Chapter 23

22 8 1
                                    

[ PERHATIAN! ]

Cerita ini bersifat fiktif. Mohon bersikap bijak sebagai pembaca! Dan apabila menemukan kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya unsur ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk vote, komen, dan follow akun Author agar Author semakin semangat dalam berkarya! Thank you! ♡

• • •

"Jadi selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi selama ini ... aku salah?" --Myesha.

• • •

"Sigiaker¹, open!"

Rantai yang mengekang kedua tangan dan kaki Tuan Calvin perlahan menjauh sampai daksa pria paruh baya itu ambruk ke tanah. Tuan Calvin terlalu kehilangan banyak tenaga, sehingga ia kesulitan untuk berdiri tegak dengan benar.

Melihat dan menyadari itu, Myesha sontak melotot dan bergegas menghampiri sang ayah, bahkan ia merangkul erat pria paruh baya itu. Ia menangis dalam pelukan sang ayah, tetapi itu tak berlangsung lama. Sebab, sebuah suara tiba-tiba mengusik dirinya. Lebih tepatnya suara yang tercipta karena pergerakan rantai.

Dari sana, Myesha refleks menoleh ke asal suara, lantas matanya kembali membulat sempurna ketika ia menyadari suatu hal. Daksanya ... didorong oleh seseorang!

"A-ayah?!"

Myesha menatap pria yang menjadi pahlawannya itu dari kejauhan. Tuan Calvin perlahan berdiri semampunya, ia terus memaksakan kakinya untuk berdiri dengan tegak. Dan suara yang berasal dari pergerakan rantai itu kian semakin mendekati Myesha.

Myesha sedikit berlutut, ia merasakan rasa sakit yang amat luar biasa akibat terbentur dinding ketika daksanya didorong secara paksa. Dan tak lama dari sana, rantai itu semakin mendekati Myesha, berusaha mencari mangsa baru untuk ia kekang.

Sesuai dengan hukum segel yang Aurush berikan, ingin, tidak ingin, rantai itu harus mencari pengganti baru agar orang yang dikekang sebelumnya terbebas. Karena bagaimanapun rantai itu tak bisa musnah dengan mudah, tak seperti kelihatannya.

Hingga selang beberapa detik, rantai itu benar-benar berhasil mendapatkan mangsa baru, tepat ketika Myesha memejamkan matanya selama beberapa saat.

"K-kau!"

Mata Myesha kembali dan semakin melebar, daksanya kian gemetar hebat. Ia memasang gesture terkejut dengan melebarkan telapak tangan kanannya, tepat di mulut mungilnya itu.

"Apa yang kau lakukan? Tak seharusnya kau melepaskan segel rantai ini pada ayahmu!"

Pria itu, pria yang Myesha benci.

[REVISI] Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang