[ PERHATIAN! ]
Cerita ini bersifat fiktif. Mohon bersikap bijak sebagai pembaca! Dan apabila menemukan kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya unsur ketidaksengajaan.
Jangan lupa untuk vote, komen, dan follow akun Author agar Author semakin semangat dalam berkarya! Thank you! ♡
• • •
“Jadi ... semua ini salahku?” --Myesha.
• • •
Myesha perlahan membuka netranya. Kepalanya masih sangat pusing, ia memeganginya sembari mengambil posisi duduk. Matanya sedikit menyipit karena tak tahan, tetapi ia tetap memaksakan diri untuk menatap sekitar. Lalu, ia tiba-tiba melotot, tetapi hanya hitungan detik, sebab rasa sakit di kepalanya seperti menarik ulur syaraf otaknya. “I-ini di mana?” tanyanya sembari merasakan kedutan di kepalanya yang semakin dahsyat.
“Kau sudah bangun, hm?”
Suara pria tiba-tiba terdengar jelas di telinga Myesha. Ia kembali mengangkat pandangannya dengan mata yang setia menyipit, serta rintihan kecil yang keluar dari bibirnya.
“Tidak usah memaksakan diri. Tak apa,” ucap pria itu, Myesha pun sedikit mencondongkan tubuhnya dan memajukan kepalanya agar dapat melihat jelas sosok pria itu.
“K-kau!” Myesha terbelalak, lagi-lagi hanya sementara. “Aw,” ringisnya kesakitan.
“Kan sudah kubilang jangan dipaksakan!” tutur pria itu, “iya, ini aku. Aurush.”
Myesha sontak terdiam. “A-apa kita ada di rumahmu?” tanyanya setelah beberapa detik membungkam. Lantas mendapat anggukan sebagai jawaban.
“Tenang. Sekarang kau aman,” ujar Aurush sembari duduk di samping kanan Myesha, “aku akan selalu berusaha agar kau tetap berada dalam perlindunganku.” Ia lalu mengukir senyum tipis, sementara Myesha kembali terdiam dengan kepala sedikit tertunduk.
“Istirahatlah! Jangan terlalu memaksakan diri!” titah Aurush, lalu berbalik badan, “aku pergi dulu, ya.” Ia melengoskan wajahnya sebesar sembilan puluh derajat ke arah belakang kiri sembari mengukir senyum. Lalu melangkah mendekati pintu kamar Myesha.
“Tunggu! Kau mau ke mana?” cegah Myesha, membuat langkah Aurush terhenti.
“Ada hal yang harus kuurus. Aku akan segera kembali,” jawab Aurush, lalu membuka pintu, dan kembali menutupnya dari arah luar.
Sedangkan Myesha hanya menatap punggung pria itu dan berganti menatap pintu ketika Aurush sepenuhnya pergi dan menutupnya. Aku benar-benar sudah salah paham dengannya, batinnya menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Deja Vu
Fantasy[Jangan lupa vote dan komen, serta follow akun penulis sebelum membaca! Cerita ini hanyalah fiktif. Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca!] 🏆 Salah Satu Pemenang dalam Event NuNobe yang diadakan oleh Elzuha Aieunoia Publisher °°°<>°°° [Novel Deja...