part 7 [Revisi]

1K 92 0
                                    


*******

"Ibu lo ada di rumah?" Tanya Rezvan. Mereka berdua sedang berada di depan rumah Vira.

"Ibu belum pulang, nanti pulangnya agak sorean"

"Terus gak papa gue masuk? Di dalam kan gak ada siapa-siapa"

"Kenapa? Lo takut sama gue?" Tanya Vira sembari menatap Rezvan dengan tatapan yang sulit di artikan. Rezvan yang ditatap seperti itu  bertingkah gugup.

"Gak lah, gue kan hantu mana mungkin takut sama manusia" Rezvan menyangkal.

Vira menggelengkan kepalanya sembari Terkekeh.

"Gak papa ayo masuk, nanti pintunya di buka aja"

"Tapi sebenarnya kalo ditutup juga gak papa, semua orang akan ngira Vira sendiri"

"LO BENERAN NGANGGEP GUE HANTU?!" Rezvan berteriak dengan keras, Vira langsung menutup telinganya.

"Berisik, nanti orang-orang pada Dateng" Vira menutup mulut Rezvan dengan tangannya.

"Lepas anjirr." Rezvan menghempaskan tangan Vira dari mulutnya.

"Ya makanya jangan teriak-teriak lo kira ini hutan hah?"

"Ra lo udah mulai berani sama gue ya" Rezvan menatap tajam Vira.

"Kenapa nggak?" Tanya Vira sembari menaikan sebelah alisnya.

"Ayo cepet masuk" Vira menarik tangan Rezvan.

"Sabar bego, badan lo aja kecil tapi tenaga lo kek gajah "

Vira tertawa mendengarnya.

"Vira ngangkat Rezvan juga bisa"

Rezvan seketika memeluk tubuhnya.

"Mau lo apain gue hah?" Tanya Rezvan heboh.

"Mau Rezvan apa?" Vira mendekati Rezvan, sontak saja Rezvan mundur.

"M-au a-pa Lo?" Rezvan panik, sungguh wajah Vira sangat dekat dengannya.

"Menurut Rezvan" Vira mengusap lembut pipi Rezvan membuat tubuh Rezvan menegang.

"Gue cowok normal asal Lo tau" bisik Rezvan.

Vira langsung tersadar.

"Maap" Vira memundurkan tubuhnya.

"Rezvan duduk aja, Vira mau ngambil minum" ucap Vira gugup.

"Lo aneh Ra" Rezvan terus memperhatikan gerak-gerik Vira.

Vira membawa nampan berisikan dua minuman di temani makanan ringan dengan wajah yang lebih tenang, tidak segugup tadi.

" Maap ya cuma ada ini"

"Gak papa" Rezvan tersenyum tipis.

"Kita mulai aja ya, nanti takutnya Rezvan pulang nya ke sorean"

Rezvan hanya mengangguk.

Disisi lain, dua wanita sedang merencanakan sesuatu di tempat yang tidak seorang pun tau kecuali mereka.

REZVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang