10. Rencana Licik Chandra

713 69 3
                                    

Vote sebelum membaca!

🌱

Langit Jakarta sedikit mendung. Sepertinya hari ini akan turun hujan. Cuaca beberapa hari ini juga sedang tak bersahabat. Tak lama kemudian, hujan deras turun membasahi bumi. Angin kencang juga datang menambah udara yang tadinya dingin menjadi dingin.

Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Jakarta masih dilanda hujan deras beserta angin kencang.

"Ya Allah Widya sangat khawatir dengan anak-anak. Sudah pukul 4 sore, anak-anak belum juga pulang."

Widya sangat khawatir dengan anak-anaknya yang masih berada di luar.

"Mungkin anak-anak menunda pulang sekolah sampai hujannya terhenti." ucapnya menenangkan diri.

"Assalammualaikum, Bu Widya?" Seorang karyawan wanita datang dan memasuki ruang Widya. Wanita itu adalah Selly, karyawan bagian keuangan di toko Widya.

"Ibu, ini laporan hasil penjualan 3 bulan ini. Alhamdulillah, hasil jualan meningkat pesat."

"Syukurlah, alhamdulillah"

"Sebagai ucapan syukur, saya akan mengadakan tasyakuran di toko ini. Hari Minggu esok sampai hari Senin, kita libur. Hari Minggu saya akan mengajak kalian makan-makan di restoran dan menginap semalam di daerah Puncak-Bogor."

"Terima kasih banyak Bu."

"Sama-sama."

■■■

Baju Reyhan dan Evano basah kuyup karena kehujanan. Mau tak mau mereka berteduh di halte bus sambil menunggu kendaraan umum yang lewat.

"Hujannya seram Rayhan. Kakak takut. Kakak takut. Evano takut anginnya sangat kencang. Mama, Evano takut."

Evano sangat ketakutan melihat hujan berserta angin yang kencang. Evano benar-benar sangat ketakutan.

"REYHAAAN!!!" teriak Evano saat sebuah dahan pohon dekat halte tersebut patah dan jatuh di hadapan Evano.

Evano semakin ketakutan. Reyhan sedikit kewalahan menghadapi kakaknya yang mulai menangis karena ketakutan.

Reyhan kemudian memeluk dengan erat tubuh kakaknya. Berharap rasa takut yang dialami kakaknya berkurang. "Kakak jangan takut! Reyhan di sini Kak!" Rayhan berusaha untuk menenangkan kakaknya.

Tak terasa hujan sudah mulai mereda perlahan-lahan. Wajah Evano masih menunjukan ekspresi rasa takut.

"Jangan takut Kak! Hujan sudah berhenti." Reyhan berucap dengan lembut.

■■■

Waktu maghrib telah tiba. Jam menunjukan pukul 18 lewat 10 menit. Hari sudah gelap, tetapi kedua anak Widya masih belum pulang ke rumah.

"Ya Allah, Widya takut terjadi apa-apa pada kedua anak Widya." perasaannya semakin risau karena kedua anaknya tak kunjung pulang.

Sebuah mobil terhenti di depan rumah Widya. Kemudian Widya menghampiri mobil tersebut.

"Tante Widya!" sapa Nanta.

"Nanta. Apa ada Evano dan Reyhan di dalam mobil?" Nanta mengernyit bingung dengan ucapan bibinya.

"Tante, Reyhan dan Kak Evano tak ada di mobil." Mendengar jawaban Nanta, Widya meneteskan air matanya.

Wanita Tangguh (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang