Abang, tolong...

307 27 0
                                    

Sejak memasuki bulan Agustus, hari ke hari cuaca semakin tak menentu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak memasuki bulan Agustus, hari ke hari cuaca semakin tak menentu. Kata Mama sih, sekarang sedang memasuki musim pancarobah. Musim di mana langit jadi sesuatu yang paling labil, kadang terang benderang dan kadang mendadak hitam pekat. Contohnya tadi pagi saat berangkat ke kampus Kale harus hujan-hujanan dan terpaksa memakai payung berwarna pink dengan motif hello kitty milik Mama. Namun sekarang langit mendadak cerah dan panas matahari sedang terik-teriknya.

Dari tumpukan kanebo kering yang dia jadikan alas duduk--sembari asik merokok seorang diri, Kale bisa lihat segerombolan orang saling serang di Fakultas tetangga. Kale tau ia tak mungkin mampu menangani rasa tak nyaman ketika berdesak-desakan dengan orang ramai, pun tau betul akan jadi apa dirinya jika terkepung di dalam kesempitan. Namun karena kepo tak bisa dinego, cowok itu beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kaki perlahan ke depan gapura bertuliskan Fakultas Teknik.

Dia tak punya niat untuk bergabung ke sana, hanya ingin memantau dari jauh sambil menguping info penyebab kericuhan dari cerita orang-orang di sekitar.

"Le, ayo ke sana!" Tiba-tiba seorang gadis datang dan menarik pergelangan tangannya. Terhitung tiga kali tangannya ditarik, namun tetap tak ada pergerakan dari kaki sang pemilik tangan. "Ihh, buruan, Le! Kita lihat orang berantem, seru pasti."

"Gue nggak mau ikut."

"Lah, kenapa?"

"Males, rame banget kayak orang lagi tawuran."

Mendengar pernyataan Kale, sang gadis yang merasa excited tanpa alasan menghela nafas. "MEREKA EMANG LAGI TAWURAN DODOL!"

"Ada masalah apa sih?"

"Nggak tau tuh, katanya urusan pribadi tapi nggak bye one malah bawa-bawa kawan."

Sontak kedua sudut bibir Kale terangkat. Gadis itu Dewi Karinina. Lagi pula, siapa lagi teman ngobrol Kale di kampus ini kalau bukan dia? Entah seperti apa tuhan menulis jalan takdirnya, tapi hanya dalam satu hari saja gadis asing itu berubah jadi orang yang sangat dekat dengan hati Kale.

Hampir setiap malam sebelum tidur cowok itu berdoa supaya keesokan harinya di kampus bisa bertemu Karinina. Hampir setiap saat matanya bergerak liar ke seluruh penjuru kampus demi mencari-cari sosok gadis itu. Dan ketika sepasang mata mereka bertemu, Kale akan pura-pura bertegur sapa seolah pertemuan mereka tak disengaja atau hanya kebetulan semata.

Cih, ini mah bukan Kale banget! Dia bukan tipe cowok yang gampang jatuh cinta atau mudah menyukai perempuan. Kale bilang, hatinya terlalu keras untuk cinta-cintaan yang ia anggap terlalu lembut dan menye-menye. Sering kali Kale merasa ingin muntah jika tak sengaja mendengar Kavi teleponan dengan pacarnya (sekarang sudah jadi mantan). Hingga kehadiran Karinina berhasil membobol pertahanan hatinya.

Kale rasa, hatinya telah dicuri Karinina sejak pertemuan pertama mereka di waktu ospek. Dan cowok itu senang setengah mati karena gadis yang jadi pencuri hatinya adalah Dewi Karinina.

J E N D R A L S | Jeno & JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang