Terimakasih Untuk Semua Rasa

2.2K 329 79
                                    

Senin pagi,


*** 06.02 ***


Dengan susah payah, Jisoo membuka matanya karena seluruh tubuhnya tak bertenaga. Ia sedikit kesulitan untuk menghirup oksigen, sesuatu yang berat terasa menimpanya, terutama pada tubuh bagian kirinya.

Jisoo memutar bola matanya ke arah kiri dan mendapati seseorang tengah tertidur pulas di sampingnya dengan menindih setengah tubuhnya karena keterbatasan tempat, Jisoo menghela napas, jadi ini penyebabnya.

"Jennie" bisik Jisoo pelan, karena tenaganya tak cukup untuk berteriak.

"Jennie" bisiknya lagi tapi gadis itu tidak bergeming, ia malah makin mengeratkan lingkaran tangannya di tubuh Jisoo, membuatnya semakin kepayahan bernapas.

"Jennie" panngil Jisoo lagi sedikit lebih keras.

"Hhhmmmhh" desah Jennie terdengar kesal karena tidurnya terganggu, Jisoo kembali mengumpulkan tenaganya.

"Aku enggak bisa napas" bisik Jisoo sekuat tenaga, beruntung Jennie mendengarnya.

Jennie langsung mengendorkan pelukannya membuat Jisoo menarik napas lebih dalam dari sebelumnya.

Belum sempat menikmati oksigen lebih lama, tiba-tiba Jennie terbangun dengan bertumpu tangan pada dada kirinya.

"Jisoo?? Kamu udah sadar??" Tanya Jennie kaget, matanya membulat sempurna.

"Uughh" gumam Jisoo tertahan karena tagan Jennie menekan tepat di jantung dan paru-paru kirinya.

"Tunggu sebentar! Jangan tidur lagi!!" Ucap Jennie terburu kemudian turun dari ranjang, ia berlari ke pintu keluar.

Jisoo menghela napas lega, merasakan oksigen masuk kembali ke paru-parunya.

Tak berapa lama, Jennie sudah kembali dengan menggeret seorang dokter, dokter itu terengah.

"Cepat periksa dia!" Suruh Jennie membuat dokter itu mengangguk cepat, ia mengeluarkan semua peralatannya untuk memeriksa kondisi Jisoo.

Dokter memeriksa detak jantung, mata dan rongga mulut Jisoo.

"Semua normal, hanya butuh banyak istirahat untuk memulihkan kembali tenaganya" ucap dokter itu membuat Jennie menghela napasnya, ia menatap wajah Jisoo dengan penuh kelegaan.

Lagi-lagi matanya tak bisa lepas dari Jisoo hingga tak menyadari sang dokter pamit pergi.

Jennie berjalan mendekat ke tepi ranjang.

"Gimana perasaan kamu?" Tanya Jennie mengawali percakapan, sebenarnya banyak yang ingin ia ucapkan tapi entah mengapa hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Jennie tercekat saat menyadari mata Jisoo yang terbuka setengah hanya meliriknya sekilas, kemudian tertutup lagi, Jisoo memejamkan matanya.

"Kenapa? Kenapa kamu enggak jawab aku?" Tanya Jennie dengan nada sedikit naik.

Namun Jisoo tak menjawab lagi membuat Jennie mengigit bibir bawahnya. Perasaannya tak baik saat Jisoo mengacuhkannya.

"Apa kamu marah sama aku?" Lagi-lagi Jennie membuka percakapan, kini rasa takut mulai menyelimutinya.

Tapi jangankan menjawab, Jisoo tak membuka matanya untuk Jennie. Jennie menangis dalam hati.

"Maafin aku karena aku udah enggak percaya sama kamu, aku bener-bener nyesel udah membuat kamu seperti ini, ini semua emang salah aku, maafin aku" ucap Jennie dengan mata berkacanya, ia berusaha keras menjaga suaranya agar tak bergetar.

Air mata Jennie menetes saat menunggu Jisoo yang tak juga menjawabnya, Jennie sedikit terisak.

Bersamaan dengan itu, suster yang biasa merawat Jisoo datang.

♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang