12. Rencana kedua

601 64 7
                                    

Widya tengah berada di dapur. Ia sedang memasak sup ayam untuk menu makan malam untuk suami dan kedua anaknya. Setelah matang, ia mencicipi rasa sup ayam yang ia buat.

"Kurang sedikit penyedap rasa." Kemudian ia menambahkan sedikit penyedap rasa ke panci berisi sup ayam. Ia mengaduk sup ayam tersebut kemudian mencicipi kembali sup tersebut, "Alhamdulillah pas!"

"Widya," panggil Mahesa dengan lembut.

"Iya Mas?" sahut Widya.

"Sudah kubilang jangan memanggilku dengan sebutan Mas. Aku lebih suka kamu memanggilku dengan namaku atau tak, dengan sebutan ayah." Mahesa kemudian mencubit gemas pipi Widya.

"Ternyata ada yang sedang berpacaran di dapur. Mama dan Ayah romantis sekali." celetuk Reyhan.

Mahesa dan Widya hanya menggeleng dan tersenyum. "Mama tak sedang berpacaran. Mama sedang memasak Nak."

"Mama sedang memasak sembari berpacaran dengan Ayah."

Evano datang ke dapur. Kemudian menghampiri ibunya.,"Mama, Mama, Mama. Lihat tempat kuas Evano tidak? Lihat tidak? Lihat tidak? Evano lupa menaruhnya. Evano lupa. Benar-benar lupa. Sungguh Evano tak mengingatnya. Sunggu. Sungguh. Benar-benar lupa Evano." Kemudian Evano memukul-mukul kepalanya dengan tangannya karena ia lupa menaruh tempat kuasnya.

"Jangan melukai dirimu Nak!" Mahesa menahan tangan Evano agar tak menyiksa dirinya.

"Jangan seperti ini! Mama tak suka jika Evano menyiksa diri Evano. Lupa adalah hal yang wajar Nak. Kita cari sama-sama tempat kuas Evano." ucap Widya dengan lembut.

"Reyhan, tolong lanjutkan masak! Mama mau mencari tempat kuas milik Kak Evano."

"Baik Mama!" Reyhan melanjutkan masak sayur sop dan menu lainnya. Sedangkan Widya dan Mahesa membantu Evano untuk mencari tempat kuasnya.

Pertama, Widya mencari tempat kuas Evano di ruang lukis. Widya menggelengkan kepala saat melihat ruang lukis anaknya berantakan. Karena ia tahu, ini Evano yang memberantaki ruangan tersebut saking kesalnya karena benda yang Evano cari tidak ketemu. Widya mulai mencari ke sudut-sudut ruangan dengan teliti.

Matanya terfokus pada tempat silinder yang terbuat dari plastik dan tertutupi oleh kanvas putih. Kemudian ia mengangkat kanvas tersebut dan menemukan tempat kuas milik Evano.

"Nak, ini tempat kuasmu. Ternyata tertutupi oleh kanvas putih yang baru kamu beli." Widya kemudian memberikan tempat kuas tersebut pada Evano.

"Terima kasih Mama. Terima kasih Mama. Evano tadi lupa. Evano lupa. Lupa. Ternyata tempat kuas tertutupi kanvas."

"Sekarang Evano rapikan ruangan ini agar enak dipandang!" titah Widya dengan lembut.

"Baik Ma. Mama jangan marah. Evano tahu Evano salah. Tapi Mama jangan marah. Evano tak suka."

■■■

"APA?!!! IBU TAK SETUJU KAMU MENGAMBIL ANAK AUTIS ITU! UNTUK APA KAMU MENGAMBIL ANAK AUTIS ITU DARI WIDYA? BIKIN MALU KELUARGA!" ucap Fara setelah mendengarkan rencana anak tunggalnya untuk mengambil paksa Evano dari Widya. Dan, sebuah fakta bahwa anak pertama Chandra dan Widya menderita autis membuat Fara semakin tak setuju dengan rencana Chandra.

"Kalau kalian mau adopsi anak, cari anak yang lain!" tegas Fara.

"Widya benar-benar wanita yang tak becus mengurusi anaknya. Syukurlah, kamu sudah bercerai dari Widya. Malu Ibu jika memiliki cucu autis."

Roseline meneteskan air matanya saat ibu mertuanya mengatai Widya sebagai wanita yang tak becus mengurus anak. Apakabar dengan dirinya yang tak bisa menjadi seorang ibu? Seorang wanita yang tak bisa melahirkan seorang anak.

Wanita Tangguh (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang