuk kembali ke poli gigi.

"Permisi.." sapa sesorang membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh dan melihat perempuan bermasker yang sepertinya anak SMA sedang kebingungan.

"Ada yang bisa saya bantu, dik" tanyaku ramah.

"Apa benar ini poli gigi?" Aku mengangguk pelan.

"Iya benar, ada perlu apa?" Kemudian pelajar itu merogoh jaketnya dan mengeluarkan kartu kesehatan SNUH.

Aku mengamati kartu pemberiannya di tanganku.

"Aku sudah mendaftarkan jadwal pemeriksaan tadi malam" ucapnya membuatku mengangguk mengerti.

Akupun menyuruhnya masuk ke poli gigi. Aku mulai mengecek jadwal pasien untuk mencari namanya, tapi aku teralihkan saat dia mengamati seisi ruangan. Aku jadi menatapnya.

"Silahkan duduk, aku akan memeriksa kamu" ucapku karena tidak bisa menatapnya lebih lama lagi.



















Seoul, 24 Juli.



*** 14.06 ***



Jennie pov


"Terima kasih ya, kamu udah mau nganterin aku kesini" ucapku pada Joy sambil melepas seltbelt di kursi sebelahnya.

"Sama-sama Jennie" ucap Joy tersenyum sambil dia mengambil jaket di kursi penumpang belakang.

"Nih pake, tuh liat di luar panas banget. Nanti kulit kamu kebakar lagi" lanjut Joy.

Kebetulan memang, hari itu aku hanya memakai blouse lengan pendek.

"Eh.. enggak usah repot-repot" tolakku.

"Udah pake aja, dari pada kulit kamu item kan. Lagian itu cuma jaket angkatan SMA aku dulu, jadi gak usah buru-buru ngembaliinnya" canda Joy.

"Yaudah aku pergi ya, sekali lagi makasih Joy" ucapku sambil memakai jaket pemberiannya, dan di balas anggukan pelan sambil tersenyum oleh Joy.

Setelah keluar mobil dan menutup pintunya, Joy mulai menjalankan mobilnya. Aku menunggu Joy hingga mobil nya tidak terlihat lagi.









Aku mulai berjalan di koridor SNUH sambil mengeluarkan sebuah masker yang langsung aku kaitkan di kedua telingaku.

Aku menelusuri koridor rumah sakit tanpa kesulitan. Padahal ini kali pertamaku kemari. Tapi rasanya aku sangat hapal jalan menuju poli gigi. Benar saja dengan mudah aku menemukan sebuah pintu yang bertuliskan 'Poli Gigi'.

Aku melihat seorang perempuan tinggi berpakaian dokter sedang bertelepon di dekat pintu poli gigi.

Aku mulai berjalan mendekati perempuan itu. Semakin ku mendekat, wajahnya semakin jelas. Namun saat sudah dekat dia meggunakan maskernya kembali dan berbalik akan masuk poli gigi. Reflek aku memanggilnya.

"Permisi.." ucapku.

Dia menoleh dan menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki, kemudian mulai bersuara.

"Ada yang bisa saya bantu, dik?" Tanyanya. Aku sedikit bingung kenapa dia memanggilku dik. Tapi bukan hal penting bagiku.

"Apa benar ini poli gigi?" Tanyaku mencoba memastikan.

"Iya benar. Ada perlu apa?" Tanyanya dengan ramah, karena aku tau dia tersenyum dibalik maskernya.

Kemudian aku memberikan kartu kesehatan SNUH milik Joy padanya. Dia terlihat kebingungan sambil memperhatikan kartu tersebut.

"Aku sudah mendaftarkan jadwal pemeriksaan tadi malam" ucapku menjelaskan.

Kemudian aku mengikutinya masuk kedalam poli gigi. Sesaat setelah masuk, pandanganku langsung mengitari seluruh ruangan, karena ini kali pertamaku ke dokter gigi.

Aku melihat seorang dokter perempuan berambut blonde dengan seorang perawat sedang memeriksa pasien, sedangkan dua kursi pasien lainnya kosong. Pandanganku terus menagkap isi ruangan hingga terhenti pada dokter jangkung tadi. Aku kaget setengah mati saat dia menatapku. Aku gugup.

"Silahkan duduk, aku akan memeriksa kamu" ucapnya membuatku lebih gugup.












***TBC***

♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang