10

1.1K 93 5
                                    

Renjun sekarang berada di depan ruangan jaemin dan diapun langsung mengetuk pintu ruangan itu tapi tidak ada sautan dari dalam hingga dia memutuskan untuk membuka pintu ruangan itu.

Ceklek.

Kosong. Itu adalah suasana yang dilihat oleh renjun, tidak ada jaemin bahkan jas dokternya juga tidak ada pada gantungan. Hanya ada mantel dan jas sebelumnya saat dia datang ke rumah sakit. Renjun hendak menghubungi nya tapi melihat ponsel jaemin yang tertinggal diatas meja, saat akan keluar, renjun berpapasan dengan jaemin yang baru datang.

"Renjun? Kau ada perlu denganku?" Ucap jaemin tersenyum.

"Hmm. Aku tadi ingin menghubungimu tapi ponselmu tertinggal. dan maaf juga karena aku masuk tanpa izin." Ucap renjun menundukkan kepalanya.

"Tidak masalah injunie. Ayo sekarang duduk dulu, kau baru saja sembuh." Ucap jaemin lalu diapun menarik lembut tangan renjun dan mendudukkannya diatas sofa dan diapun ikut duduk setelah memberikan segelas air pada renjun.

"Apa kau tau mengenai permintaan ibumu jaemin?" Ucap renjun.

"Permintaan ibuku? Permintaan yang mana?" Ucap jaemin berbohong.

"Apa kau belum tau mengenai ibumu yang memintaku untuk menikahimu?" Ucap renjun.

"Benarkah? Apa itu artinya kau membalas perasaanku injunie?" Kaget jaemin yang jelas-jelas sudah tau karena itu adalah permintaannya lewat ibunya.

"Apa kau yakin denganku jaemin? Kau tau aku berpenyakit bukan?" Ucap renjun.

"Renjun ingat? Aku yakin kau akan sembuh. Aku hanya ingin kau tau kalau aku akan selalu bersama denganmu." Ucap jaemin sembari menggenggam tangannya.

"Tapi, aku tidak mau merepotkan mu jaemin." Ucap renjun dengan berlinangan airmata. Melihat hal itu, jaemin langsung berdiri dan mendekat lalu memeluk renjun erat.

"Kau tidak akan merepotkan ku renjun. Lagian aku akan sangat senang jika kau merepotkanku. Aku hanya tidak bisa terus berada di sekitarmu sebagai sahabat. Aku tidak bisa lagi menahan perasaanku. Aku sangat mencintaimu. Aku hanya ingin menghabiskan semua hidupku denganmu." Ucap jaemin dan renjun hanya diam lalu membalas pelukan jaemin sembari menangis.

"Aku akan selalu bersama denganmu. Hanya itu yang perlu kau ketahui." Ucap jaemin dan renjunpun mengangguk dalam pelukan jaemin.


















At. Taman rumah sakit.

Haechan duduk di salah satu tempat dan melihat jeno, kekasihnya mendekat. Tidak ada yang tau hubungan mereka, tapi beberapa yang jeli jelas sangat tau kalau hubungan mereka lebih dari seorang kolega kerja.

"Kau kenapa sayang?" Ucap jeno berada didepan Haechan.

"Jeno? Bagaimana kalau ada yang tau kau memanggilku seperti itu?" Kaget Haechan.

"Tidak akan ada. Lagian yang lainnya sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing " Ucap jeno lalu duduk di sebelah Haechan.

"Tapi tetap saja." Ketus Haechan.

"Kau sangat menggemaskan. Apa yang mengganggu pikiranmu?" Ucap jeno.

"Tidak banyak. Hanya renjun." Ucap Haechan.

"Kenapa dengan dokter Huang?" Ucap jeno.

"Aku merasa dia menyembunyikan sesuatu dariku " Ucap Haechan.

"Itu pasti hanya perasaanmu saja sayang." Ucap jeno.

"Aku juga berharap seperti itu, tapi ntah kenapa aku sangat takut kalau sampai renjun benar-benar kenapa-napa." Ucap Haechan.

"Tenanglah. Dia akan baik-baik saja. Aku yakin hal itu." Ucap jeno lalu diapun membawa kepala Haechan menyandar pada bahunya.

"Hmm." Angguk Haechan.




































€€€

Jodoh? (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang