12

697 83 1
                                    


Wendy saat ini telah berada di apartemennya karena Chanyeol yang memaksa untuk mengantarkannya karena dia tak mau terjadi sesuatu yang buruk pada Wendy akibat apa yang baru saja dia ketahui saat ini tentang anak mereka. Chanyeol mendekat pada Wendy dengan membawakan segelas air putih.

"Minumlah dulu, agar kau tenang."

"Oppa? Kau harus percaya padaku oppa, aku memiliki keyakinan yang kuat kalau putera kita masih hidup. Dia masih hidup, kau tau aku memiliki ikatan kuat dengannya, aku mengandungnya selama 9 bulan oppa." Ucap Wendy sembari memegang kedua tangan Chanyeol dan meneteskan airmatanya.

Chanyeol duduk lalu melepaskan pegangan tangan Wendy dan diapun menghapus airmata Wendy.

"Aku tau Seung Hwan, ini sangat berat sekali. Aku awalnya juga merasakan apa yang kau rasakan ini Seung Hwan-ah, tapi kita harus bangkit kasihan anak kita diatas sana nantinya."

"Aku tak akan percaya kalau putera kita telah tiada oppa. Aku akan membuktikan padamu, aku pasti akan membuktikan padamu semuanya." Ucap Wendy yang memang sangat yakin dan Chanyeol hanya diam saja karena percuma saja mengatakan semua hal saat Wendy masih dalam keadaan kalut dan kacau seperti ini.













At. Mansion Huang.

Jaemin menghentikan mobilnya di depan mansion yang sudah tak layak untuk di huni itu karena sudah lama ditinggalkan.

"Kau yakin akan masuk renjun?"

"Hmm, aku harus mencari sesuatu. Dan aku yakin masih ada di dalam mansion ini."

"Baiklah, aku akan menemanimu. Ayo." Ucap jaemin dan keduanya turun dari dalam mobil itu lalu masuk kedalam mansion secara hati-hati karena banyak rerumputan liar.

Di dalam mansion.

Renjun langsung menuju tangga dan menaikinya secara perlahan bersama dengan jaemin lalu diapun membuka pintu kamar yang dia yakini adalah kabar tao dan Baekhyun saat itu. Dan diapun melihat brankas yang sudah rusak hingga menyebabkan pintunya terbuka lalu diapun langsung membukanya dan melihat ada kotak yang masih sangat bagus didalamnya. Lalu mengambilnya, jaemin hanya menatap bingung apa yang diambil oleh renjun itu.

"Kotak apa itu renjun?"

"Kotak yang akan menjelaskan semuanya jaemin."

"Baiklah, sekarang kita pergi? Kita bisa membuka kotak itu di apartemen mu bukan?"

"Hmm." Ucap renjun mengangguk lalu jaemin mengambil alih kotak itu dan membawanya dengan diikuti oleh renjun.

"Makasih baba, Daddy. Setelah renjun tau semuanya, renjun akan tetap menganggap kalian orangtua renjun, dan menyatukan orangtua kandung renjun seperti keinginan baba." Batin renjun.








At. Apartemen renjun.

Jaemin meletakkan kotak itu diatas sofa dan renjun segera membukanya. Hal pertama yang dia lihat adalah foto Chanyeol juga Wendy, renjun jelas saja mengenal Chanyeol karena itu adalah professor nya, bahkan jaemin juga kaget menatap foto keduanya.

Renjun lantas mengambil sapu tangan yang bertuliskan namanya "Park Renjun" lalu diapun mengambil foto lainnya dimana dia digendong oleh wendy yang tersenyum dan saat dia terlahir juga fotonya dengan Chanyeol dan sepucuk surat yang sudah usang tapi masih bisa dibaca. Diapun langsung membukanya.

Renjun sayang, anak mama, maafkan Mama ya karena harus memberikan mu pada daddymu setelah sebulan kebersamaan kita, karena mama sudah berjanji. Mama yakin daddymu akan merawatmu dengan baik bersama dengan Baekhyun oppa. Mungkin kau akan marah nantinya saat tau semua ini, tapi Mama harap kau tetap menganggap Baekhyun oppa sebagai orangtuamu. Dan jangan marah pada daddymu, karena ini keinginan Mama, Mama tak bisa memisahkan dua orang yang saling mencintai hanya karena kesalahan kami, tapi lebih dari apapun Mama sangat menyayangimu sayang. Mama sudah meninggalkan sapu tangan rajutan Mama padamu, agar kau selalu merasa Mama bersama denganmu sayang. Mama janji kita akan bertemu secepatnya sayang. Salam rindu dari Mama.

Renjun meneteskan airmatanya begitu saja membuat jaemin kaget lalu diapun mengambil alih kertas itu dari tangan renjun lalu membacanya dan kaget mengetahui semuanya.

"Nana hikss... Professor Park adalah ayah kandungku hiksss... Aku masih punya keluarga Nana hiksss..." Tangis bahagia renjun, dia merasa sangat senang bahkan tak ada kemarahan didalam hatinya saat ini. Jaemin hanya diam, dan mulai mengerti kedatangan Wendy secara tiba-tiba adalah untuk menemui anaknya.

"Tapi Nana hikss... Pasti ayahku mengira aku sudah tiada Nana hiksss... Aku takut Nana hikss... Aku takut ayahku tak percaya denganku hikss..." Tangis renjun, jaemin lantas membawa renjun kedalam pelukan hangatnya.

"Hei injunie, dengarkan Nana. Mereka akan percaya dengan injunie. Mengerti? Percaya perkataan Nana dan satu lagi, aku akan mengatur pertemuan kalian bertiga. Karena kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku sayang." Ucap jaemin dan renjun hanya menganggukkan kepalanya.

"Setelah semuanya berakhir, dan kau bersama dengan orangtua kandungmu, maka aku akan mengajakmu ke makam ibu kandungku." Ucap jaemin dan renjun langsung melepaskan pelukan jaemin karena dia tak tau sama sekali soal ini.

"Apa maksudmu Nana? Bibi lay bukan ibu kandungmu?"

"Bukan injunie, ibu kandungku adalah sahabat Professor Son, dokter atau profesor kang seulgi dokter jantungmu. Ibuku meninggal saat aku berumur 5 tahun dan sungchan berumur 3 tahun. Memang tak banyak yang tau, aku juga tak ingin menceritakannya karena aku sudah memiliki mommy lay sebagai gantinya. Tapi, tetap di hatiku masih ada ibu kandungku."

"Kenapa kau tak pernah cerita padaku Nana?"

"Karena aku tak mau kau menangis. Sudah, karena sekarang kau sudah tau. Maka semuanya sudah selesai. Sekarang aku yang akan membantumu. Sampai kau memiliki keluarga yang utuh. Baru setelahnya kita menikah. Bagaimana?"

"Hmm, makasih Nana." Ucap rebjun tersenyum.

"Apapun untuk orang yang aku cintai." Ucap jaemin tersenyum lalu menghapus airmata yang tertinggal di pipi chubby renjun itu.






























€€€

Jodoh? (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang