6. Evano sayang Mama

798 72 7
                                    

Vote sebelum membaca!

🌱

Widya tengah mengemasi barang-barangnya. Ia memutuskan untuk mengontrak saja. Sahih sudah melarangnya untuk tak mengontrak dan tinggal bersamanya di sini. Tetapi Widya menolak. Widya tak ingin ia dan anak-anaknya menyusahkan kakaknya.

"Widya, Kakak baru ingat. Ada rumah Ayah yang sudah lama tak ditempati. Dari pada mengontrak rumah, lebih baik kamu tempati rumah itu saja. Kamu juga bisa membuka usaha di sana"

"Daerah mana Kak?"

"Di Kampung Angsana III. Tak jauh dari sini"

"Kakak akan mengantarkanmu ke sana"

Sahih mengantarkan Widya dan anak-anaknya ke rumah peninggalan milik ayahnya. Letaknya tak jauh dari rumah yang Sahih tempati.

Mereka telah tiba di rumah yang Sahih maksud. Rumahnya memang sangat sederhana dan hanya memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

"Rumah ini tadinya di kontrakan. Kebetulan yang mengontrak sudah pindah jadi rumah ini bisa kamu tempati"

"Ini hasil dari kontrakan ini. Kakak tak mengambilnya. Kakak sengaja menabung uang hasil kontrakan ini untukmu"

"Terima kasih Kak" Widya mengambil uang pemberian dari kakaknya.

■■■

Seperti biasa pukul 02.45 malam Widya bangun dan bersiap untuk membuatkan kue dan jajanan pasar lainnya untuk dijual esok hari. Seminggu setelah tinggal di rumah barunya Widya memutuskan untuk berjualan kembali untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Raut lelah sudah terlihat di wajah Widya. Ia membuat kue dengan tenaganya sendiri tanpa bantuan orang lain. Hari ini ia hanya menjual beberapa kue manis dan gurih. Tak banyak dari biasanya karena ia baru memulai usahanya.

"Ya Allah semoga daganganku laris manis dan berkah. Aamiin"

Pukul 5 pagi kue-kue sudah selesai dibuat. Widya tinggal mendinginkan kue-kue tersebut dan mengemasnya di dalam plastik. Setelah itu Widya menunaikan shalat subuh terlebih dahulu.

Widya pergi ke kamarnya untuk melihat anak-anaknya.

"Masyallah kalian benar-benar tak rewel. Sangat pengertian sekali pada Mama"

Kemudian ia kembali ke dapur dan melanjutkan pekerjaannya yaitu mengemasi kue-kue yang sudah ia buat.

Pukul 6 Widya mengeluarkan semua dagangannya dan menyusunnya di box jinjing miliknya dan siap untuk berkeliling kampung.

Widya menggendong Reyhan dan menuntun Evano dengan tangan kanannya. Dan tangan kirinya menjinjing dagangannya.

"Bismillah semoga laris manis"

Widya mulai berkeliling kampung untuk menjajakan dagangannya bersama kedua anaknya yang masih balita.

■■■

"Ke mana lagi aku harus mencari Widya dan anakku? Aku sangat merindukan mereka" Chandra mengeluarkan foto pernikahannya dengan Widya. Tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

Wanita Tangguh (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang