.
.
.
Sean dipindahkan diruangan yang berbeda, saat ini ia berada di sebuah penjara yang hanya ditempati olehnya, Sean duduk sambil memeluk lututnya, Sean masih bersyukur karena disini tak ada lagi yang mengganggu nya, hanya kesunyian, seperti biasa.
Namun kali ini sedikit berbeda, Sean sama sekali tak diberi makanan, entah karena para karyawan kelupaan atau bahkan disengaja agar Sean yang sekarang terlihat bagai sampah yang telah terbuang pun mati perlahan seiring berjalannya waktu.
Sean pun tidak diberi sehelai kain untuk menghangatkan diri, ia dalam keadaan telanjang buta, setiap malam, Sean harus menahan dingin nya udara malam itu.
***
Akhir-akhir ini tubuh sean terasa begitu aneh, entah karena baru mencoba beradaptasi atau memang ada yang salah dengan salah satu organ nya.
Tubuh nya menjadi lebih sering mengantuk dari biasanya, dan sering berimajinasi diluar nalar.
Bagaikan ada yang sedang menggerogoti isi perutnya, membuat Sean selalu merasa ingin sekali buang air besar di setiap saat, namun karena keterbatasan tempat, ia menjadikan sisi pojok sel penjara sebagai toilet nya, karena itu, sudah bertumpuk berbagai jenis kotoran manusia yang telah Sean hasilkan.
Anehnya Sean sama sekali tak merasa jijik akan hal itu, Sean bukanlah tipe orang yang alay akan suatu hal, namun dalam masalah Sean kali ini, agak kelainan...
Tak diberi makan dan minum, membuat Sean harus mengemuti lengannya dan berkhayal seolah itu adalah ayam yang lezat, bahkan untuk minum, ia harus menangis agar bisa meminum air tangisannya sendiri.
...
Hari ini, sudah hari keempat Sean berada disana, bagaimana ia bisa tau? Tentu karena Sean mengukir jumlah hari di dinding penjara dengan menggunakan kuku jari nya yang telah panjang, sekalian untuk mengurangi kepanjangan kukunya, pikir Sean.
Tak lama ada seorang pria yang membawa beberapa box, pria itu mendekati sel penjara Sean, tentunya dengan menutup hidung rapat-rapat karena ulah yang telah Sean perbuat.
"Pria ini.. Menjijikan sekali, " sindir nya pelan.
"Hey, kau pikir aku tuli tak bisa mendengar apa yang kau katakan?, jika kau ingin menghina seseorang, kurangi lagi nada bicara mu, " sindir Sean balik.
Pria itu hanya menatap sinis Sean, dan melempar satu box ke arah nya, box itu mengenai kepala sean lalu pergi meninggalkan Sean tanpa satupun rasa bersalah.
"Aiiihhh, aneh sekali. "
Sean memandang box itu, "apa ini makanan? , " tanya nya.
Perlahan Sean membuka box itu, dan betapa terkejut nya ia melihat sebuah benda di dalam box itu, "eh?, bukan makanan??. "
Dalam box itu terdapat sebuah pena dan satu buku catatan kosong yang entah apa kegunaannya, "apa ini?, apakah mereka ingin aku memakan ini?, " tanya Sean.
Beberapa menit setelah Sean mengamati kedua benda ini, tiba-tiba muncullah sebuah ide menarik dari otak Sean.
Sean menatap tajam kedua benda itu, dengan senyuman psikopat nya.
*sreett.. Srrettt... Srettt
Dari luar penjara, terdengar suara aneh dari dalam, penjaga yang berjaga disana digoyahkan dengan munculnya suara tersebut, ia ingin mengecek nya, berapa terkejutnya ia melihat salah satu narapidana disana sedang mencoret-coret sebuah buku dengan kasar, menimbulkan suara yang tak mengenakan telinga, saking keras nya narapidana itu mencoret, buku itu pun hampir sobek karenanya.