Tak jarang teman-teman facebook Mama berkomentar kagum yang dibumbui rasa iri pada setiap postingan beliau tentang dua bujang tercinta. Orang bilang tak semua Ibu seberuntung Mama. Bagai anugerah tuhan yang hanya dikhususkan untuk Mama, beliau punya dua anak laki-laki yang selalu jadi incaran Ibu-ibu untuk dijadikan menantu plus akur terus tanpa cek-cok. Ya, kira-kira begitulah pendapat orang-orang yang melihat postingan Mama sekilas dari facebook saja.
Mendiang Papa pernah bilang, tiap keluarga punya masalah dapur masing-masing. Ada masalah biasa, ada pula masalah luar binasa. Namun terlihat atau enggak di mata orang lain, itu semua tergantung kepandaian masing-masing keluarga untuk menutupi dan bersandiwara. Nah, kalau begitu bisa dibilang keluarga Jendral Kavi dan Jendral Kale dirasa paling layak mendapat award atas nominasi keluarga paling jago akting.
"Gue nggak sudi pakai baju bekas lo!"
"It's all up to you, i don't fucking care."
"Gue mau yang baru!"
"Protes ke mama sana bukan ke gue bangsat, dasar anak nggak tau terima kasih!" Kavi melempar kasar kemeja putih yang dulu pernah ia pakai saat ospek ke arah sang adik yang berwajah masam.
"Anjing lo, Kavi! Lo paling anjing sedunia!"
Cowok yang sedang diumpati bukan tipe orang yang suka banyak omong kalau sedang cek-cok. Kavi lebih suka pakai otot dan kekerasan kalau ia rasa seseorang mulai melampaui batas dalam menguji kesabarannya. Karena itu, ditendangnya untuk ke sekian kali pintu kamar Kale hingga satu engsel-nya tanggal.
"You better shut the fuck up!" bentaknya penuh amarah, lalu melayangkan satu kepalan tangan ke udara. Hampir tangan sekeras batu itu menghantam pipi sang adik, untunglah Mama cepat-cepat datang melerai pertengkaran.
"Kavi! Kale! Stoooppp!"
Pekikan histeris Mama seketika bergema ke seluruh penjuru rumah. Mungkin bisa sampai juga ke rumah tetangga, namun peduli setan! Kakak-beradik itu sedang adu tatapan tajam, ada kilat amarah di mata masing-masing. Lalu kemudian Mama memasuki kamar dan berdiri di tengah sang anak yang sedang berseteru.
"Tiap hari berantem mulu! Kali ini kalian ada masalah apa lagi, sih?!" Mama bertanya garang pada kedua anaknya.
"Dia duluan!" Secara serempak Kavi dan Kale menjawab, lalu jari telunjuk mereka saling menunjuk ke arah satu sama lain.
"Satu-satu ngomongnya, jangan rebutan!"
"Kale ngatain aku anjing," ujar Kavi lebih dulu sebelum adiknya bicara aneh-aneh alias playing victim.
"Bener gitu, Le?"
Tanpa ragu Kale menganggukkan kepala. Dia bahkan tidak takut sama sekali pada Mama atau status Kavi yang merupakan Kakak tertuanya. Kata Kale, dia tak takut pada apapun, kecuali tuhan. "Ya, karena emang dia anjing. Mama, aku nggak mau pakai baju bekas si Kavi! Mama udah tau, kan? Kenapa masih maksa aku pakai barang bekas, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
J E N D R A L S | Jeno & Jaemin
Fiksi PenggemarThe one and only reason this story exist is "parents" because parents always be the biggest reason "lovehate relationship" existed between siblings. "Waktu kecil kamu pasti benci dan nyalahin adikmu atas semua yang terjadi. Setelah jadi dewasa kamu...