Kalau ditanya, apa penyebab patah hati terbesar manusia? Semua orang pasti punya versi tersendiri atas jawabannya. Sebab, setiap orang terluka dengan cara bekerja takdirnya masing-masing. Kalau versi Kavi sendiri adalah ketika dikhianati oleh seseorang yang ia percaya setengah mati. Padahal memang hakikatnya terlalu percaya dan berharap kepada seorang manusia adalah sebuah patah hati yang disengaja.
Entah kapan luka di hatinya bisa sembuh, entah kapan pikiran-pikiran konyol untuk mengakhiri hidup hanya gara-gara putus cinta bisa enyah dari benaknya, Kavi pun tak tau. Ia selalu bertanya-tanya kapan waktu bahagia itu datang, namun baik semesta maupun tuhan tak memberinya jawaban pasti. Sempat Kavi menyesal dan ingin meminta maaf pada Kezia karena sudah mengakhiri hubungan tanpa pikir panjang. Namun saat datang ke rumah Kezia, yang Kavi dapatkan adalah pemandangan gadis itu sedang tertawa bahagia dengan selingkuhannya.
Kavi cuma bisa bergumam pasrah, "she no longer needs me." Kemudian berlalu pergi tanpa menghampiri Kezia, pergi dengan perasaan yang seperti hampir mati ditikam patah hati.
Hari ini pun terasa masih sama seperti hari kemarin. Sejak kehilangan seseorang yang ia cintai hari-hari yang dilewati terasa begitu panjang dan menyesakkan, tapi syukurlah kewajiban Kavi sebagai ketupel kegiatan ospek Fakultas Teknik hari ini terlaksana dengan sebaiknya tanpa terbengkalai. Kavi patut diacungi jempol perihal bersandiwara agar terlihat sedang bahagia di depan banyak orang.
"Kav, nggak pulang? Udah senja nih." Seorang lelaki tiba-tiba menghampiri lalu menepuk pelan pundaknya. Namanya Raja, salah satu sahabat terdekat yang Kavi miliki.
"Bentar lagi, gue mau nyebat dulu."
"Ya udah gue duluan."
"Hati-hati," respon Kavi seadanya. Namun sebelum langkah kaki Raja bergerak semakin jauh, cowok itu buru-buru memanggil kembali. Ada sesuatu yang berkecamuk di kepalanya sedari tadi, semacam rasa khawatir yang tak bisa disuarakan. "Eh, Ja, tunggu dulu sebentar gue mau nanya!"
"Apa?"
"Hari ini Adik gue aman kan di ruang kesehatan?" tanyanya. Terlihat malu-malu, entah malu akan apa dan pada siapa. Hanya Kavi yang tau jawabannya.
Raja mengangguk pasti sembari menyunggingkan senyum. Faktanya seorang Adik dari Jendral Kavi Janardana cuma bersantai-santai ria bak mahasiswa VVIP di kegiatan ospek hari pertama, akan begitu terus sampai kegiatan ospek resmi berakhir.
"Adik lo aman, tapi kesehatan mental panitia kesehatan yang jadi nggak aman gara-gara Adik lo," celetuk Raja. "Nyebelin banget kayak Abangnya," ucapnya kemudian.
Mendengar itu respon Kavi hanya ketawa-ketiwi, dia kenal siapa Adiknya. Bukan Kale namanya kalau tak membuat orang lain kesal. Selepas ditinggal pulang sang sahabat, Kavi mengeluarkan rokok miliknya lalu hanyut sendiri dalam lamunan dan grasak-grusuk di kepalanya. Hari sudah petang, langit di atas sana pun mulai berubah warna menjadi jingga nan terang menyala. Kampus sudah cukup sepi, orang-orang pulang ke rumah masing-masing setelah lelah dengan kegiatan ospek hari pertama. Hanya Kavi saja yang masih betah di kampus, karena baginya pulang akan membuat isi kepalanya semakin berkecamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
J E N D R A L S | Jeno & Jaemin
FanfictionThe one and only reason this story exist is "parents" because parents always be the biggest reason "lovehate relationship" existed between siblings. "Waktu kecil kamu pasti benci dan nyalahin adikmu atas semua yang terjadi. Setelah jadi dewasa kamu...