part 9 [Revisi]

924 79 0
                                    

******

" Vin, kenapa gak di jelasin? Kamu kan tau aku gak ngelakuin apa-apa di tempat itu?" Vira terus bertanya walau Davina tidak menanggapinya.

"Vin jawab Vira dong" ucap Vira dengan kesal.

"Apa?" Bentak Davina.

"Gara-gara lo ya Ra, gue ikut terseret mereka fitnah gue, mereka hina gue" ucap Davina dengan suara yang bergetar.

"Iya emang di tempat itu lo bareng gue, tapi kan siapa tau setelah gue pulang lo kembali lagi ke tempat itu"

"Kalo mau buat kek gituan jangan bawa-bawa gue Ra"

Vira menatap Davina dengan tatapan penuh kecewa. Dia tidak menyangka temannya akan ikut menuduhnya seperti yang lainnya.

"Davina fitnah Vira?"

"Bukan fitnah, emang ada buktinya"

"Vin, Vina tau kan Vira gak mungkin ngelakuin itu"

"Kita temenan bukan seminggu atau dua Minggu Vin"

"Kenapa Vina tega fitnah Vira?" air matanya sudah turun, sungguh Vira sangat sakit hati dengan omongan Davina.

"Gak usah nangis lo, jijik banget gue lihat nya"

Vira semakin sakit hati mendengar ucapan Davina.

"Vina kok Vina berubah? Ini bukan Davina yang Vira kenal"

"Gue gak berubah, lo yang berubah" setelah mengatakan itu Davina pergi dari hadapan Vira.

Vira menatap punggung Davina yang sudah pergi menjauh dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. Dia kecewa, Sangat kecewa, kenapa Davina begitu tega kepadanya.
Padahal sekarang Vira hanya punya Davina disisinya, tapi ternyata sahabatnya itu juga ikut menuduhnya.

Vira berjalan menuju kelasnya dengan menundukkan kepalanya. Semua orang menatap Vira dengan tatapan jijik. Ada yang menghinanya secara terang-terangan ada juga yang berbisik-bisik. Vira merasa sangat sendiri tidak ada yang berpihak kepadanya bahkan sahabatnya sendiri pun tidak memihak nya.

"Cewek lemah"

"Bela Bang Evan aja bisa, masa bela diri sendiri gak bisa" Ucap Alvan yang dari tadi terus memperhatikan Vira.

Vira memasuki kelasnya dengan takut dia terus menundukkan kepalanya sembari meremas ujung seragam nya. Baru saja dua langkah Vira sudah dihadiahi teriakan Fahmi si ketua kelas.

"Ngapain lo kesini ha?" Fahmi berteriak.

"Lo bukan anak kelas ini lagi"

"Keluar lo dari sini" usir Fahmi. Semua murid yang ada di kelas itu tersenyum puas melihat Vira di usir sama Fahmi.

Vira memberanikan diri mengangkat kepalanya.

"Lo bukan guru atau pun kepala sekolah"

"Jadi gak berhak usir Vira" ucap Vira dengan mendongak dagunya berani.

"SMA Merpati gak butuh murid kayak lo"

"Malu-maluin  aja" ucap Resa.

REZVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang