Kita bertemu lagi

167 15 0
                                    

Dari sekian hari yang dilewati sebagai mahasiswa teknik informatika, Kale rasa hanya satu pertemuan dengan Karinina di masa ospek saja yang sampai saat ini mengukir senyum di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari sekian hari yang dilewati sebagai mahasiswa teknik informatika, Kale rasa hanya satu pertemuan dengan Karinina di masa ospek saja yang sampai saat ini mengukir senyum di wajahnya. Selain itu, Kale anggap hari-harinya sial. Mata kuliah yang isinya entah apa bikin kepala pening, belum lagi kating gila hormat yang hobi ngoceh, "Dek, Kakak dulu lebih parah dari kalian! Kami capek-capek bikin acara ini demi kalian, Dek!". Cih, kalau kata Kale sih seniornya nggak perlu capek-capek bikin acara, soalnya enggak ada yang minta juga.

Seminggu berlalu setelah ospek berakhir. Kale bolak-balik masuk kelas dengan kepala kosong. Satu dunia juga tau fungsi Kale di kelas itu hanya sebagai pelengkap saja. Pikirannya melayang-layang, terkadang sampai ke seorang Dewi Karinina. Masih selalu dipertanyakan oleh Kale sendiri, kenapa sejak perkenalan minggu lalu gadis itu sering mampir di benaknya?

"Karinina." Tuh kan, baru saja Kale memikirkannya, entah kebetulan semacam apa gadis itu tiba-tiba muncul. Namun yang memanggil tentulah bukan Kale, melainkan mahasiswa lain yang berada di sekitarnya.

Gadis bernama Karinina itu berlari-lari kecil, tak lupa menyunggingkan senyum selebar mungkin. Ada segerombolan gadis di depan sana, tapi sedari awal manik mata Kale hanya tertuju pada Karinina seorang. Entah cuma perasaan Kale, atau memang yang dia lihat benar begitu adanya. Kale rasa Karinina punya wajah yang enak dipandang untuk waktu lama.

Selang beberapa saat, entah apa yang digosipkan oleh gadis-gadis itu tiba-tiba Karinina mengangkat kepala dan seketika beradu tatap dengan Kale. Sontak gadis itu tersenyum lagi, jauh lebih lebar dan kelihatan lebih manis dari sebelumnya.

"Aigooo Jendral Kale!" Sorakan itu terdengar gembira, persis seperti gaya Ayah Kim Jungpal di drama korea reply 1988. Kemudian Karinina menarik dari dari rombongannya dan menghampiri Kale yang berdiri sendirian.

Kale tersenyum tak kalah gembira lalu menyapa lebih dulu, "hai, Nin. Akhirnya kita ketemu lagi padahal gue pikir lo berhenti kuliah soalnya ngilang dari peradaban kampus."

Gadis itu sontak tertawa cekikikan mendengar penuturan Kale. Memang benar Karinina tak pernah hadir sampai masa ospek selesai karena surat izin yang ia dapatkan berkat akting sekarat di hari pertama. Selama tiga hari penuh Kale Sibuk mencari-cari kehadiran Karinina. Kale akui kebodohannya kala itu, setelah satu harian ngobrol berdua di ruang kesehatan tak terbersit di pikirannya untuk meminta nomor telepon atau akun sosmed Karinina.

"Long time no see, gue kaget ternyata selama satu minggu ini lo yang jadi bahan omongan temen-temen gue," ujar Karinina to the point. Gadis itu kelewat santai saat mengatakan bahwa Kale jadi bahan gosip. "Kata mereka lo ganteng. Banyak yang nitip salam tuh. Mau nggak lo sama temen gue?"

"Nggak dulu ah."

Cuaca hari ini tak terlalu terik, hingga Karinina tak perlu mengutuk panas matahari yang selalu menyengat kulit saat ia berjalan kaki menuju indekos. Gadis itu tersenyum lebar sembari menatap ke atas langit biru, kemudian beralih pandangan ke arah sosok di hadapannya. "Sombong amat padahal temen-temen gue cakep loh! Lo ngapain sih di kelas sampai bikin temen gue sampai tergila-gila gitu?"

J E N D R A L S | Jeno & JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang