.
.
.
"A-apa yang-...? "Keadaan sean sudah cukup lemah, matanya sudah tidak sanggup untuk melihat, namun sayup-sayup ia mendengar ada beberapa orang yang sedang berbincang.
"Cepat pindahkan dia segera sebelum kesadarannya kembali. "
"Baik tuan. "
***
Perlahan mata sean mulai terbuka, hal yang dilihatnya pertama kali adalah sebuah ruangan yang terlihat cukup klasik, cukup mengherankan jika ada orang yang masih menyukai nuansa masa lampau di jaman modern saat ini.
Kedua lengan sean xiao diikat dengan rantai, pakaiannya juga sudah di ganti, namun ia sama sekali tidak memakai dalaman.
(Anggap aja Sean xiao pakai kaos longline putih)"Apa ini akhir dari hidup ku?, " batin nya.
Tak lama ia merenung, terdengar suara hentakan kaki dari balik pintu, sean xiao merasa seperti terancam, ia begitu gelisah dengan suara yang menghantui nya itu.
Ruangan tempat nya disekap diselimuti dengan keheningan dan kegelapan,bahkan sean xiao saja tidak tahu saat ini sudah
malam atau siang, atau bahkan pagi.Sudah satu malam lebih sean hanya bisa terduduk di ranjang, begitu menyiksa bagi sean yang selama ini hidup dikeramaiyan orang.
Sampai terdengar suara pintu terbuka, sean berusaha berlari walau ia tahu tak akan berhasil karena lengan nya diikat dengan rantai.
Tak berhasil, hanya menghasilkan lengan nya yang sudah memerah.
Pintu pun terbuka secara keseluruhan, menampakan seorang pria yang membawa makanan, Qi pei xin.
"Jangan memaksa, gege, " ujarnya.
"Hey, hey! Lepaskan aku!. "
Pei Xin menyeringai, "kau begitu naif."
Pei xin meletakkan semangkuk bubur di meja, "makanlah gege," sean hanya memandangi nya, pei xin menghela nafas berat, "gege, makanlah, kau perlu beberapa gizi untuk persiapan mu mengandung nanti, " jelas Pei xin.
Sean membulatkan mata nya sempurna, "mengandung?, kau bercanda?, aku ini seorang pria!, " bentak nya.
Pei xin hanya terkekeh kecil, "baiklah gege, waktu ku tak lama, sampai jumpa di lain waktu, "ujarnya sebelum keluar dari ruangan.
Suasana menjadi hening lagi, namun sean merasa sedikit lega, setidaknya ia tahu bahwa masih ada seorang yang bisa diajak bicara di sini, sehingga ia tak merasa kesepian lagi.
Sean tetap memandangi bubur itu, tanpa menyentuhnya sama sekali, bubur yang terlihat sudah basi itu memancarkan aroma begitu menyengat, " kurasa tanaman pun akan layu jika tersentuh bubur ini. "
"Setidaknya jika ingin menyandera ku, berikanlah makanan yang layak! Sialan!. "
***
Di lain sisi, yibo dan jiyang sedang mendiskusikan sesuatu di suatu ruangan, "apa kau yakin tak ingin bertemu dengannya terlebih dahulu?, " bujuk jiyang.
"Tidak."
Jiyang mendesah pelan, "yibo... Apa kau tidak khawatir dengan nya?, ia bahkan belum keluar dari kamar selama beberapa hari. "
"Lupakan masalah yang tidak penting itu jiyang, saat ini kita sedang fokus dengan Sean xiao. "
Jiyang sudah cukup lelah menasehati yibo.
(Flash back)
"Brak!. "
"Yibo!, kau sungguh keras kepala!. "
Yibo dan cheng xiao sempat bertengkar hebat tiga hari sebelum experimen dimulai.
Pertengkaran ini bermula dari kedua belah pihak yang sama-sama tidak mengsetujui pendapat masing-masing."Kau masih ingatkan dengan apa yang ku katakan minggu lalu?, "ujar yibo.
" TETAPI CARA ITU TERLALU KEJAM, YIBO. "
yibo menatap tajam cheng xiao, "apa hubungannya dengan mu?, lagipula jika kita menyiksa Sean xiao tak akan berdampak juga kan untuk mu?. "
"Fuck!, kau bajingan... "
"Lantas?, aku memang sudah menjadi bajingan sedari lahir, masalahnya ada padamu, cheng xiao. "
(Flash back selesai)
Saat ini yibo sedang dalam perjalanan menuju ruang experimen, dimana sean disekap disana.
Sudah terdapat cheng xiao dan song jiyang disana, dengan sean yang diikat di ranjang dalam keadaan sadar dan telanjang buta.
Yibo memperhatikan sean sesaat, entah mengapa hatinya terasa hancur seketika, air mata sean berjatuhan, menciptakan aliran kecil dipipi sean,"terjadi lagi?."
"Langsung saja mulai... Experimen nya, " yibo cukup ragu sesaat, mengingat percobaan ini merupakan pertama kalinya.
Jiyang dan cheng xiao mengangguk bersamaan.
"Sean xiao.... Maafkan aku.. " gumam cheng xiao.
Jiyang mulai menyuntikan beberapa cairan dalam tubuh sean.
Suara jeritan sean bahkan terdengar hingga luar,senior berada di dalam, sedangkan junior di luar. Fanxin dan lan jingyi duduk di depan ruangan, "apa menurutmu ini berhasil?, " tanya jingyi.
"Hmm?,... Ya.. Mungkin, " jawab fanxin.
Yubin yang ikut berjaga di luar mengepalkan lengan nya.
...
Sudah tiga jam lebih, didalam terasa begitu sunyi, jeritan sean sudah tidak terdengar sejak satu jam lalu.
"Apa yang terjadi?, " batin yubin.
Yubin begitu cemas, diperhatikan oleh kedua junior, "paman, mengapa seperti kau yang begitu cemas?, apa kau memiliki hubungan dengan sean?, " rayu jingyi.Fanxin memukul kepala jingyi, "akhhh, " rintih jingyi.
Yubin hanya bisa menggelengkan kepala, "bukan seorang pasangan... Tetapi aku sangat mempedulikannya. "
"? "
Mereka dikejutkan dengan adanya layar hologram yang tiba-tiba muncul di depan dinding ruangan experimen, memperlihatkan situasi di dalam, fanxin sontak bangkit dari duduk nya.
Mereka betiga saling bertatapan,"fanxin, bisakah kau perbesar sedikit muka sean?. "
Dengan patuh ia mendengarkan ucapan yubin, yubin meteskan air mata nya ketika melihat sean yang telah tidak sadarkan diri, dengan beberapa luka di sekujur tubuh nya.
Fanxin dan jingyi hanya bisa membantu menenangkan yubin.
Tbc
.
Maaf bila terjadi kesalahan spt typo, krn itu tidak disengaja, maaf bila tidak nyambung (tdk sempat mengkoreksi)Untuk jingyi, ak g tau siapa nama pemerannya, jadi ak pake nama yg di mdzs :v.
Maaf kalau pendek, rencananya mau ku up 2 chp :v.
Ada karakter tambahan, (fanxin & jingyi), di chp awal g sempat ku masukin :v.
Sekian