Malamku.. Malammu

2K 231 26
                                    

Seoul, 20 Juli.


*** 19.50 ***

Jisoo pov

"Selamat malam" sapaku pada Ayah dan Ibu yang duduk diruang tamu. Tapi mata mereka malah tertuju pada wanita di sampingku.

"Selamat malam Ayah Ibu, udah lama ya kita enggak ketemu. Krystal kangen banget sama Ayah Ibu"  sapa Krystal sambil melepas gandengannya ditanganku dan memeluk Ibu.

"Krystal.. kamu makin cantik banget, Ibu juga kangen sama kamu sayang, kamu lebih sering di tv ya dari pada kesini" canda ibu sambil menangkup pipi Kristal.

Kemudian Ayah memeluk bahuku sambil mempersilahkan kami duduk di meja makan. Aku tertegun melihat meja yang penuh dengan makanan.

"Oi..oi.. Kaya mau ngerayain pesta aja" candaku sambil menarik kursi untuk Krystal.

"Tadinya Ayah kamu hampir mau nyewa satu restoran loh sayang" canda Ibu.

"Aku hanya ingin yang terbaik untuk anak kebanggaan ku" ucap Ayah sambil tersenyum.

Aku bingung harus bereaksi apa pada ucapan Ayah.
Krystal menggenggam tanganku,seolah merasakan diriku yang mulai tak nyaman.

"Gimana hari pertama di RS?" Tanya Ayah mengawali obrolan.

"Ah..yaa kaya gitu " jawabku kaku.

"Dia tipe orang yang gampang beradaptasi sama lingkungannya yah, kayanya gak bakal kesulitan disana" ucap Krystal mengambil alih jawaban pertanyaan Ayah.

"Kamu udah berhenti bagiin perman ke pasien kamu kan sayang?" Tanya Ibu penasaran.

"Itumah enggak bakalan pernah terjadi bu" jawabku dengan nada jahil.

"Karena, anak Ibu tergila-gila sama permen" tambah Krystal, membuat Ibu tertawa.

"Jadi, kapan kalian akan menikah?" Tanya Ayah merubah suasana menjadi hening. Aku melirik Krystal.

"Saat dia berhenti makan permen" ledek Krystal sambil melirikku.

"Berarti kita enggak bakalan pernah nikah" gumamku pelan tapi ternyata Krystal mendengarnya.

Dia langung menatapku tajam, tangan kanannya meraih daguku dan membuat wajah kami bertatapan.

Krystal mengusap bibirku pelan,dengan tanpa aba-aba, dia mencium bibirku cepat. Iya dia menciumku di depan Ayah dan Ibu yang hanya bisa melongo.

Mataku membulat karena kaget. Sedetik kemudian dia beralih menatap Ayah dan Ibu, membiarkan ku masih terpatung.

"Dia udah punya permen paling manis tapi masih aja tergoda sama manisnya permen palsu" ucapnya tertawa puas.

Ibu dan Ayah tertawa kaku melihat tingkah agresif Krystal.

Selesai makan, kami melanjutkan sesi obrolannya di ruang tv, dengan Kitty yang tertidur pulas dipangkuan Krystal sambil di usap-usap badannya.

"Dih, manja banget tuh si Anjing" batinku.

"Bu, ini Kitty lucu banget deh di kuncir sama di pitain gini." Ucap krystal.

"Masih banyak yang lucu-lucu loh krys yang belum Ibu cobain ke Kitty" ucap Ibu antusias.

"Kalian mau tau nggak hobby baru ibu itu apa?" Ucap Ayah sambil melirik Ibu.

"Apa yah?" ucap aku dan Krystal bebarengan.

"Belanja Online, tiap hari ada aja barang yang dikirim kerumah ini. Ya itu, isinya barang barang buat Kitty semua" kata Ayah memajukan bibirnya sambil menujuk dengan Kitty dengan dagunya.

"Terus kenapa kalo Ibu sering belanja-belanja, Ayah gak suka. Gitu?" Kata ibu sambil tangannya di lipat di dada.

Aku hanya diam sambil merapatkan bibir menahan tawa melihat ayah yang ketakutan di tatap tajam oleh Ibu, Dia terdiam seketika merapatkan bibirnya. Tiba-tiba Ayah lari, kabur menaiki tangga menuju kamarnya.

Dan kami bertiga seketika langsung tertawa melihat kelakuan Ayah.








Seoul, 20 Juli.


*** 19.50 ***


Jennie pov


"Sayang, malem ini kamu nginep kan?" Tanyaku seimut mungkin sambil memeluk perut Lim dari belakang.

Lim tidak menjawab dia sibuk mengetik sesuatu di hpnya.

"Sayaaaaaang.." ucapku mencoba mengalihkan perhatiannya. Tapi masih gagal, aku meniup niup telinga kirinya.

"Sayang, jangan kaya gitu. Aku lagi ngirim materi sidang besok" Jawabnya membuatku senang karena akhirnya dia bicara padaku.
Aku memeluknya erat karena gemas. Kugoyang-goyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.

"Sayang diem dong. Aku jadi susah nih ngetiknya" kesal Lim.

Tapi aku tidak peduli, kuciumi punggungnya. Lim menghela nafasnya. Dia melepaskan pelukan tanganku di perutnya sambil berbalik menghadapku.

"Sayang aku harus pulang" ucapnya.

Sekilas senyum diwajahku menghilang.
"Kenapa?" Tanyaku sedih.

"Aku harus ngirim materi sidang pada panitera, tapi ada beberapa yang harus aku tambahin" jawab Lim halus.

"Pake aja laptop aku" ucapku menunjuk laptop di meja.

"Data yang mau aku masukin ada di laptop aku, sayang" balas Lim. Aku cemberut.

"Sayang, jangan gitu dong. Kamu bilang kan mau ngedukung kerjaan aku" ucap Lim sambil mencubit bibirku yang monyong.

Aku melingkarkan tanganku di lehernya.

"Okey, tapi kamu harus janji sesuatu" ucapku.

"Apa?" Tanya Lim sambil memeluk pinggangku dan mendekatkan dirinya.

"Kamu harus ngajak aku nonton film romantis" jawabku sambil mendekatkan wajahku padanya.

"Kenapa harus nonton kalau bisa di praktekin" tanya  Lim dengan tatapan nakal. Sedetik kemudian bibir kami sudah bertemu.

Kriiiiingg...~~

Suara hp Lim menghentikan ciuman kami. Lim menatapku setelah melihat layar hpnya.

"Hakim" ucapnya. Lim mulai menggunakan jasnya.

"Hallo, selamat malam pak, iya baru mau saya kirim"

Dia menciumku pipi dan berlari keluar pintu apartemenku. Setelah Lim pergi, aku menghempaskan diriku di kasur.

Kemudian melirik rak buku di samping kasur. Kuambil novel romantis berjudul "Hujan dan pertemuan" karya penulis favoritku. Ku dudukan diriku di kasur dan mulai membuka lembar demi lembar, mencari tanda yang kubuat saat terakhir kali aku membacanya. Iya, aku sangat suka membaca novel ketika merasa bosan.











*** TBC ***

♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang