5

1.2K 135 5
                                    

Jaemin kembali ke rumah sakit dan diapun langsung menuju lab lalu bertemu dengan orang yang bertugas di lab, Hwang Hyunjin.

"Ada apa dokter na?" Ucap Hyunjin.

"Ini. Bisa tolong cari tau ini obat untuk apa? Sesegera mungkin serahkan hasilnya pada saya." Ucap jaemin memberikan satu butir obat yang dia curi dari renjun.

"Baik dokter na." Ucap Hyunjin.

"Kira-kira berapa lama hasilnya akan keluar?" Ucap renjun.

"Sekitar setengah hari. Dokter Na tenang saja, aku sendiri yang nanti akan mengantarkan pada dokter na." Ucap Hyunjin.

"Baiklah." Ucap jaemin lalu Hyunjin pun segera masuk ke dalam lab. Saat jaemin berbalik dia di kagetkan dengan keberadaan Haechan.

"Dokter Na? Apa kau melihat dokter Huang?" Ucap Haechan.

"Saya mengantarkannya pulang. Karena dia sedang sakit." Ucap jaemin.

"Sakit? Sakit apa dokter na?" Ucap Haechan panik.

"Hanya demam. Saya duluan." Ucap jaemin lalu diapun pergi untuk melihat pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Haechan yang cemas langsung menghubungi renjun, tapi tidak diangkat dan dia memutuskan untuk melihatnya nanti saat pulang kerja. Sedangkan jeno sedang berada di ruangan Mark, karena dia meminta bertemu dengan jeno.

"Ada apa hyung?"

"Apa kau tau sesuatu tentang jaemin dan renjun?"

"Tidak sama sekali. Kenapa?"

"Aku merasa persahabatan mereka ini terlalu intim sekali."

"Biarin saja. Aku tidak mau ikut campur."

"Tapi, aku tidak bisa diam saja jeno."

"Kenapa Hyung?"

"Aku menyukai dokter Huang."

"Ne?! Sejak kapan?" Kaget jeno.

"Sudah sangat lama. Mungkin sejak kali pertama aku menerima dokter Huang di rumah sakit ini."

"Jadi ini keputusanmu?"

"Bukan. Pemilik rumah sakit ini yang meminta agar meloloskan dokter Huang."

"Itu berarti memang keluarga Na sangat menyayangi dokter Huang. Sudahlah, kalau soal ini saya tidak bisa membantu. Saya permisi." Ucap jeno lalu keluar dari ruangan Mark.

~***~

Disini sekarang jaemin, tengah melihat keadaan pasien bernama Jeon heejin yang telah koma selama 10 tahun itu.

"Maaf dokter na, tadi saya harus melihat pasien lain dulu." Ucap dokter Kim winter.

"Tidak masalah. Saya juga baru saja sampai dokter Kim."

"Aaaa, bagaimana menurut dokter na? Apa dia bisa di sembuhkan?"

"Ntahlah. Belum ada tanda-tanda yang pasti. Sepertinya kita harus lebih memperhatikannya lagi."

"Baik dok, saya mengerti."

"Baiklah. Ini catatannya. Saya permisi." Ucap jaemin lalu pergi dan tepat saat itu dia berpapasan dengan Na Sungchan.

"Sungchan?"

"Ada apa hyung?"

"Tidak ada."

"Kau aneh sekali Hyung. Oh iya, Daddy dan mommy akan pulang nanti malam. Pastikan kau pulang tepat waktu Hyung."

"Hmm." Ucap jaemin lalu pergi begitu saja. Membuat sungchan hanya menggelengkan kepalanya karena kelakuan hyungnya itu.

~***~

Jaemin terus memikirkan apa yang kira-kira di sembunyikan oleh renjun darinya. Dia benar-benar sangat tidak tenang dengan semua ini.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Ceklek.

"Maaf dokter na, ini saya ingin mengantarkan hasilnya, saya mencoba secepat mungkin. Tapi, kalau boleh tau ini obat milik siapa?" Ucap Hyunjin yang masuk dan duduk di hadapan jaemin.

"Hanya seorang pasien. Makasih karena sudah memeriksa obat ini secepatnya. Sekarang kau bisa kembali." Ucap jaemin dan Hyunjin pun pergi dari ruangan itu. Lalu jaeminpun membaca hasil obat itu dan diapun kaget hingga kertas itu jatuh ke bawah.

"Jantung? Kau sakit jantung renjun?" Ucapnya kaget lalu dia kembali mengambil surat itu dan membacanya berulang-ulang tapi tetap saja sama. Akhirnya jaeminpun langsung pergi dari rumah sakit itu menuju apartemen sahabatnya itu. Atau apa dia bisa bilang kalau itu adalah apartemen crushnya? Ntahlah.






Sesampainya di depan apartemen renjun, jaeminpun langsung membunyikan bell karena dia tidak ingin masuk walaupun dia tau password apartemen itu.

Renjun yang terganggu dalam acara istirahatnya langsung membuka pintu dan kaget melihat kedatangan jaemin yang bahkan langsung memeluknya dan menangis.

"Ada apa Na?" Ucap renjun kaget.

"Jangan tinggalkan aku injunie. Aku tidak mau kau pergi kemanapun. Jangan tinggalkan aku." Ucap jaemin yang sangat kalut dan membuat renjun langsung melepaskan pelukan sahabatnya itu lalu menatapnya.

"Apa maksudmu jaemin?" Ucap renjun bingung.

"Aku tau semuanya. Jangan meninggalkanku. Aku mencintaimu." Ucap jaemin lalu memeluk renjun dengan sangat erat.

"N...ne?"






































€€€

Jodoh? (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang