Jaemin masih berada di apartemen renjun, sekarang renjun tengah tertidur dengan lelap setelah menangis cukup lama, lalu jaeminpun keluar dan menghubungi adiknya.
"Hallo?"
"Kenapa Hyung?"
"Katakan pada Daddy dan mommy kalau Hyung akan menginap di apartemen renjun."
"Lagi?"
"Hmm, kondisinya tak baik-baik saja. Dan katakan pada Daddy juga mommy kalau besok Hyung akan menemui keduanya." Ucap jaemin lalu mematikan ponselnya tanpa mendengarkan jawaban dari sungchan sama sekali.
At. Na hospital.
Sungchan memaki hyungnya karena dengan seenaknya mematikan telpon bahkan hyungnya saja pergi semaunya dari rumah sakit ini.
"Dokter sungchan? Kau kenapa?" Ucap taro yang kebetulan lewat.
"Aaa dokter osaki? Tidak, hanya kesal pada hyungku" Ucap sungchan tersenyum kecil.
"Aaa."
Disaat bersamaan keduanya melihat jeno yang mendekat.
"Sungchan dimana jaemin?"
"Sudah kembali, karena katanya renjun ge sedang dalam kondisi yang tak baik."
"Ne? Apa dia tidak ingat ada operasi denganku?" Kaget jeno sekaligus tak menyangkah dengan sahabat seperpopokannya itu
"Sepertinya begitu Hyung, kau butuh bantuanku?"
"Tak perlu, kau juga pasti ada kerjaan. Aku akan mencari dokter lain saja." Ucap jeno ketus lalu diapun pergi begitu saja.
"Mereka berdua benar-benar membuatku kesal " Ucap sungchan mengacak-acak rambutnya. Membuat taro tersenyum dan diapun merapikan kembali rambut yang lebih tinggi. Membuat sungchan menatapnya dengan sangat terpesona.
"Sudahlah dokter sungchan, mereka bisa sangat mirip karena cukup dekat." Ucap shotaro dan itu membuat sungchan benar-benar tak bisa melepas tatapannya sama sekali.
Sementara itu jenopun pergi ke ruangan yuta karena hanya dia yang bisa membantu selaku dokter beda, selain jaemin dan renjun tentunya.
"Ada apa dokter Lee kemari?"
"Hyung bantu aku, aku ada operasi darurat lima menit lagi. Aturannya Aku akan melakukan operasi bersama dengan jaemin, tapi dia pergi dengan dokter Huang karena keadaan dokter huang kurang baik."
"Aaa, baiklah. Tapi, apa mereka punya hubungan spesial jeno? Aku merasa bingung soalnya mereka terlalu intim untuk disebut sahabat."
*Aku juga tak tau Hyung, akubtaunya mereka bersahabat. Aku bisa apa? Dan lagi, kau tau jaemin tak suka kehidupan pribadinya di ganggu."
*Kau benar juga. Tapi, aku merasa kalau manager lee menyukai dokter Huang." Ucap yuta sembari mereka keluar untuk menuju ruang operasi.
"Kau memang benar kali ini Hyung, karena manager Lee mengatakan padaku secara langsung. Bahkan dia bertanya soal hubungan keduanya."
"Akan sangat menyakitkan kalau sampai ternyata mereka adalah sepasang kekasih yang berkedok sahabat. Kau tak bertanya pada kekasihmu soal ini? Mengingat mereka juga dekat?"
*Kau tau hubunganku hyng?"
*Tentu saja. Kalian sangat mudah dibaca."
"Tolong jangan beritahu orang lain Hyung."
"Aku mengerti. Lagian aku tak akan sejahat itu."
"Makasih Hyung. Tapi, untuk saranmu tadi aku akan coba bertanya pada kekasihku "
"Memang harus." Ucap yuta.
At. Apartemen Wendy
Chanyeol masih berada disana sembati mengelus kepala Wendy yang telah jatuh tertidur di sofa, bahkan dia sudah menyelimutinya. Karena mau bagaimanapun Wendy dan dia tidak muda lagi.
"Maafkan aku Seung Hwan. Ini semua salahku " Ucap Chanyeol merasa bersalah.
"Injun..." Racau Wendy dalam tidurnya membuat Chanyeol merasa semakin bersalah saat ini.
"Harusnya saat itu aku membiarkan anak kita bersama denganmu saja Seung Hwan. Maafkan aku. Ini semua memang salahku juga keegoisan ku " Ucap Chanyeol dan diapun menangis dalam diam bahkan tanpa suara. Dia juga berandai-andai kalau saja waktu bisa diputar. Tapi, namanya nasi sudah berubah jadi bubur tak akan bisa berubah menjadi nasi lagi. Semuanya sudah terlanjur. Yang bisa dia lakukan adalah bertahan dan menjalani kehidupan dengan baik saat ini juga membantu Wendy agar bisa menerima semua yang terjadi.
€€€
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh? (jaemren)
FanficNa Jaemin dan Huang Renjun adalah sahabat sejak lama, dan Na Jaemin memendam perasaan pada sahabatnya itu hingga membuat kerja sama dengan orangtuanya untuk membuatnya menikah dengan renjun. Akankah renjun bisa mencintai jaemin setelah mereka menika...