7. Di mana Papa, Mama?

741 72 4
                                    

Vote sebelum membaca!

🌱

Dua belas tahun kemudian,

"Akh! Kesal sekali. Warnanya tak sesuai dengan apa yang Reyhan mau!" marahnya dan melempar semua peralatan lukisnya.

Dia adalah Reyhan, anak bungsu Widya dan Chandra. Saat ini usianya sudah menginjak 12 tahun. Wajahnya sangat mirip dengan Widya bagai pinang dibelah dua.

Widya yang tengah mengerjakan pekerjaannya menunda sebentar karena suara amarah anak bungsunya.

"Ada apa Dek? Bisa tidak sabar sedikit? Jangan marah-marah! Nanti tua lebih dulu mau?"

"Tidak mau Ma. Tapi lihatlah Ma, catnya sangat jelek dan membuat lukisan Reyhan menjadi jelek. Padahal Reyhan ingin sekali ikut pameran seni lukis. Uang hasil jualan lukisan lumayan untuk membangun sebuah toko kue yang lumayan besar untuk Mama"

"Tak usah. Toko kecil itu juga cukup Nak. Uang hasil pameran kamu tabung untuk masa depan kamu. Entah kuliah, bangun rumah, atau hal lainnya yang ingin kamu lakukan di masa depan. Asalkan positif"

"Masih ada waktu. Perbaiki kesalahanmu. Kamu dan Kak Evano sangat berbakat dalam seni lukis"

"Mama dukung kalian. Mama dukung semua cita-cita kalian. Semoga anak-anak Mama suatu saat nanti sukses!"

"Aamiin" balas Reyhan

■■■

Widya tengah menunggu kepulangan anak sulungnya dengan risau. Ditambah hari sudah malam. Tak lama hujan datang mengguyur kota dengan lumayan deras. Jam juga sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB.

"Ke mana Evano? Tak biasanya pulang lewat dari jam 7 malam"

"Mama?"

"Apa sayang?"

"Kak Evano pergi ke mana?"

"Katanya mau melukis di rumah Jamal untuk pameran nanti"

Hujan semakin deras dan Evano tak kunjung pulang ke rumah. Jam juga sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Widya juga melewatkan makan malamnya saking mengkhawatirkan anak sulungnya, Evano.

"Ma, makan dulu. Nanti Mama sakit. Mungkin Kak Evano menginap di rumah Kak Jamal karena hujan deras" Reyhan menaruh sepiring menu makan malam untuk Widya.

Widya menyantap makan malamnya. Sesekali ia mengarahkan netranya melihat ke arah gerbang rumah. berharap Evano, anak sulungnya pulang.

Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Reyhan.

Pesan singkat itu dari Jamal, teman Evano. Jamal mengatakan kalau malam ini Evano menginap di rumahnya.

"Kak Evano menginap di rumah Kak Jamal. Kak Jamal kirim pesan singkat ke ponsel Reyhan"

"Alhamdulillah akhirnya ada kabar juga. Ayo masuk Nak! Besok kamu sekolah"

■■■

Reyhan sedang berjalan di atas trotoar jalan. Ia berjalan kaki menuju taman yang tak terlalu jauh jaraknya dari rumahnya. Reyhan juga membawa peralatan untuk melukis miliknya. Niatnya, ia ingin melukis dengan referensi dari taman yang ia tuju.

Wanita Tangguh (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang